I’tikaf dan Ngopi!

0
556
I'tikaf dan Ngopi!
I'tikaf dan Ngopi!

Apa hubungannya I’tikaf dan Ngopi?

Para ulama sepakat bahwa i’tikaf adalah sunnah, kecuali jika orang bernadzar untuk i’tikaf.
Adapun waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir Rramadhan (10 hari terakhir) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Nabi SAW beri’tikaf pada 10 hari terakhir dari Ramadhan hingga wafatnya, kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau”.

I’tikaf sangat berkaitan dengan tidak tidur (سهر الليالي) karena itu butuh seperangkat atau wasilah agar kuat dari ngantuk yaitu kopi sebagaimana dialami Imam Abu Hasan asy-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyah.

Konon, Asy-Syadzili pernah diberi sebuah wiridan oleh gurunya agar diamalkan selama 40 malam secara berturut2 tanpa batal wudhu’. Nampaknya wiridan itu sulit dilakukan, akhirnya ia bermimpi bertemu Nabi Saw:
“wahai Abul Hasan, saya bawakan biji-bijian yang ada di tempatmu, tapi banyak orang belum tahu kegunaannya. Biji ini jemurlah, goreng hingga menjadi arang, kemudian tumbuklah sampai lembut, dan sesudah itu baru kau seduh dengan air mendidih. Maka hendak minumlah airnya setiap malam, insya Allah kamu tidak akan gantuk.”
Esoknya, ia tahu bahwa biji tersebut adalah biji kopi. Asy-Syadzili melaksanakan petunjuk Nabi, akibatnya ia menjadi orang pertama yang tahu kegunaan biji kopi, untuk jaga malam demi ibadah kepada Allah SWT.
Sejak itulah, ia dapat melakukan wiridnya selama 40 malam tanpa batal wudhu’, akibatnya pada umumnya orang terdahulu ketika mau minum kopi terlebih dahulu mengirim fatihah kepada Asy-Syadzili.

Selamat beri’tikaf dan minum kopi dengan mengrim fatihah kepada Imam Asy-Syadzili agar kuat beribadah kepada Allah Swt untuk menanti lailatul qadar….

Mojosari, 21 Juni 2017
Penulis,

KH. Dr. Nawawi Thabrani

Tinggalkan Balasan