Jombang, Cyberdakwah — Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia sebenarnya sangat berat. Tidak hanya dalam hal ekonomi, politik dan keamanan, juga ideologi yang bila tidak ditangani serius akan mengancam eksistensi negara.
Hal ini disampaikan oleh KH A Hasyim Muzadi pada kegiatan Halaqoh Kiai dan Pengasuh Pesantren dengan tema “Mengembalikan NU Kepada Ruhnya” di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur, Ahad (11/1) siang.
Bagi Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang ini, kemunculan ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah, Wahabi dan Syia’ah serta aliran Islam garis keras yang lain harusnya dimaknai sebagai ancaman yang harus disikapi serius oleh bangsa Indonesia, khususnya Nahdlatul Ulama.
“Karena ujung dari ancaman tersebut adalah ingin menghancurkan NU karena memiliki warga yang demikian banyak,” tandas Kiai Hasyim. Celakanya, para pemimpin NU dan juga jamaah yang dimiliki tidak melihat hal ini sebagai sebuah ancaman, lanjutnya.
Padahal inti dari keberadaan Islam berhaluan kanan dan cenderung menyalahkan kelompok lain ini sangat membahayakan bagi keberadaan Islam ramah ala NU. Tidak itu saja, kelompok Islam kiri yang cenderung liberalis juga menjadi ancaman yang juga memperparah keadaan.
Dalam suasana seperti ini adalah sangat relevan kalau kemudian para pemimpin NU untuk mengembalikan kepada rel-nya. “Hal ini tidak lain demi kebangkitan NU dan Islam di dunia,” tandas mantan Ketua Umum PBNU ini.
Di hadapan para kiai dan pengasuh pesantren se Jawa Timur tersebut, Kiai Hasyim menandaskan bahwa rel NU yang harus diingat adalah bahwa Islam sebagai rahmatan lil’alamin. “Selanjutnya adalah memastikan Ahlussunnah wal Jamaah khas NU sebagaimana dirumuskan para ulama salafus shalih yang tentunya berbeda dengan Aswaja yang diklaim berbagai kalangan,” ungkap Kiai Hasyim.
Narasumber lain yakni KH Muhyiddin Abdusshomad mengingatkan para hadirin untuk membaca dan memahami kembali qonun asasi seperti telah disampaikan hadratus syaikh KH Hasyim Asy’ari.
Disamping Kiai Hasyim dan Kiai Muhyiddin, halaqoh juga menghadirkan KH Salahuddin Wahid dari Pesantren Tebuireng Jombang. Tampil sebagai moderator adalah Sholahul A’am Notobuwono dari pesantren setempat.
Usai kegiatan halaqoh, para peserta mendapatkan kitab Risalah Ahlus Sunnah Wal Jamaah karya KH Hasyim Asy’ari dan sejumlah makalah serta buku terkait tantangan NU masa kini dan di masa mendatang. (s@if)