Puasa Sebulan, Pahala Sejuta Bulan. Anda Mau?
Wooow, alhamdulillah segarnya!
Lega deh, haus dan laparnya kini telah sirna, enak nian masakan ibu sore ini!
Dua ungkapan di atas hanyalah tebak reka saya tentang ungkapan yang keluar dari lisan anda seusai menyantap hidangan buka puasa anda.
Dua ungkapan yang menggambarkan betapa nikmatnya hidangan buka puasa anda. Di saat yang sama dua ungkapan di atas juga menggambarkan betapa bahagia dan senangnya hati anda dengan acara buka puasa anda.
Betapa tidak setelah melalui satu siang yang berat, haus, lapar, dan letih bercampur baur menjadi satu, sekarang anda berhasil melepaskan semuanya.
Betapa indahnya gambaran anda yang sedang berada di tengah-tengah keluarga tercinta, bersama-sama menikmati hidangan buka puasa anda.
Rasa bahagia yang anda temukan ditengah-tengah keluarga anda pada saat berbuka puasa hanyalah sebagian kecil dari kebahagiaan yang tersimpan di balik ibadah puasa anda.
Kebahagiaan yang belum anda rasakan masih terlalu besar.
Semoga anda bersama keluarga anda berhasil menemukan sisa kebahagiaan yang terpendam di balik ibadah puasa anda.
Anda ingin tahu apa kebahagian bagian kedua yang seyogyanya anda nikmati bersama keluarga anda? Temukan jawabannya pada sabda Rasulullah berikut:
(لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ) متفق عليه
“Orang yang berpuasa akan menikmati dua kebahagiaan : bila ia berbuka puasa ia berbahagia, dan bila kelak ia berjumpa dengan Tuhan-nya iapun kembali berbahagia dengan puasanya.’
Muttafaqun ‘alaih
Saudarakku!
Coba sekali lagi anda membayangkannya kembali senyum yang terkulum di bibir anda di saat anda menyantap hidangan buka puasa anda.
Indah bukan?
Akan tetapi, tahukah anda bahwa di sekitar anda masih banyak saudara-saudara anda seiman dan seakidah, walaupun azan Maghrib telah berkumandang, tidak dapat merasakan nikmat dan bahagianya berbuka puasa.
Apalagi turut merasakan indahnya senyuman seperti yang anda rasakan. Isak tangis anak-anak mereka saja tak kuasa mereka hentikan.
Tahukah anda apa sebabnya?
Sebabnya sepele; yaitu walaupun azan telah dikumandangkan, ternyata mereka terpaksa meneruskan puasa mereka.
Rasa lapar berkelanjutan, haus berkepanjangan, dan letih tak kunjung sirna. Betapa tidak, tidak sesuap nasipun yang dapat mengusir rasa lapar mereka, apalagi hidangan makanan yang lezat dan beraneka ragam.
Seteguk air putihpun tidak mereka miliki, apalagi berbagai jus dan minuman segar lainnya.
Tidakkah anda dapat membayangkan betapa berat penderitaan mereka?
Tidakkah pintu hati anda terketuk untuk turut menyertakan mereka dalam kebahagiaan anda ketika berbuka puasa.
Jangan khawatir saudaraku! Uluran tangan anda kepada mereka tidak akan sirna begitu saja.
Bahkan kebahagiaan puasa anda akan semakin berlipat ganda, dengan menyertakan mereka dalam kebahagian berbuka puasa.
(مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا ) رواه الترمذي وابن ماجة وابن خزيمة وصححه الألباني
“Barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang tersebut tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa itu.”
Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani
Bayangkan!
Andai anda memberi makanan untuk berbuka puasa kepada sepuluh orang, maka anda mendapatkan pahala sebesar pahala puasa kesepuluh orang tersebut.
Semakin banyak yang anda beri, maka semakin banyak pula pahala yang anda dapatkan.
Saudaraku! sudah berapa banyakkah orang yang anda beri makanan buka puasa?
Mumpung kesempatan masih terbuka lebar, bergegaslah saudaraku untuk berlomba-lomba merebutkan kesempatan menumpuk pahala di sisi Allah ini.
Saudaraku!
coba bayangkan betapa beruntungnya diri anda, bila pada bulan puasa ini yang hanya berjumlah 30/29 hari, anda berhasil mengumpulkan pahala puasa beribu-ribu hari!
Selamat berjuang mengumpulkan pahala puasa sebanyak mungkin, semoga berhasil.
Shalawat dan salam tidak lupa untuk kita haturkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Wallahu a’lam bishshawwab.
Wassalamu’alaikum
☆☆☆☆☆
Oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri, MA hafidzahullah