Siapa sangka di desa sepelosok Benda kecamatan Sirampog kabupaten Brebes menjulang tinggi bangunan-bangunan yang masyhur sebagai benteng agama (baca: Pesantren) yang terbesar diwilayah Jawa Tengah, bangunan yang membentang diatas tanah seluas 6 hektar ini dihuni oleh tak kurang dari enam ribu santri putra dan putri yang berasal dari seantaro Indonesia, namun hal itu tak ganjil, karena memang pesantren yang berada dibawah kaki gunung Slamet ini sangat resprentatif sekali untuk menimba ilmu, disamping udaranya yang masih sejuk karena belum tercampur polusi, pesantren yang di kenal luas dengan nama Al-Hikmah 2 ini juga jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang pengap dan sesak.
Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah pesawahan hijau yang berundak khas pegunungan, dan jikalau melihat sekeliling, pesantren yang diasuh oleh KH. Sholahuddin Masruri putra pertama almarhum KH. Masruri Mughni ini seolah-olah diapit oleh bukit-bukit asri nan indah, suasana pegunungannya semakin terasa dengan semilirnya angin yang tak henti menggoyangkan tangkai padi. Sesekali kawanan burung Nuri berkicau menghiasi hari-hari santri yang di penuhi pengajian-pengajian penyejuk hati.
Al-Hikmah 2 adalah pondok Modern yang tak meninggalkan budaya salafnya, bak kacang yang tak lupa dengan kulitnya, kesalafannya dibuktikan dengan adanya kajian-kajian kitab klasik secara intensif, ditambah dengan hafalan bait-bait syair arab yang dilantunkan dengan merdu. Terlepas dari itu, kemodernnannya juga tak diragukan lagi, karena selain membekali ilmu agama, Pesantren Al-Hikmah 2 juga membekali santrinya dengan ilmu pengetahuan modern, agar pengetahuan agama dan umum santri menjadi seimbang.
Dari balik dinding-dinding asrama santri pula-lah lahir para blogger santri yang sangat produktif, namun sebelum panjang lebar berbicara mengenai perkembangan penggunaan internet secara cerdas disana, alangkah lebih baiknya kalau kita terlebih dahulu tahu tentang sejarah masuknya internet diranah Pesantren Al-Hikmah 2, tetapi, sejarah internet di Al-Hikmah 2 tak dapat di ketahui tanpa menengok sejarah perkembangan internet di Madrasah Aliyah Al-Hikmah 2 atau yang lebih terkenal dengan nama Malhikdua, karena hanya Malhikdua lah yang bisa menjadi barometer, dan saat itu hanya Malhikdua pula yang sudah mengawali teknologi informasi dan komunikasi dengan membuat sebuah website sebagai alat promosi sekolah. Adanya website di tahun 2003 bisa menandakan kalau internet sudah bisa diakses, hanya saja belum dimanfaatkan secara luas oleh santri. Disamping karena keterbatasan akses yang saat itu hanya mengandalkan dialup telkomnet@instan, jam belajar santri juga sudah cukup penuh. Praktisnya, internet hanya sekedar dipakai untuk mengunggah informasi seperlunya ke dalam website.
Baru ditahun 2005 penggunaan internet di pesantren mulai dikenal oleh banyak santri, seiring mulai adanya guru yang menugaskan santri untuk mencari referensi di internet. Pada saat itu akses internet masih menumpang dengan laboratorium komputer sekolah, tidak ada ruang khusus semacam warnet. Seiring hadirnya Friendster, jejaring sosial populer pertama, internet mulai dikenal lebih luas lagi, tapi saat itu masih terbatas sekelompok santri senior yang sedang mengabdi di Pesantren atau yang lazim dijuluki Crew Child.
Beberapa tahun kemudian, internet sudah bukan lagi barang asing di halayak santri. Tepatnya di tahun 2007, berbondong-bondong santri pergi ke warnet untuk mencari banyak hal yang diinginkan.
Karena dirasa penggunaan internet saat itu kurang produktif, dipelopori oleh Cak Novi C Lanang, seorang webmaster asal Surabaya, terbentuklah sebuah komunitas yang mengajak santri untuk terjun kedunia blogging, komunitas itu tak lain adalah Tiger-Net, dengan beranggotakan santri yang mempunyai basic teknologi yang pas-pasan, komunitas ini berhasil mengajak banyak santri untuk go blog.
