Menyoal Hubungan Dosen-Mahasiswa

0
1465
Tahun Baru Islam, Tahun Baru, Tahun Baru Islam 1435 H, 1 Muharram

Pola  interaksi manusiawi dosen-mahasiswa  amat menentukan dalam keberhasilan studi. Karena berkat kersamaan kedua belah pihak, mahasiswa menjadi lebih kritis, transformatif, dan punya hubungan emosional tinggi dalam kehidupannya. Terutama tatkala dosen memberikan tugas-tugas dan laporan pertanggung jawaban. Mahasisiwa dituntut untuk selalu aktif dan bertanggung-jawab secara penuh.

Dosen sebagai sosok sang fenomenal di lingkungan akademisi sangat mempunyai daya tarik berbeda dalam tiap momen keadaan. Mahasiswa dapat belajar seluruh sikap dan ekspresi dosen dimana dan kapan saja. Status dosen dimata mahasiswa adalah model impian masa depannya. Dijadikan model masa depannya bukan berarti mahasiswa sangat bergantung secara penuh akan model dan bentuk langkah yang dilakukan semua dosen, akan tetapi sebagai motifator (pendorong), konsultan, dan pembimbing dalam setiap persoalan dan belajar mahasiswa.

Hubungan dosen-mahasiswa berarti hubungan interaksi dan relasi dalam bergaul bersama, berpartisipasi, memberitahukan dan menjadikan milik bersama. Untuk itu, hubungan dosen-mahasiswa tidak hanya di perguruan tinggi saja, bahkan dalam pendidikan non-formal dan in-formalnya dosen-mahasiswa dapat bertukar pikiran, menyebarkan berita dan nilai-nilai akademis yang bertujuan untuk menggugah partsipasi, agar hal-hal yang diberitahukan dapat menjadi milik bersama.

Selanjutnya hubungan dosen-mahasiswa, punya pola hubungan yang berbeda dengan hubungan guru-siswa, ustad-santri atau lainnya, walaupun pada hakikatnya fungsi dosen, guru, ustad dan mahasiswa, siswa, santri adalah sama. Mengapa ? karena disebabkan oleh keadaan atau pola belajar-mengajar yang berbeda. Mahasiswa dalam situasi akademis punya pengalaman jauh serta wawasan luas, sementara siswa dan santri dalam keadaan non-akademis masih dalam taraf pendidikan dasar-menengah. Nah, berhubung taraf pendidikan mahasiswa lebih tinggi daripada pendidikan dibawahnya, maka penting membimbing dan membina mereka.

Pembinaan mahasiswa dilakukan dengan alasan adanya perbedaan dalam frekuensi pertemuan yang bersifat formal antara dosen-mahasiswa dalam perkuliahan di perguruan tinggi (PT) yang hanya berlangsung sekali atau dua-kali seminggu. Akibatnya, banyak para dosen yang tidak mengenal mahasiswanya kecuali yang berprestasi saja. Misalkan frekuensi tugas akademis diperlukan konsultasi dengan dosen yang memerlukan waktu-waktu khusus dari dosen pembimbingnya sebab waktu yang sedikit dan terbatas.

Pembinaan interaksi manusiawi dosen-mahasiswa diatas tiada lain hanyalah ingin menjalin hubungan emosional yang akrab serta melatih sikap mental mahasiswa agar dekat dan tidak sungkan untuk bertemu dosen asuhannya. Yang pada akhirnya dosen-mahasiswa dapat shering ide, terbuka dan diskusi bersama.

Untuk menjawab keresahan diatas, menurut hemat penulis dosen-mahasiswa bisa menjalin hubungannya. Pertama, keduanya harus saling mengenali, pepatah “ tak kenal maka tak sayang “ mengandung kebenaran. Hal ini merupakan langkah awal dari dosen-mahasiswa dalam menjalin keakrabannya.

Kedua, bersikap terbuka, terbuka berarti antara kedua belah pihak siap dan menerima kritik terutama mahasiswa sendiri. Sebab keterbukaan dapat mempererat hubungan, sehingga antara dosen-mahasiswa saling mengakui eksistensi dirinya masing-masing.

Ketiga, saling percaya dan menghargai, sebab adanya sebuah penghargaan dari seseorang karena ia percaya terhadap kita. Dosen memberi penghargaan terhadap mahasiswa sebagai patnernya bukan bawahannya yang selalu menerima komando.

Keempat, dosen berkesungguhan hati untuk membimbing, teringat perkataan sekolah MAN I negeri Malang bahwa “mengajarlah wahai guru sampai engkau berkeringat“ mengandung kebenaran. Dosen membimbing mahasiswa dengan gigih agar menjadi ilmuwan, cendikiawan dan pemikir dengan kometmen tinggi dengan pelayanan dan bimbingan yang intensif.

Kelima, mahasiswa tidak mau dibimbing, sering terjadi mahasiswa bersikap acuh tak acuh, tidak mau diberi bimbingan dan enggan melaksanakan tugas tanpa alasan yang nalar. Sebab betapapun keadaannya, pada umumnya seorang dosen selalu mencari jalan terbaik agar mahasiswa asuhannya dapat maju. Hal ini perlu ada perhatian dari dosen.

Dari uraian jawaban diatas hal yang paling inti adalah pada prinsipnya hubungan dosen-mahasiswa akan lebih baik, bila kedua belah pihak ada sikap toleransi, saling menghargai, dan mengakui akan eksistensi masing-masing, mengakui dan menyadari akan hak dan kewajiban masing-masing sebagai dosen dan mahasiswa.

Oleh: Ahmad Mu’takif Billah

 

Tinggalkan Balasan