Firman Allah dalam surah An-Nahl, yang artinya:
“Dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang dibukit, dipohon-pohon kayu dan ditempat yang dibikin manusia” ”. [QS. An-Nahl: 68]
Allah saja telah memerintahkan para lebah untuk membuat sarang yang kemudian didalamnya akan dihasilkan cairan yang biasa kita kenal dengan madu sebagaimana lanjutan dari ayat ini, yaitu:
Allah SWT berfirman:
“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dantempuhlah jalan tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. [QS. An-Nahl : 69]
Madu merupakan cairan yang berasal dari nectar bunga yang dihasilkan oleh lebah yang kemudian disimpan didalam kantung madu. Sejak jaman yunani dan romawi masyarakat sudah menggunakan madu yang telah diolah menjadi salep, terutama untuk penyembuhan luka bakar dan luka akibat tusukan benda tajam.
Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin canggih, dunia pengobatan juga semakin maju dibandingkan dengan cara pengobatan dahulu. Meskipun pengobatan modern terus tumbuh dan berkembang. Namun pengobatan yang sudah tersirat dalam al-Qur’an dan hadits masih tetap mengambil tempat di dalam kehidupan masyarakat Islam.
Menurut Nabi Sallallohu ‘Alaihi Wasallam setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Sabda Baginda Rasulullah yang artinya:
“Berobatlah, maka sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali Allah menyediakan baginya obat, kecuali satu penyakit, yaitu tua” ( Hadis riwayat Abu Daud)
Dalam Al-Quran sendiri telah menggariskan pelbagai pengajaran dan maklumat penjagaan diri terhadap berbagai macam penyakit, maupun kesehatan jasad atau rohani agar kita dapat mengerjakan segala perintah Allah dengan teratur.
Rasulullah Sallallohu ‘Alaihi Wasallam juga ada berpesan agar seseorang itu berobat dengan madu dan Al-Qur’an, Baginda bersabda yang artinya:
“Ambillah / pergunakanlah olehmu sekalian akan dua obat penyembuh yaitu madu dan al-Qur’an.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)
Didalam hadits tersebut ternyata madu mempunyai keistimewaan yang tersendiri dengan nilai-nilai utama dalam ilmu kesehatan, yang mempunyai zat-zat besi dan vitamin yang kuat. Di samping itu madu juga dianggap penting kerana memenuhi keperluan tubuh dan cepat memberi tenaga.
Dalam pengobatan tradisional, madu telah dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka-luka terbakar pada kulit. Jika diusapkan madu akan dapat mengurangi rasa sakit yang menyengat dan mencegah pembentukan lepuh (mengelupas) dan cepat sekali menyembuhkan daerah yang terbakar. Di samping itu banyak lagi penyakit yang dapat disembukan misalnya hidung tersumbat, anak yang suka kencing malam ( ngompol ) dan cocok untuk bayi yang baru lahir.
Mereka yang mengetahui akan khasiat madu akan menggunakannya secara rutin, hal ini bukan hanya teori tetapi telah dibuktikan dalam beberapa kajian yang telah dilakukan di mana jika diamalkan setiap hari akan mencegah berbagai macam penyakit dan memberi tenaga yang cukup.
Bukti-bukti keefektivan madu terhadap penyembuhan luka
1. Penelitian Dr. jamal burhan dari universitas iskandar mesir pada tahun 1991, dimana beliau melakukan eksperimen pengobatan terhadap luka bakar, yang kemudian dibandingkan dengan pengobatan modern yaitu SS (Silver Sulfadiazine) selama 7 hari. Hasilnya yang diobati menggunakan madu 91% bebas infeksi, sedangkan yang menggunakan SS hanya 7% saja. Setelah 15 hari, angka kesembuhan yang menggunakan madu mencapai 87%, sedang yang menggunakan SS hanya 7%.
2. Penelitian Jennifer edy dari universitas wistonsin, menyebutkan madu sangat efektif terhadap penyembuhan luka pada DM.
3. Diselandia baru, terapi madu berhasil menyembuhkan lecet pada punggung pasien yang sudah berbaring lama.
4. Di uni Arab terapi madu digunakan untuk luka akibat herpes bibir dan alat kelamin dimana dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit.
Jenis madu yang digunakan
Dari salah satu penelitian di University of Technology Sydney (UTS), Australia yang mengamati tiga jenis madu, yaitu manuka, kanuka, dan clover, untuk menentukan jenis madu yang paling efektif dalam memerangi luka. Dan hasilnya, ternyata madu manuka yang paling efektif dan terbaik dalam penyembuhan luka.
