Surabaya, Cyberdakwah — Aksi brutal Islamic State of Iraq and Siria (ISIS) menuai kecaman banyak kalangan. Dan gerakan merusak atas nama agama tersebut ternyata semakin menyebar. Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin NKRI akan terancam.
Indonesia adalah sebuah bangsa yang majemuk. Karenanya tidak mungkinkan negara ini menjadi sebuah negara agama tertentu. Sejumlah konflik atas nama agama hendaknya dapat dihindarkan. Untuk mencegah itu, mahasiswa dan pemuda Islam Surabaya mengajak agar tidak terpengaruh kelompok radikal.
Seruan tersebut disiarkan sejumlah elemen kaujm muslim seperti IPNU, IPPNU, Ansor, Fatayat dan PMII dalam aksi damai yang digelar di Taman Bungkul dan Masjid Nasional Akbar Surabaya, Ahad (20/9) pagi. Mereka mengatasnamakan Masyarakat Cinta Damai, Mahasiswa Peduli Bangsa, dan Garda Indonesia.
Dalam aksinya di tengah-tengah pengunjung car free day di Taman Bungkul, peserta aksi membentangkan spanduk dan poster seruan Islam damai. Mereka meminta masyarakat mewaspadai gerakan kekerasan mengatasnamakan jihad untuk agama, seperti ISIS.
Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa warga Surabaya adalah toleran. “Oleh karena itu, kami melakukan kampanye damai dan positif dengan menyebarkan poster ke seluruh pelosok Surabaya dan sekitarnya untuk penyegaran kembali sikap toleransi,” jelas Fajar Shodiq, koordinator Masyarakat Cinta Damai.
Sedangkan koordinator Mahasiswa Peduli Bangsa, Eko Supriyanto menandaskan bahwa Islam itu merangkul, bukan memukul. Islam itu membina dan memakai hati, bukan menghina dan mencaci maki. “Karena itu kami menyerukan bahwa arek muslim Suroboyo cinta damai, menolak kekerasan atasnama agama,” tandasnya.
Seruan Islam anti kekerasan ini juga sebagai respons atas adanya ratusan warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS. Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj di acara Kongres Fatayat NU di Asrama Haji, Sabtu (19/9), mengatakan, ada 800 WNI yang bergabung dengan ISIS, 30 orang di antaranta dilaporkan tewas.
“Ini bukti Indonesia juga jadi incaran ISIS dalam merekrut anggota. Karenanya kami ajak warga Surabaya ikut mencegah dan tidak terpengaruh ajakan ISIS,” pungkas Eko. (s@if)