Al Kisah, Imam Syaqiq Al Balkhi membeli buah semangka untuk istrinya. ketika disantapnya ternyata buah semangka tersebut terasa hambar. Sang istri pun marah.
.
Imam Syaqiq menanggapi amarah istrinya itu, beliau bertanya dengan halus:
“Kepada siapa kau marah ? Kepada pedagang buah itu ? Kepada pembelinyakah ?
Kepada petani yang menanamnya?
Atau yang Menciptakan Semangka itu ?” Tanya Imam Syaqiq. Istri beliau terdiam.
.
Sembari tersenyum, imam Syaqiq melanjutkan :
“Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik. Seorang pembeli pasti membeli sesuatu yang terbaik pula. Seorang petani tentu merawat tanamannya agar bisa
menghasilkan yang terbaik. Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa tidak lain kepada yang Menciptakan semangka itu”.
.
Nasehat imam Syaqiq menembus sanubari hati istrinya. Sang istri terperangah.
Terlihat butiran air mata menetes di kedua pelupuk matanya.
.
“Bertaqwalah wahai istriku. Terimalah apa yg sdh menjadi ketetapan-Nya.”
.
“Mendengar ucapan suaminya itu, sang istri merunduk menangis, mengakui kesalahannya dan ridla dg apa yang telah Allah tetapkan.”
.
*Imam Syaqiq Al Balkhi, Guru para Sufi (wafat 194 H / 810 M)
Sumber : Santri.net