Komunitas Tiger-Net ini jugalah yang menjadi cikal bakal lahirnya organisasi bernama Malhikdua Network atau yang sering disingkat M2Net, sebuah organisasi pengelola media sekolah, yang pada perjalanannya, M2Net juga berhasil menelurkan para penulis dan blogger yang produktif.
Salah satu misi M2Net adalah mengubah konsep website malhikdua.sch.id yang sebelumnya statis menjadi dinamis, dengan cara mengedukasi para santri yang tergabung didalamnya untuk bisa membuat breaking news, yang selanjunya dipublikasikan kedalam website, breaking news tersebut bersumber dari setiap peristiwa yang terjadi di area sekolah, pesantren, dan sekitar lingkup pesantren Al-Hikmah 2.
Pada perkembangannya, website resmi Malhikdua yang kini digerakkan oleh 40-an reporter ini mengelola banyak rubrik diantaranya: headlines, berita Sekolah, berita Pondok, berita Alumni, Editorial Aliyah, Anekdot, Tahukah Anda, Bincang-bincang, Konsultasi, Berita Foto, Kolom Abah, Pikiran Guru, Gagasan Alumni, Celoteh Paman, Resensi, Karya Siswa, Video Streaming, dan lain-lain. Dengan kekuatan hampir seluruh warga sekolah ini tak heran isi website menjadi begitu orisinal, tanpa copas, sangat lokal, berani, dan tentu saja: Beda!.
Singkatnya, 100% website malhikdua.sch.id dikelola langsung oleh para santri. Dari sinilah berawal jurnalisme santri yang secara tak langsung turut mengedukasi santri pengguna internet agar mampu menjadi produsen informasi, mengangkat nilai-nilai di pesantren ke dunia luar.
Hasilnya tak tanggung-tanggung, pada tahun 2008, website malhikdua.sch.id meraih nominasi terbaik pertama kategori website SLTA oleh Universitas Gunadarma yang bekerjasama dengan UGITC Award, kemudian disusul pada tahun 2010, website resmi Malhikdua ini berhasil meraih nominasi terbaik pertama kategori blog sekolah se-Indonesia oleh IOSA (Indonesia Open Source Award) yang bekerjasama dengan UGICT Award 2010, pada tahun yang sama, portal website Malhikdua kembali menyabet gelar juara kedua lomba website sekolah tingkat nasional yang diadakan oleh Amikom ICT Award Jogjakarta. Tak heran rasanya kalau yang mennggondol prestasi-prestasi bergengsi tersebut diatas adalah salah satu dari sekian banyak sekolah favorite, tetapi Malhikdua, sebuah sekolah swasta yang website-nya dikelola oleh siswa yang keseluruhan adalah santri, bukankah itu merupakan prestasi yang luar biasa?, inilah salah satu bukti penggunaan internet secara cerdas oleh santri.
Namun, sederet prestasi itu tak diraih tanpa perjuangan berdarah-darah, keterbatasan waktu dan tempat untuk mengupdate berita menjadi kendala utama para wartawan, bayangkan saja, pada waktu itu di Pesantren Al-Hikmah 2 baru ada satu warung internet, tersedia sekitar 20 buah PC yang diakses oleh sekitar 3000-an santri yang saling berebutan, tapi dengan perjuangan dan semangat baja, para pejuang M2Net tetap bisa eksis dalam mengupdate berita.
Tak cukup sampai disitu, pada pertengahan tahun 2010, M2Net harus rela dikambing hitamkan, nampaknya ada beberapa kelompok yang tak rela melihat M2Net berkembang dengan pesat, hanya karena salah satu wartawan M2Net meliput berita yang berhubungan dengan kekurangan fasilitas Pesantren, M2Net dituduh mencemarkan nama baik Pesantren, padahal memang berita itu di tulis apa adanya, tanpa manipulasi sedikitpun, dan yang lebih penting, tidak melanggar aturan dalam dunia jurnalistik.
M2Net pun tak lepas dari asumsi-asumsi negatif beberapa steak holder Pesantren yang juga kurang suka dengan kehadiran M2Net, mungkin mereka kira kata-kata yang berhubungan dengan “Net” atau “internet” itu selalu berkonotasi negatif, padahal tidak sama sekali.
