*Tidak Tenang Karena Utang*

0
1033

*Tidak Tenang Karena Utang*

Terdapat dalil yang menegaskan bahwa mayit merasa sangat tidak tenang,
ketika dia memiliki utang, hingga hutang itu dilunasi.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻧَﻔْﺲُ ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻦ ﻣُﻌَﻠَّﻘَﺔٌ ﺑِﺪَﻳﻨِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘﻀَﻰ ﻋَﻨﻪُ

“Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai (utang itu) dilunasi.”

(HR. Turmudzi 1078, Ibnu Majah 2413, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalam hadits lain, dari Jabir bin Abdillah, beliau menceritakan,
Ada seseorang yang meninggal.

Kami memandikannya, memberinya minyak wangi, dan mengkafaninya.
Kemudian kami bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar
beliau menshalatinya.

”Mohon anda menshalatinya.” pinta kami.

Beliaupun melangkah satu langkah. ”Apakah dia punya hutang?”
tanya Nabi. ”Ada, dua dinar.” jawab kami.
Tiba-tiba beliau kembali.
Hingga Abu Qatadah siap menanggung hutangnya. “Dua dinar tanggunganku.”

Kata Abu Qotadah. “Menjadi tanggungan orang yang berutang dan mayit telah lepas tangan?” tanya Nabi. “Ya, siap.” Jawab Jabir.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersedia menshalati jenazahnya.
Keesokan harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Qatadah, ”Bagaimana dengan dua dinar?” ”Dia baru meninggal kemarin.”
kata Abu Qatadah.

Besoknya, Abu Qatadah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Telah saya lunasi.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﻟْﺂﻥَ ﺑَﺮَﺩَﺕْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺟِﻠْﺪُﻩُ ”

Sekarang, kulit mayit sudah menjadi dingin.”

(HR. Ahmad 14536, Hakim 2346, dan dishahihkan Ad-dzahabi dan Syuaib al-
Arnauth).

Di mana mayit mengalami kepanasan karena hutang yang belum dibayar?
Tentu saja di alam kuburnya, bukan di alam nyata.

Demikian, Allahu a’lam.

Sumber : Ummu Fahrian Ida

 

Tinggalkan Balasan