Tugas utama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada intinya adalah sebagai guru. Guru yang mengajar dan mendidik generasi yang semasa dengan beliau, yakni generasi Sahabat. Generasi Sahabat kemudian mengetuk-tularkan ilmu mereka pada generasi penerus mereka yang dikenal dengan Tabi’in, artinya para pengikut. Generasi kedua ini, pada gilirannya, mewariskan ilmunya pada generasi Tabi’it-tabi’in. Inilah “khairul qurun”, yakni tiga generasi terbaik umat ini dengan penegasan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﻭﻥ ﻗﺮﻧﻲ ، ﺛﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻠﻮﻧﻬﻢ ، ﺛﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻠﻮﻧﻬﻢ
“Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya (Tabi’in), kemudian generasi sesudahnya (Tabi’it tabi’in).”
Dari generasi yang disebut terakhir inilah kemudian ilmu menyebar dan berkembang dari waktu ke waktu ke seluruh ummat di berbagai belahan dunia. Dengan demikian sesungguhnya Rasulullah adalah guru umat ini.
Jika Anda berprofesi sebagai guru, baik negeri atau swasta, berbahagialah dan bersyukurlah, karena Allah telah mendudukkan Anda pada posisi mulia dan bergengsi sebagai pewaris missi keguruan Rasulullah! Tapi satu hal harus diingat: Jangan mengharap bayaran kecuali dari Allah subhanahu wa ta’ala, sebab demikianlah Allah berpesan pada Nabi-Nya:
ﻗﻞ ﻻ ﺃﺳﺄﻟﻜﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺟﺮﺍ ﺇﻥ ﺃﺟﺮﻱ ﺇﻼ ﻋﻠﻰ ﷲ
“Katakanlah, aku tidak minta upah pada kalian, upahku hanya dari Allah belaka.”
Jadi, patoklah niat untuk bekerja hanya pada Allah dan kepada Allah pula anda minta bayaran. Soal melalui siapa atau pihak mana bayaran anda terima, apakah melalui pemerintah (bagi guru negeri) atau melalui yayasan/ perorangan (bagi guru swasta) itu tidak penting. Tapi yang paling prinsip untuk dihayati adalah kepada siapa anda bekerja dan siapa pula yang membayar anda. Sebab, Yang Maha Kaya itu hanya Allah. Keyakinan ini penting ditanamkan dalam batin kita. Kita melihat banyak punggawa negara yang gajinya besar tapi hutangnya pun terus membengkak, kenapa? Karena mereka merasa bekerja pada instansi, bukan pada Allah. Padahal seberapa pun kayanya seseorang atau instansi yang membayar Anda adalah miskin belaka di sisi Allah.
Karena itu, sejak saat ini ubahlah orientasi. Jangan merasa bekerja pada pemerintah, tapi kepada Allah al-Ghaniyyul Hamid!
Oleh: KH. Zainul Mun’im Husni