Ibadah dengan Cinta

0
945

Kata cinta sering kita dengar dan kita ucapkan setiap hari. Banyak orang medifinisikan tentang cinta. Jika kita berbicara soal cinta pasti tidak akan ada habisnya bahkan kita tahu bahwa hampir semua lagu-lagu yang diciptakan oleh musisi-musisi ternama di dunia ini bertemakan cinta. Pada dasarnya perngertian cinta sangatlah sulit untuk diungkapkan, sangat sulit untuk diartikan namun setidaknya kita bisa mendifinisikan melaui pendekatan ciri-cirinya. Salah satu definisi cinta diungkapkan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziah dalam bukunya Madarijus Salikin bahwa cinta adalah mengutamakan yang dicintai dari pada yang lainnya.(Madarijus Salikin: Jilid II/401)

luruskan-aqidah-murnikan-ibadah-ikhlaskan-niat

Cinta merupakan fitrah yang Allah berikan kepada manusia. Tanpa cinta hidup manusia akan terasa hambar. Cinta merupakan alasan terkuat seseorang dalam melakukan sesuatu. Kita tahu bahwa seorang ibu rela bekerja siang dan malam hanya untuk memberi sesuap nasi untuk anaknya. Bahkan seorang ibu rela bekerja sebagai pemulung untuk mengumpulkan uang agar bisa menengok keadaan anakya yang tinggal di kota karena begitu besar cintanya dan begitu rindunya seorang ibu kepada anakya. Seseorang akan rela berkorban demi yang dicintainya. Lalu apa kaitannya cinta dengan beribadah kepada Allah?

Setidaknya ada empat tingkatan  manusia dalam melakukan ibadah jika dilihat dari fenomena yang terjadi di sekitar kita.

Pertama, yaitu orang yang beribadah karena terpaksa. Beribadah karena terpaksa atau dipaksa merupaka tingkatan yang paling rendah ketika seseorang beribadah bahkan sangat boleh jadi dia beribadah niatnya bukan karena Allah, namun karena takut dihukum, takut dimahari sehingga ia melakukan ibadah.

Kedua, yakni orang beribadah karena takut dosa. Allah masih memperbolehkan seorang hamba beribadah karena takut akan hukuman dari Allah. Namun orang yang beribadah dalam tahap ini ia akan melakukan ibadah hanya sekedar untuk menggugurkan kewajibannya, sehingga orang yang beribadah pada tahap ini akan cenderung untuk melakukan ibadah-ibadah yang wajib saja tanpa melakukan ibadah yang Sunnah.

Ketiga, yaitu orang yang beribadah karena ingin mendapatkan pahala. Tingkat ini merupakan tingkatan yang lebih tinggi dari tingkat sebelumnya. Orang yang beribadah karena ingin mendapatkan pahala ia akan melakukan berbagai ibadah yang kiranya akan mendatangkan pahala baginya. Ia tidak hanya melakukan ibadah yang wajibnya saja, namun juga ia mengerjakan ibadah-ibadah yang Sunnah.

Keempat, yakni orang yang melakukan ibadah karena rasa cintanya kepada Allah SWT. Tingkatan ini merupakan tingkatan teringgi dari seorang hamba dalam beribadah kepada Allah. Orang yang beribadah pada tahap ini melakukan ibadah bukan karena takut dosa ataupun ingin mendapatkan pahala, namun karena cintanya kepada Allah.

Oleh : M. Abdut Tawwab

Tinggalkan Balasan