Kasus dan Fakta: Kekacauan Dalam Aktifitas Seseorang
Terkadang ada seseorang yang (sering) terlambat mengerjakan shalat di masjid, atau tertinggal beberapa rakaat saja karena kebiasaan terlambat dalam menghadiri shalat berjamaah. Keterlambatan ini dikarenakan beberapa faktor berikut: tidak bersegera berwudhu kecuali ketika iqomat dikumandangkan atau setelah itu. Atau faktor lain, lantaran masih hanyut dalam bacaan atau tulisannya dan ingin menyelesaikannya. Atau juga, bisikan syaithan pada jiwanya bahwa imam biasa datang terlambat, maka tidak perlu bersegera mempersiapkan diri untuk shalat.
Ketidaktentuan waktu istirahat (tidur) pun menyumbang hilangnya waktu dengan sia-sia dan terakumulasinya pekerjaan. Ada orang yang memiliki jam tidur tidak menentu, kadang setelah Subuh, ba’da Maghrib, usai shalat Ashar, terkadang malah tidak tidur sama sekali, menghabiskan waktunya untuk begadang.
Ada juga orang yang tidur sangat lama sehingga melalaikannya dari kewajiban atau aktifitas yang bila ditunda akan berdampak buruk baginya.
Kekacauan jadwal istirahat seperti ini akan melumpuhkan himmah (semangat hidup)nya dan membuang waktunya percuma. Bahkan mungkin saja, rasa malas, berat beraktifitas akan selalu menggelayuti kepalanya.
Dalam kasus lainnya, menunda penyelesaian satu kebutuhan dan tanggung-jawab atau menyerahkannya kepada orang yang tidak paham dan tidak ahli, atau mengerjakannya sebagian saja. Akibatnya, pekerjaan akan bertumpuk-tumpuk dan pikiran tetap tegang.
Tidak adanya agenda yang jelas juga kadang-kadang membuat orang merasa terlalu sibuk untuk mengunjungi kaum kerabatnya (silaturahmi). Padahal bila berkunjung ke rumah teman-temannya, ia masih bisa. Akibatnya, hubungan silaturahmi sedikit demi sedikit renggang karena tidak dijalin dengan baik, dengan alasan, “Saya sibuk”.
Sebagian orang, banyak menghabiskan waktunya dalam permainan dan penyegaran tubuh dan jiwa (refreshing), bermain sepak bola, dan bermain game misalnya. Jika diingatkan, ia berdalih dengan permainan yang dilakukan oleh Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam (?!).
Semua masalah ini dapat diatasi – setelah kemudahan dari Allâh Ta’âla – dengan pengaturan waktu, penjadwalan kegiatan dan perencanaan yang matang.
Faktor-faktot penyebab kesemrawutan dalam hidup seseorang
Agar dapat mulai menata hidup dan aktifitas dengan baik, seseorang mesti mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya ‘penyakit’ kekacauan dalam hidupnya, yaitu:
1. Virus taswiif, suka menunda-nunda pekerjaan.
2. Tidak menghargai waktu.
3. Tidak menyadari tanggung-jawab dan segala urusannya
4. Tidak memahami skala prioritas.
5. Cepat menganggap satu masalah terlalu sulit.
6. Tidak peduli dengan hidupnya (cuek).
7. Dirundung putus asa dan tidak berpikir jernih
8. Tergesa-gesa mengambil keputusan.
9. Mengambil keputusan dengan pikiran yang keruh yang akan mengakibatkan munculnya keputusan yang pincang.
10. Terlalu optimistis dan menggampangkan masalah sehingga membuat orang santai dalam menuntaskan keinginannya.