Di era sekarang ini, ada beberapa orang atau kelompok yang dengan gampang menyalahkan keislaman kelompok lain. Kelompok ini sering melontarkan alasan bahwa amaliyah yang dilakukan tidak ada dasar alias tanpa bersandar pada Al-Qur’an dan Hadits.
Entah karena terlalu semangatnya dalam beragama atau masih baru belajar dan merasa sudah mengetahui seluruh dasar hukum Islam, kelompok ini dengan gampang melontarkan tuduhan.
Ngaji Ahad (Jihad) Pagi edisi 6 September 2015 di Pringsewu Lampung kali inimengangkat tema seputar Al-Qur’an dengan membedah Bab I kitab Al Muqtatofat Li Ahlil Bidayat yang merupakan Karangan KH Marzuki Mustamar. Pengajian disampaikan oleh Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufiqurrahim.
Masih hangat peristiwa Bacaan Al Quran menggunakan langgam nusantara yang menyebabkan pro kontra di tengah masyarakat. Muncul lagi yang terbaru pernyataan dari salah seorang artis yang menganggap bahwa tidak ada dalilnya mengirim fadhilah ayat Quran kepada orang yang sudah meninggal.
Selain hal tersebut, ada kelompok yang menyatakan bahwa tidak ada manfaatnya membaca Qur’an namun tidak mengetahui maknanya.
Hal hal seperti inilah yang perlu untuk mendapatkan pencerahan sehingga cakrawala akan terbuka serta dapat merasa semakin pentingnya kita untuk terus belajar lebih dalam lagi.
Dalam kitab Al Muqtatofat Li Ahlil Bidayat tersebut diterangkan secara rinci banyak dalil yang menyatakan bahwa ada pahala bagi orang yang membaca Qur’an walaupun tidak mengetahui makna dari ayat yang dibacanya. Sedangkan yang bisa membaca dan mahir ilmu Quran akan mendapatkan pahala yang lebih.
” Orang yang mahir quran akan bersama Malaikat dan yang masih belajar dan kesulitan atau terbata dalam membaca, baginya dua pahala,” terangnya mengutip salah satu hadits Nabi.
Oleh karena itu Taufiq mengajak jamaah untuk disamping bisa membaca Al-Qur’an juga seyogyanya terus berusaha mendalami ilmu Quran. Jika memahami Al-Qur’an dengan baik, maka kita tidak akan mudah menyalahkan orang lain yang berbeda amaliyahnya dengan kita.
Sambil belajar memahami Al-Qur’an, para jamaah juga diharapkan dapat membudayakan tadarus Al-Qur’an di rumah, meskipun sebagian belum memahami maknanya.
“Mari budayakan tadarus al-Qur’an di rumah. Insyaallah dengan membudayakan tadarus hati tentram dan rumah akan dibarokahi oleh Allah SWT,” pungkasnya.
Sumber : NU Online