Kesalehan Sosial Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

0
447

Kesalehan Sosial Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

Keimanan tidak selamanya diukur berdasarkan jumlah ibadah seorang kepada Allah SWT. MeskipunĀ  ada orang yang percaya kepada Tuhan dan dia rajin beribadah, baik ibadah wajib maupun sunah, belum tentu apa yang dilakukannya itu menunjukan kesempurnaan iman. Sebab Islam tidak hanya meminta umatnya percaya kepada Tuhan, kemudian beribadah terus-menerus, tetapi juga meminta kita untuk peduli dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Sesungguhnya keimanan berkait kelindan dengan kepekaan sosial. Semakin tinggi derajat keimanan seorang seharusnya tingkat sensitifnya terhadap problem keumatan juga semakin meninggi.

Hal ini tercermin dalam diri Nabi Muhammad SAW. Selain tekun beribadah, Beliau juga terlibat aktif dalam menuntaskan problem keumatan yang terjadi di negerinya.

Iman kaum beriman perlu dipertanyakan bila hatinya tidak terpanggil sedikit pun untuk melakukan perubahan sosial. Keimanannya disangsikan jika tidak mau membantu saudara, tetangga, dan masyarakat miskin. Sementara kondisi finansialnya melebihi kebutuhan hariannya dan tidak bakalan jatuh miskin bila disumbangkan separuhnya untuk fakir miskin.

Syekh Abdul Qadir Jailani dalam Fathur Rabbani wal Faydur Rahmani mengatakan,

Ų„Ų°Ų§ Ų£Ų­ŲØŲØŲŖ Ł„Ł†ŁŲ³Łƒ Ų£Ų·Ų§ŁŠŲØ Ų§Ł„Ų£Ų·Ų¹Ł…Ų© ŁˆŲ§Ų­Ų³Ł† Ų§Ł„ŁƒŲ³ŁˆŲ© ŁˆŲ£Ų·ŁŠŲØ Ų§Ł„Ł…Ł†Ų§Ų²Ł„ ŁˆŲ§Ų­Ų³Ł† Ų§Ł„ŁˆŲ¬ŁˆŁ‡ ŁˆŁƒŲ«Ų±Ų© Ų§Ł„Ų§Ł…ŁˆŲ§Ł„ ŁˆŲ§Ų­ŲØŲØŲŖ Ł„Ų£Ų®ŁŠŁƒ Ų§Ł„Ł…Ų³Ł„Ł… ŲØŲ§Ł„Ų¶ŲÆ Ł…Ł† Ų°Ł„Łƒ ŁŁ‚ŲÆ ŁƒŲ°ŲØŲŖ ŁŁŠ ŲÆŲ¹ŁˆŲ§Łƒ ŁƒŁ…Ų§Ł„ Ų§Ł„Ų„ŁŠŁ…Ų§Ł†ŲŒ ŁŠŲ§ Ł‚Ł„ŁŠŁ„ Ų§Ł„ŲŖŲÆŲØŁŠŲ± Ł„Łƒ Ų¬Ų§Ų± ŁŁ‚ŁŠŲ±ŲŒ ŁˆŁ„Łƒ Ų£Ł‡Ł„ Ų§Ł„ŁŁ‚Ų±Ų§Ų” ŁˆŁ„Łƒ Ł…Ų§Ł„ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ Ų²ŁƒŲ§Ų©ŲŒ ŁˆŁ„Łƒ Ų±ŲØŲ­ ŁƒŁ„ ŁŠŁˆŁ… Ų±ŲØŲ­ ŁŁˆŁ‚ Ų±ŲØŲ­ŲŒ ŁˆŁ…Ų¹Łƒ Ł‚ŲÆŲ± ŁŠŲ²ŁŠŲÆ Ų¹Ł„Ł‰ Ł‚ŲÆŲ± Ų­Ų§Ų¬ŲŖŁƒ Ų„Ł„ŁŠŁ‡ŲŒ ŁŁ…Ł†Ų¹Łƒ Ł„Ł‡Ł… Ų¹Ł† Ų§Ł„Ų¹Ų·Ų§Ų” Ł‡Łˆ Ų§Ł„Ų±Ų¶Ł‰ ŲØŁ…Ų§ Ł‡Ł… ŁŁŠŁ‡ Ł…Ł† Ų§Ł„ŁŁ‚Ų±…

Artinya, ā€œJika kamu menyukai makanan enak, pakaian bagus, rumah mewah, wanita cantik, dan harta yang berlimpah, sementara pada saat yang sama kamu menginginkan agar saudara seimanmu mendapatkan kebalikannya, maka sungguh bohong bila kamu mengaku memiliki iman yang sempurna.

Wahai orang kurang akal! Kamu berdampingan dengan tetangga yang fakir dan memunyai sanak-saudara miskin, sedangkan kamu memiliki harta yang sudah layak dizakati, keuntunganmu berlipat ganda setiap hari, dan kamu memiliki kekayaan lebih.

Jika kamu enggan memberi dan menolong mereka, berarti kamu rela dengan kefakiran mereka.ā€

Nasihat yang disampaikan sulthanul auliyaā€™ ini tentu sangat menusuk batin kita. Sebagai seorang sufi agung, ternyata Syekh Abdul Qadir juga tidak hanya sibuk beribadah, tetapi juga perhatian terhadap masalah sosial. Bahkan, ia mengkritik keras umat Islam yang acuh tidak acuh dengan kondisi masyarakat sekitarnya. Dengan merenungi petuah ini, semoga keimanan kita mampu membuat kita semakin peka dengan problem keumatan. Wallahu aā€™lam (Hengki Ferdiansyah)

Sumber : Nu Online

Tinggalkan Balasan