Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Tengah H Aji Nugroho mengatakan, kontribusi dan peran Nahdlatul Ulama (NU) sangat besar dalam memposisikan Indonesia sebagai pusat peradaban baru Islam setelah kawasan timur tengah dilanda gejolak politik yang berkepanjangan sagat besar.
“Karena pemeluk agama Islam di sini mampu memaksimalkan nilai-nilai moderasi dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku tawasuth dan tasammuh yang diamalkan nahdliyin itu mampu meredam gejolak yang dipicu dari persoalan ikhtilaf dan dibingkai dalam narasi-narasi pertentangan oleh kelompok tertentu,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Aji dalam Seminar Internasional ‘Strategi Dakwah Wali Songo Dalam Mengembangkan Gerakan Moderasi Islam’ di Aula PP PAUDNI Ungaran Kabupaten Semarang, Jumat (28/2).
Menurutnya, di bawah bimbingan para kiai dan pesantren, warga NU sebagai komunitas terbesar di Indonesia mampu menunjukkan perilaku yang moderat dan toleran sekaligus membentengi diri dari ancaman dan pengaruh radikalisme yang menjadi pemicu gejolak, terlebih dikemas dalam balutan kepentingan politik praktis.
Dalam berbagai forum internasional lanjutnya, NU dengan spirit moderasinya diapresiasi sekaligus dinilai positif oleh kalangan ilmuwan dan tokoh dunia karena kekokohannya dalam membentengi umat sehingga tidak larut di bawah pengaruh berbagai ide transnasional.
“Saat mengikuti berbagai agenda di mancanegara, saya hampir selalu dibilangi oleh para akademisi muslim dunia bahwa Indonesia berpotensi menjadi pusat peradaban baru dunia Islam, setelah Timur Tengah porak poranda” ujarnya.
Dia menambahkan, alasan mereka karena di Indonesia ada NU yang melanjutkan, menjaga, dan mengembangkan strategi dakwah Wali Songo yang terbukti sangat efektif dalam mengislamkan masyarakat tanpa gejolak.
“Maka, sangatlah wajar kalau saat ini banyak pimpinan dunia yang membuka komunikasi dengan PBNU untuk berdialog tentang konsep moderasi dalam beraagama,” ungkapnya.
Salah seorang pimpinan Ppengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Thailand KH Hasanudin mengatakan, kian populernya model dakwah Wali Songo yang dikontektualisasikan para kiai NU sekarang ini juga didukung aktivitas para aktivis NU di luar negeri melalui PCI-PCI NU yang tersebar di penjuru dunia.
“Keberadaan PCI NU di mancanegara semakin mempercepat proses internasionalisasi gerakan moderasi Islam. Kehadiran sejumlah mahasiswa dan pekerja NU di luar negeri yang berperilaku moderat mengundang simpati warga negara setempat dan sesama warga asing lainnya,” tuturnya.
Karena itu lanjutnya, PCINU Thailand mendorong kepada PBNU agar meningkatkan pembinaannya terhadap pengurus NU di mancanegara agar proses internasionalisasi gerakan moderasi Islam bisa semakin mendunia.
“Bersama dengan PCINU lainnya, kami sedang menyiapkan masukan-masukan tentang konsep internasionalisasi NU yang akan kami sampaikan di arena Muktamar ke-34Â NU di Lampung Oktober mendatang,” pungkasnya. Â
Seminar internasional yang diselenggarakan Pengurus Cabang Jamaah Al-Khidmah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dalam rangka haul Akbar auliya dan ulama Kabupaten Semarang mnghadirkn narasumber dari berbagai kalangan termasuk akademisi UIN Wali Songo Semarang. (NU Online)