Semua proses dan dinamika demokrasi ala Indonesia sudah kita lalui bersama. Dan Alhamdulillah kita masih bisa membuktikan sekali lagi pada dunia bahwa Indonesia memang Indonesia. Pilihan boleh berbeda, tapi perbedaan itu menjadi media untuk kemajuan dan memersatukan berbagai elemen bangsa. Harmony in Diversity!
Beberapa bulan yang lalu, bahkan sampai sekarang masih sering kita dengar relawan kubu A dan pendukung kubu B. Itu dulu saat kita masih menjalankan semua proses demokrasi ini. Namun, sekarang KPU telah menetapkan dan MK juga sudah memutuskan bahwa Jokowi adalah Presiden terpilih kita, Presiden Indonesia.
Ya, Presiden Indonesia! Bukan Presidennya relawan atau golongan lainnya. Walaupun untuk saat ini beberapa pihak masih sulit mengakui bahwa Jokowi adalah Presiden terpilih Indonesia. Buktinya, masih ada istilah relawan Jokowi . Bahkan sampai saat ini masih ada kelompok-kelompok kecil yang menggerakkan komunitas pendukung Jokowi ini untuk melakukan aktifitas tertentu. Beberapa hari belakangan ini, santer diberbagai media bahwa relawan Jokowi akan menggelar tasyakuran di MONAS menyambut pelantikan Jokowi – JK.
Sebenarnya, tasyakuran itu sah-sah saja. Tapi kalau mengatas namakan relawan Jokowi itu yang kurang tepat. Masyarakat Indonesia yang lain juga mau bersyukur atas pelantikan presiden kita yang baru. Tidak ada lagi relawan A atau relawan B! Yang ada sekarang adalah RELAWAN INDONESIA! Seperti halnya pernyataan saya di atas, apapun partai dan koalisinya, Jokowi adalah Presiden kita semua. Presiden rakyat Indonesia.
Yang membuat alis ini sedikit mengkerut, ketika disosial media facebook saya temukan percakapan-percakapan yang sangat lugu. Penulis pernah melihat status facebook seperti ini:
“Alhamdulillah bisa photo bareng dengan Jokowi” (lengkap dengan photo selfi dirinya dengan Bapak Jokowi dikeramaian)
Dan ditanggapi sama teman facebooknya yg katanya pendukung Jokowi – JK.
“Photonya sih keren, tapi sayangnya.. kamu kemarin pendukung Prabowo”
Sambil tersenyum-senyum sendiri, dalam hati saya bertanya.
Emangnya kalau kemarin saya mendukung Prabowo, saya g’k boleh photo bareng Jokowi? Lebih dalam lagi, kalau kemarin saya mendukung Prabowo, dan ternyata sekarang yang menjadi presiden terpilih adalah Jokowi, lantas saya tidak boleh mengakui Jokowi sebagai presiden saya?
Hanya karena kemarin saya mendukung Prabowo?
Jika begitu pola fikirnya, akan semakin banyak rakyat Indonesia yang mengikuti jejak Bapak M. Taufiq yang menjadi kontroversi karena memasang photo ‘Presiden’ Prabowo Subianto dikantornya (Img: detik.com)