Beda Zaman Tapi Esensi Sama
Inilah kehidupan zaman jahiliyah. Kehidupan bangsa arab sebelum hadirnya Rosulluloh Muhammad mengalami kekacuan luarbiasa. Kekacauan menjalar kemana mana hamper disetiap sendi kehidupan. Termasuk di sendi social kemasyarakatan bangsa arab.
Kehidupan social kemasyarakatan kaitanya dengan hubungan lawan jenis sangatlah rendah. Kemaksiatan dimana mana, tak sulit untuk menemukanya. Bahkan ada rumah seorang perempuan yang didepanya di tancapkan bendera, sebagai tanda wanita siap “didatangi” oleh para pria. Menunggu sampai melahirkan, kemudian di undanglah ahli nasab untuk menentukan siapa bapak dari bayi yang dikandung. Apabila suda ketemu, si bapak harus bersedia menikahinya.
Beda zaman tapi esensi sama, berzina,,,,
Zaman telah terulang kembali, bukan waktunya tapi perilakunya. Apa yang terjadi pada masalalu seolah diputar kembali dengan cara yang lebih gila. Pada zaman Rosulullah tak ada sertifikasi pelacur, kini itu semua ada. Belum lagi prostitusi online yang pada akhirnya berujung nyawa. Akibatnya banyak anak remaja yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) tahun 2013 telah terjadi 64 kasus kehamilan tak di inginkan di Jawa Tengah. Data ini cukup miris dan perlu kita cegah agar tidak semakin bertambah.
Cintai aku dengan caraMu
“ Mencintai tak harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Atau mempersilahkan. Ini pengorbanan” ( Salim A Fillah)
“Rayakan cinta dengan menikah agar tiada zina. Sentuhan tanganmu berpahala. Cumbu rayumu menggugurkan dosa” (bangjun)
Kita sudah diberi contoh terbaik oleh Nabi kita. Apabila sudah mampu maka bersegeralah menikah. Dan bila tak mampu maka berpuasalah. Barangsiapa melaksanakan sunahnya maka selamatlah dunia akhirat. Tak ada lagi zina apabila manusia ingat pada sang Kuasa.
Sumber : Gaul Fresh