Jombang, Cyberdakwah — Indonesia kaya dengan suku, ras, agama dan antar golongan. Kendati memiliki banyak keragaman, suasana rukun menjadi hal penting di negeri ini. Hal tersebut terjadi karena antara warga memiliki solidaritas dan saling menghargai perbedaan yang ada.
Ini juga yang ingin diraih dari acara anjangsana sejumlah warga Puger ke Jombang Jawa Timur. Ada tiga agenda yang dilakukan komunitas warga tersebut saat berkunjung ke kota santri ini. Yang pertama adalah ke PC Lakpesdam NU Jombang, kemudian ke makam KH Abdurrahman Wahid dan diakhiri bertemu kelompok Gusdurian.
Hal ini sebagaimana disampaikan Yenny Lutfiana kepada media ini, Sabtu (23/5/2015). āKe PC Lakpesdam NU Jombang rombongan belajar bagaimana mengelola dana di Credit Union (CU) yang dimiliki lembaga ini,ā kata Yenny, sapaan akrabnya.
Ke makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sejumlah peserta bertawassul dan mengunjungi tokoh perdamaian. āSedangkan ke Gusdurian Jombang, kami ingin belajar bersama mengenai hidup dalam keberagaman,ā kata alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
50 warga Puger Jember ini, didampingi oleh PW Lakpesdam NU Jawa Timur dalam melaksanakan program peduli. Misi program ini adalah untuk mengambangkan inklusi sosial. āYaitu memberikan ruang dan penghargaan bagi kelompok minoritas di Indonesia termasuk minoritas agama dan kepercayaan,ā tandas Yenny.
Untuk di Jawa Timur, yang terpilih adalah Puger Jember. āKarena beberapa tahun terakhir ini di Puger terjadi konflik kelompok yakni antara Sunni dan Syiah,ā ungkap jebolan Pascasarjana Unair Surabaya ini.
Kegiatan program peduli ini atas kerjasama antara PP Lakpesdam NU dengan The Asian Foundation dan Pemerintah Australia. āSetidaknya ada 13 kota di Indonesia yang dipilih dalam program peduli ini,ā pungkasnya. (s@if)