Kandungan madu dan mekanisme kerjanya
Luka merupakan sesuatu yang identik dengan mikroorganisme. Dimana dalam hal ini zat yang mampu membunuh mikroorganisme tersebut harus ada didalam madu. Nah, zat kimia tersebut adalah methylglyoxal (MGO) dan hydrogen peroxide. Kedua zat ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga luka akan cepat sembuh.
hidrogen peroksida yang diproduksi oleh madu disebabkan oleh akibat adanya reaksi enzim glukosa oksidase yang terkandung di dalam madu yang memiliki sifat antibakteri. Proses ini tidak menyebabkan kerusakan pada jaringan luka dan juga akan mengurangi bau yang tidak enak pada luka khususnya luka kronis. Hidrogen peroksida dihasilkan masih dalam kadar rendah dan tidak panas sehingga tidak membahayakan kondisi luka.
MGOTM adalah sebutan untuk metilglioksal pangan (C3H4O2), yaitu senyawa yang secara alami banyak terdapat dalam madu manuka aktif. Senyawa ini terbukti memiliki kekuatan antibiotik alami yang luar biasa.
Selain kedua zat tersebut, madu juga mengandung vitamin larut-air terdapat dalam madu antara lain tiamin (B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam pantotenat, niasin, dan asam askorbat; namun vitamin-vitamin lain seperti biotin, asam folat, kholin dan asetil kholin terdapat juga dalam madu. Vitamin larut-lemak seperti vitamin K yang ekivalen dengan 25 µg menadion per 100 g madu juga ditemukan.
Kemudian enzim penting yang terdapat dalam madu adalah enzim diastase,invertase, glukosa oksidase, peroksidase dan lipase. Enzim diastase adalah enzim yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase adalah enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida.
jenis gula atau karbohidrat yang terdapat di dalam madu alami yakni fruktosa, yang memiliki kadar yang tertinggi, yaitu sedikitnya bisa mencapai 38,5 gram per 100 gram madu alami. Sementara untuk kadar glukosa, maltosa, dan sukrosanya rendah. Kadar fruktosa yang tinggi dan kadar air yang rendah didalam madu menyebabkan efek tekanan osmotic sehingga menekan pertumbuhan mikroorganisme.
Manfaat madu terhadap luka
• Sebagai antiseptic dan anti bakteri
Mengatasi infeksi pada daerah luka dan memperlancar proses sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan luka.
• Menghambat pertumbuhan mikroorganisme
• Mematikan mikroorganisme yang tumbuh, karena pH madu yang sangat asam yaitu berkisar antara 3,2-4,5
• Berfungsi sebagai zat antioksidan sehingga mampu merangsang pertumbuhan jaringan baru sehingga mengurangi timbulnya parut/bekas luka pada kulit
• Kemampuannya dalam megabsorbsi pus/nanah sehingga mampu membersihkan luka.
• Kemampuannya sebagai analgetik (penghilang rasa nyeri), mengurangi iritasi, dan menghilangkan bau pada luka.
Perawatan luka menggunakan madu
Ada beberapa tips yang dapat dipakai saat merawat luka dengan terapi madu (Molan, 2001):
a. Gunakan jumlah madu sesuai dengan jumlah cairan atau eksudat yang keluar dari luka.
b. Frekuensi penggantian balutan tergantung pada cepatnya madu terlarut dengan eksudat luka.Jika tidak ada cairan luka, balutan dapat diganti dua kali seminggu supaya komponen antibakteri yang terkandung di dalam madu dapat terserap ke dalam jaringan luka.
c. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, gunakan second dressing yang bersifat absorbent. Jika madu digunakan langsung pada luka, madu akan meleleh sehingga keluar area luka. Hal ini tidak akan efektif untuk merangsang proses penyembuhan luka.
d. Gunakan balutan yang bersifat “oklusif”, yaitu menutup semua permukaan luka untuk mencegah madu meleleh keluar dari area luka.
e. Pada cairan luka yang sedang, sebaiknya gunakan transparent film sebagai second dressing.
f. Pada abses (nanah) dan undermining (luka berkantong), perlu lebih banyak madu untukmencapai jaringan di dalamnya. Dasar luka harus diisi dengan madu sebelum ditutup dengansecond dressing seperti kasa atau dressing pad lainnya.
g. Untuk memasukkan madu pada luka berkantong, sebaiknya gunakan kasa atau dressing pad sehingga kerja kandungan madu lebih efektif.
author: Amna Wahyuni