Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah menerbitkan buku manaqib almarhum KH Muslih. Saat ini buku setebal 386 halaman ini dalam proses cetak dan dijadwalkan akhir Juli sudah siap diluncurkan.
Pengasuh Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak KHM Hanif Muslih mengatakan, semula buku manaqib Kiai Muslih dijadwalkan akan dibedah dan diluncurkan bersamaan dengan haul ke-80 KH Abdurrahman bin Qosidil Haq dan Masyayikh Pesantren Futuhiyyah pada hari Ahad 12 Dzulhijjah 1441 H bertepatan dengan tanggal 2 Agustus 2020 mendatang.
“Namun karena hingga kini masih dalam suasana pandemi Covid-19, acara haul dengan meniadakan pengajian umum. Rangkaian acara atau kegiatan haul disederhanakan sebagai upaya untuk menghindari kerumunan,” kata kiai Hanif di Mranggen Demak, Ahad (26/7).
Dikatakan, acara bedah buku juga disederhanakan demi memenuhi protokol kesehatan yakni bedah buku dilaksanakan secara virtual atau daring. Alokasi waktunya saat ini sedang dalam pembahasan tim penulis buku berjudul ‘Kiai Muslih Mranggen Sang Penggerak & Panutan Sejati’ ini.
Buku manaqib Kiai Muslih lanjutnya, memiliki makna penting tidak hanya bagi keluarga, santri, dan alumni Futuhiyyah saja, tetapi juga bagi masyarakat untuk dijadikan teladan dalam menjalani hidup.
“Buku ini merekam gerak langkah kejuangan Kiai Muslih yang mulai sejak santri hingga menjadi kiai besar. Selain memotret sosok sebagai orang pesantren, buku ini juga menghadirkan peran Kiai Muslih sebagai pejuang kemerdekaan, pembela bangsa, kepala rumah tangga, penggerak organisasi NU, thariqah, dan sebagainya,” ungkapnya.
Ditambahkan, sejumlah alumni Pesantren Futuhiyyah juga menorehkan testemoni di buku ini, mereka itu di antaranya Rais Aam Syuriyah PBNU KH Miftahul Akhyar, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof H Masykuri Abdillah, Dubes RI untuk Saudi Arabia H Agus Maftuh Abegebriel, Pengasuh Pesantren Nuruzzahroh Depok dan guru besar IIQ Prof KH Munif Suratnalutra, dan sederet nama alumni lainnya.
Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, KH Imam Sya’roni Fahrurrozi yang juga alumni Pesantren Futuhiyyah mengatakan, buku manakib Kiai Muslih Mranggen sudah ditunggu-tunggu oleh alumni dan masyarakat.
“Dengan membaca buku tersebut, kita semua bisa mengetahui tentang sosok kiai besar yang tak kenal lelah dalam membina dan membimbing masyarakat untuk menjadi orang baik dan berakhlak,” katanya.
Sekretaris Lembaga Dakwah NU Demak Nur Ihsan mengatakan, hendaknya agenda bedah buku manaqib Kiai Muslih ini digelar beberapa gelombang untuk memberi kesempatan kepada warga yang tidak bisa atau tidak sempat mengikuti acara bedah buku secara daring dalam waktu dekat.
“Kami usul kepada Pesantren Futuhiyyah agar memfasitasi acara bedah buku ini dalam beberapa gelombang dengan menampilkan narasumber yang berbeda-beda agar warga yang mengikuti bedah buku ini semakin banyak,” pungkasnya. (Arrahmah)