Kira-kira, kenapa masih ada mantan kekasih sebelum menikah dengan pasangan yang pasti? Entah itu kekasih yang bersatus cinta bertepuk sebelah tangan atau yang memang sudah saling menjalin cinta. Hemmm… Mungki Tuhan sengaja mempertemukan kita dengan orang yang salah (mantan), sebelum disandingkan selamanya dengan orang yang tepat (pasangan hidup).
Nah, apa sesungguhnya yang dimaksud ‘tepat’ bagi dua anak manusia yang berjodoh? Apakah yang baik dengan yang baik? Sepertinya tidak selamanya yang baik dengan yang baik itu tepat, yang kemudian disebut jodoh. Karena ternyata ada yang tidak baik dengan yang baik menjadi jodoh dan hidup berpasangan hingga akhir hayat.
Artinya, ketika sama-sama baik bukan berarti baik untuk menikah dan hidup bersama. Semisal, si perempuan baik dan si laki-laki baik, lantas langsung dinikahkah dengan alasan sama-sama baik. Tidak seperti itu juga.
Kita memang baik dan dia juga baik, tapi belum tentu ketika hidup bersama menjadi baik juga. Atau, kita memang baik belum tentu kita baik untuk berpasangan dengan dia yang juga baik. Atau, menurut orang-orang kita dengan calon kita sudah serasi dan baik, belum tentu juga setelah menikah menjadi baik atau lebih baik. Atau, bahkan kita sendiri yang sudah merasa bahwa dia baik untuk dijadikan pasangan hidup. Atau sudah saling merasakan hubungan cinta sangat baik jika dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Tapi ternyata, tidak kan?!
Dalam kehidupan cinta yang berjodoh memang penuh misteri. Ada yang sudah saling mencintai dan sama-sama baik ternyata tidak jadi menikah atau menikah tapi umur pernihakannya tidak lama. Sebaliknya, ternyata menjadi nikah dan berlangsung hingga akhir hayat, padahal mereka tidak saling mencintai, bahkan yang baik hanya salah satunya saja.
Ada orang yang ragu dan takut pasangan hidupnya tidak baik. Sehingga dia pilah pilih pasangan. Bahkan karena saking takutnya, dia tidak mempercayai siapapun yang hadir mencintai dirinya. Mungkin karena terauma dengan pasang yang pertama. Akhirnya tidak jadi nikah sampai beberapa lama.
Dalam meraih atau berusaha apa saja, kita harus yakin. Berhati-hati boleh, asal jangan sampai membuat kita terjebak pada keraguan dan ketakuan yang keterlaluan. Jika memang mantap dan yakin, bismillah…Kita serahkan pada Allah sepnuh hati. Jika memang calon kita tidak baik dan tidak cocok untuk kita, kita doakan saja semoga dia bisa berubah seiring pernikahan yang telah dilaksanakan. Jika memang tidak bisa baik dan ternyata pernikahannya bertahan hingga hembusan terakhir, insyaallah kita ditakdirkan menjadi orang yang harus belajar bersabar dan ikhlas.
Satu hal yang harus kita ingat, ‘salah’ dalam hal tidak jodoh tidak terletak pada orangnya. Artinya, jika kita tidak jodoh dengan yang pertama, bukan berarti orang yang pertama salah atau tidak baik untuk kita, atau kita yang salah dan tidak baik untuk dia. Sesungguhnya tidak ada yang salah dalam perpisahan atau perceraian. Karena jodoh, siapa yang tahu? Gak ada. Bahkan, orang yang sudah memiliki anak bahkan cucu, tapi ternyata berpisah. Apa mereka yang sudah menjalin cinta sampai punya anak dan cucu sama sekali tidak memiliki kebaikan? Jodoh tidak berkaitan dengan yang baik dan yang baik atau tidak.
Di dalam jodoh ada unsur ilahiyah yang tidak bisa manusia ketahui. Cukup berdo saja, apabila kita telah menemukan seseorang yang kita harapkan, atau jika telah menikah dan dikaruniai putra-putri, atau bahkan belum menemukan belahan hati, semoga orang yang akan bersama kita atau yang sedang bersama kita saat ini adalah jodoh kita, sekarang dan selamanya. Amin…