Setiap saat aku melihatnya
tidak ada yang aku lihat darinya
kecuali pancaran semangat yang tidak pernah redup
meskipun lelah, ia tetap bersikukuh melangkah
meskipun lapar, ia tetap berusaha mengejar
meskipun kalah, ia tak pernah menyerah
meskipun gemuruh, ia tak pernah mengeluh
meskipun sakit, ia tetap bangkit
ia berjuang tanpa mengharapkan pujian apalagi uang
ia berusaha keras tanpa mengharapkan identitas pribadi apalagi kedudukan
ia terus bermekar, meski terik panas matahri membakar
ia tak pernah gentar meski halilintar menghajar
ia tak pernah mundur meski darahnya mengguyur
namun ia masih takut…
takut jika hari-harinya akan berujung penyesalan
takut jika hari-harinya akan menjumpai kebodohan
takut jika hari-harinya hanya merasakan kesia-siaan
suatu ketika aku berusaha mengejarnya
aku selalu ketinggalan
langkahnya sangat cepat
cepat sekali seperti kilat
ia sungguh sangat bersemangat
tak pernah ada langkah yang kandas ketika mengejar manfaat
namun, meski aku tak mampu mengejarnya
aku menemukan jejaknya
lalu aku perhatikan jejak itu
dari tapak kakinya aku bisa mengenalnya
dengan keyakinan, aku katakan:
ia adalah seorang pemuda
Author: Opiq