Selama ini, lukisan-lukisan bertema pesantren sangat jarang mendapat perhatian. Pesantren hanya dilihat sebagai lembaga pendidikan, yang tidak banyak menampilkan narasi estetik maupun keindahan dalam khazanah tradisinya. Padahal, pesantren juga memiliki khazanah kesenian yang kaya, di antaranya dalam tembang, syair dan lukisan.
Untuk mengenalkan khazanah kesenian pesantren, khususnya lukisan, NU Gallery berusaha menjadi pionir dengan menghadirkan pameran-pameran di beberapa lokasi. NU Gallery dibentuk, sebagai gallery dengan manajemen, event organizer, komunikasi dengan pelukis-pelukis, hingga menyelenggarakan agenda-agenda workshop untuk mencari pelukis muda berbakat dari pesantren. NuGallery dapat diakses melalui website www.nugallery.net.
H. Ubaidillah, Lc dari NU Gallery, menyampaikan bahwa NU Gallery dibentuk tidak sekedar untuk menjadi penyelenggara pameran. “Kami tidak hanya menjadi event organizer dalam pameran dan lelang lukisan. Justru, kami ingin menjadi yang pertama sebagai gallery dengan manajemen professional, yang mengenalkan khazanah pesantren berupa karya-karya lukisan, agar dikenal publik secara luas,” tegas H.Ubaidillah, yang akrab disapa Ra Ubaid.
Dalam waktu dekat, NU Gallery akan mengadakan pameran dan lelang lukisan bertema Santri Nusantara. Agenda pameran ini, dalam rangkaian Puncak Kirab Hari Santri Nasional, diselenggarakan pada Kamis (22/10), di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta.
“Pameran lukisan NU Gallery ini kami selenggarakan untuk memeriahkan acara puncak Kirab Hari Santri Nasional. Sebelumnya, Kirab Hari Santri Nasional dimulai sejak 18 Oktober di Surabaya sampai garis finish pada 22 Oktober di Tugu Proklamasi, Jakarta,” terang Ra Ubaid.
Pada pameran kali ini, NU Gallery akan menampilkan karya-karya istimewa dari KH. Mustofa Bisri (Gus Mus), KH. Munawir, Toto Ms, dan KH. Zawawi Imron. Pelukis Toto Ms menggarap karya istimewa bertajuk “Hadratus Syaikh”, yang merupakan karya lukisan sosok KH. Hasyim Asy’ari yang menjadi gurunya santri di Nusantara. Selain itu, pada acara pameran, KH. Zawawi Imron, juga akan orasi puisi “Resolusi Jihad” dan melukis ekspresif dalam waktu 10 menit.
Sumber : NU Online