Allah Mempertemukan Gadis Tanpa Tangan Dengan Jodohnya
Rejeki, jodoh dan mati ada di tangan Tuhan Yang Maha Esa. Meski terlahir tanpa kedua tangan, Putri Herlina, telah dipertemukan dengan jodohnya. Wanita kelahiran 3 Oktober 1988 dengan penuh rasa bahagia menerima suntingan Reza Hilyard Soemantri, putra salah satu mantan petinggi (Deputi Gubernur) Bank Indonesia, Maman Husein Soemantri.
Dengan penuh rasa haru, pernikahan keduanya dilangsungkan pada Minggu malam, 13 Oktober 2013 di Balai Sinta, Gedung Wanita Tama Yogyakarta. Air mata kebahagiaan mengalir di segenap wajah keluarga mempelai laki-laki dan perempuan dari Yayasan Sayap Ibu, tempat tinggal Putri Herlina.
Sejak dilahirkan, Lina sengaja ditinggalkan sebatang kara oleh orangtuanya di rumah sakit. Akhirnya, dia dititipkan rumah sakit ke Yayasan Sayap Ibu di Jalan Rajawali No 3, Pringwulung, Desa Condocatur, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, DIY. Dengan penuh kasih sayang, pemilik panti, Susiani atau Bu Naryo, merawat Putri hingga dewasa.
Seperti apa yang sudah dicita-citakan Bu Naryo. Lina meski dengan keterbatasan fisiknya namun memiliki semangat hidup, dapat bertemu dengan jodohnya. “Semoga Gusti Allah selalu melindungimu ya Nduk,” katanya
Di balik kegembiraan menyaksikan pernikahan Putri dan Reza, rasa haru karena harus ditinggalkan Putri tidak bisa lepas dari raut wajah pengurus Yayasan Sayap Ibu.
Bu Asih salah satu pengelola Yayasan Sayap Ibu mengatakan, tidak mudah melupakan semangat Putri Herlina, yang dengan keterbatasan fisiknya mampu merawat balita-balita yang ditinggalkan atau dititipkan oleh orangtua yang memiliki sejarah kelam.
Bu Asih saat ditemui VIVAnews, Rabu 16 Oktober 2013, menjelaskan setelah acara pernikahan pada tanggal 13 Oktober 2013 yang lalu, Lina langsung diboyong pengantin pria ke rumah yang ada di Kawasan Cinere, Jakarta.
“Jadi setelah pernikahan itu Lina langsung diboyong oleh keluarga pengantin laki-laki dan tidak mampir ke Yayasan Sayap Ibu,” katanya.
Ditanya tentang masa lalu Lina, Bu Asih tidak bersedia menjelaskannya. “Sebaiknya tanyakan saja kepada kerabat atau justru bertemu langsung dengan Lina dan suaminya,” katanya.
Seperti diceritakan Saptuari Sugiharto dalam blognya, Lina memang sudah lama ingin keluar dari panti dan hidup mandiri.
“Aku pengen pergi dari panti ini Mas, sudah 24 tahun aku disini. Ingin rasanya untuk segera bisa mandiri. Aku membayangkan punya suami yang normal, walaupun kondisiku seperti ini, tapi ada gak ya yang bener-bener serius sama aku. Apa aku gak tau diri ya mas kalo ngarepin jodohku lelaki yang sempurna. Apa hidupku sampai tua hanya di panti ini ya mas, sendirian tiap hari di meja ini,” kata Lina kepada Saptuari yang kala itu menjadi pendengar yang baik.
“Ya banyakin berdoa aja Put, minta sama Allah langsung. Dia yang punya pabrik jodoh. Dia kan yang bisa mengubah segalanya,” jawab Saptuari.
Singkat cerita, ruangan di Balai Sinta penuh haru, ketika Reza Soemantri dengan tegas mengucapkan ikrarnya, menerima Putri Herlina secara sah menjadi istrinya.
Banjir airmata dari para tamu yang hadir, ibunda Reza tak henti-henti mengusap matanya, tamu yang hadir, seorang bapak di sudut dengan sapu tangan di wajahnya. Tak terkecuali kameramen dan fotografer dengan mata berkaca-kaca yang mengabadikan momen itu dengan penuh takjub tak berkesudahan.
Allah membuktikan janjinya, derajat seseorang yang lahir di dunia dengan segala keterbatasan dan kekurangan diangkat tinggi di depan manusia lainnya. Kisahnya menginspirasi banyak orang yang lahir dengan sempurna, dengan limpahan harta dan kasih sayang orangtuanya.
Ketika prosesi sungkeman, ibunda Reza memeluk anaknya begitu lama, dengan terbata-bata seperti tak berkesudahan, menjadi pemandangan yang sangat mengharukan, seperti berkata:
“Wahai anakku, engkaulah lelaki itu. Engkaulah yang dipilih Allah untuk menemani wanita luar biasa ini. Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri, berjalan disampingnya selamanya. Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala tak berkesudahan hingga akhir hayatmu.” (Umi/Republika)