Selain sebagai tempat untuk belajar jurnalistik, organisasi yang berada dibawah otoritas Malhikdua ini juga mengajak para santri untuk mengabadikan karya tulisnya kedalam media blog, hal itu terbukti dengan disediakannya fasilitas blog gratis untuk para santri ataupu non-santri dengan sub domain malhikdua.com, sekarang sudah sekitar dari 900 santri lebih yang aktif ngeblog di malhikdua.com, mereka semua bernaung dibawah Komunitas Sandal Selen, sebuah komunitas blogger santri.
Pada dasarnya organisasi yang namanya tak asing lagi di bumi Al-Hikmah 2 ini mengajak para santri untuk menggunakan internet secara cerdas dan bijak, dengan cara menjadikan inernet sebagai media untuk belajar menulis dan berkarya.
Hasilnya, pada tahun 2010, lahirlah para blogger santri yang produktif, tercatat dalam kurun waktu lebih dari satu tahun, disela-sela rutinitas pesantren yang begitu padatnya, lebih dari 195 tulisan yang di hasilkan oleh salah satu blogger santri teraktif, Damae Wardani, santri putri asal Cilacap ini juga pernah menyabet gelar juara satu penulisan artikel tingkat Jawa Tengah, mantan aktifis sekolah ini sekarang sedang menempuh pendidikan tingginya di UIN Bandung jurusan komunikasi dan jurnalistik. Disusul oleh Aptiani, gadis asal tegal ini berhasil memposting sebanyak 124 tulisan kedalam blognya, selain aktif ngeblog, ia juga mahir dalam berbahasa inggris, sampai-sampai ia pernah menjuarai Speech Contest tingkat Jawa Tengah. Sedangkan Fadlun, dara manis asal Indramayu ini mampu menulis 135 postingan dalam kurun waktu yang tak jauh berbeda, dan masih banyak para blogger-blogger santri yang produktif lainnya. Kini tulisan-tulisan mereka telah berhasil di bukukan oleh M2Net Publishing.
Semangat ngeblog para santri kian terpompa dengan hadirnya Blog Internet Santri Award (BISA) yang diselenggarakan oleh Pustaka Digital Al-Hikmah 2, program yang digagas oleh Lukman Muttaqin ini mulai dirilis pada tahun 2010. Award ini diberikan kepada blogger santri yang teraktif dengan berbagai hadiah menarik yang di sediakan bagi para pemenang. Program ini juga didukung oleh Internet Sehat, karena jelas-jelas progam ini mengompori para santri untuk menggunakan internet secara cerdas dan bijak, dengan cara ngeblog.
Program BISA ini mempunyai beberapa kriteria yang dilombakan, antara lain:
- Kajian Al-Hikmah, meresume (menulis ulang atau bisa juga merangkum) isi pengajian Abah Kiai, Madin, dan pengajian lainnya di Pesantren Al-Hikmah 2
- Resensi Al-Hikmah, membuat resensi buku-buku koleksi perpustakaan Al Hikmah 2
- Reportase, membuat reportase atau berita terhangat seputar aktivitas di kompleks Al-Hikmah
- Santri Jurnalism, membuat tulisan yang menceritakan pengalaman sehari-hari, baik ringan ataupun berbobot selama menjadi santri Al Hikmah 2.
Semua kriteria diatas wajib ditulis di blog, selain memotivasi santri untuk ngeblog, program ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan minat baca santri, sesuai dengan motto program ini, “baca, tulis, bagikan!”, karena sulit untuk menulis sebuah tulisan tanpa terlebih dahulu membaca referensi yang dibutuhkan.
Terlepas dari itu semua, marilah kita menengok keadaan generasi muda kita sekarang, sungguh ironis rasanya melihat para generasi muda Indonesia yang kebanyakan tidak menggunakan internet untuk kegiatan bermanfaat, tak sedikit dari mereka yang hanya mengenal internet hanya sebatas Facebook ataupun situs jejaring sosial lainnya, kini saatnya kita para tunas bangsa untuk membuka jendela dunia dengan menggunakan internet secara cerdas, mari kita membuka mata agar tahu bahwa dunia maya itu sangat luas dan tak terbatas, mari cedaskan Indonesia dengan menggunakan internet secara cerdas!. (Author: Moh. Farobi Afandi, Sumber: internetcerdasindonesia.org)