Kisah Mbah Maimun Zubair dan Santri (Seorang Habib) yang Tawadhu’

0
1130

Muslimedianews.com ~ Cerita dalam cerita. Belum lama ini saya terlibat perbincangan dengan saudara saya di Kauman, Surakarta. Sambil menunggu tokonya, kami terhanyut dalam pembicaraan begitu hangat. Tiba-tiba, entah arah pembicaraannya kemana, lalu saudara saya ini bercerita tentang sosok Mbah Maimun Zubair, Sarang.

Dulu saya sering bolak-balik ke Bandung, ke tempatnya Habib Abdullah Zaky al-Kaff. Nah, suatu ketika Habib Zaky ini bercerita ke saya saat dirinya hendak mondok ke Mbah Maimun Zubair. Sebelum berangkat ke pondok, Habib Zaky dikasih tahu oleh pamannya, “Nanti kalau sudah di sana, jangan kasih tahu Mbah Maimun kalau kamu ini masih dzuriyah (cucu Nabi) ya?!”
Sesampainya di sana, Habib Zaky sowan ke Mbah Maimun Zubair. Kemudian, ia ditanya oleh Mbah Maimun, “Nama kamu siapa?”
“Nama saya Zaky,” jawab Habib Zaky menutup-nutupi jatidirinya. Selain juga karena wajah Habib Zaky tidak begitu ke-Arab-an. Walhasil, saat perkenalan para santri usai mulailah aktifitas seperti biasanya. Semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur dan beristirahat.
Singkat cerita, saat waktu tengah malam, kamar Habib Zaky digedor-gedor. Para santri pun kaget, ternyata yang menggedor-gedor pintu kamar adalah Mbah Maimun Zubair. “Mana yang namanya Zaky? Kamu tidak ngaku ya, kalau kamu masih dzurriyah Nabi?! Saya barusan didatangi Rasulullah di dalam mimpi. Lalu, Rasulullah berpesan kepada saya untuk nitip cucunya.”
Kemudian Mbah Maimun Zubair melanjutkan, “Kalau kamu masih tidak mengaku dzurriyah Nabi, pilih mana mondok di tempat saya atau keluar dari pondok saya?!” (Sumber: pustakamuhibbin.blogspot.co.id).

Tinggalkan Balasan