Mekanisme Isostasi dalam Surat Al-Anbiya’ sebagai Pencegah Guncangan pada Lempeng Bumi

1
1303

Isostasi adalah keseimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan dalam ilmu geologi modern bahwa bumi ini nyatanya terdiri dari banyak lempeng yang bergerak secara perlahan dan memiliki arah pergerakan masing-masing. Terdapat 15 lempeng yang bergerak secara perlahan dengan kecepatan gerak yang berbeda. Tetapi, arah pergerakannya sudah diketahui seluruhnya melalui analisis sesmik dan hasil kenampakan di permukaan bumi.

permukaan bumi

Gambar 1. Macam-macam lempeng bumi.

Lempengan bumi tersebut ada yang bergerak saling menjauh, mendekat, dan juga bersinggungan satu dengan yang lainnya.

lempeng

Gambar 2. Macam-macam arah pergerakan lempeng bumi.

Dari hasil kedua gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa lempengan-lempengan di bumi ini tidak stabil dan terus bergerak ke arah yang berbeda-beda akibat dari energi magma yang terdapat di bawah lempeng bumi seperti lempengan-lempengan tipis es yang mengapung di lautan. Hal ini mengindikasikan bahwa ketidakstabilan tersebut sangat membahayakan kehidupan manusia yang tinggal di atas lempeng-lempeng yang selalu dalam kondisi labil. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat memosisikan lempeng-lempeng bumi dalam kondisi yang stabil.

Mekanisme yang akan dijelaskan dalam permasalah tersebut terdapat di dalam Surat Al Anbiyaa’ Ayat 31 yang berbunyi:

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka…”.

Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang fungsi gunung sebagai jawaban atas pernyataan bahwa lempeng-lempeng bumi dalam kondisi labil dan menjadi stabil akibat dari aktivitas seismik yang kemudian berlanjut ke aktivitas vulkanik. Secara skematis lengkapnya, konsep isostasi dapat digambarkan sebagai berikut.

gunung

Gambar 3. Konsep isostasi.

Mekanisme isostasi ini menggambarkan terdapatnya dua buah lempeng yang saling bertumbukan dan menjauh satu sama lain seperti yang dijelaskan pada gambar sebelumnya. Lempeng bumi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng samudera memiliki karakteristik antara lain memiliki densitas yang lebih tinggi daripada lempeng benua dan tebal lapisannya rata-rata enam kali lebih tipis daripada lempeng benua. Sebaliknya, lempeng benua memiliki densitas yang lebih rendah tetapi ketebalannya enam kali lebih besar daripada lempeng samudera.

Dari karakteristik tersebut, maka lempeng samudera akan menyelusup ke bawah lapisan lempeng benua sehingga membentuk suatu deret pegunungan hasil dari pertemuan kedua lempeng yang bergerak secara kompresional. Pergerakan secara ekstensional dan transform juga mengasilkan deret pegunungan akibat magma yang muncul ke permukaan bumi dan pertemuan dua buah lempeng yang bersinggungan pada pergerakan transform. Ketika pegunungan tersebut terbentuk, dua buah lempeng akan mencapai titik seimbang di mana aktivitas magma yang berada di bawahnya tidak membuat perpindahan yang besar tetapi hanya memengaruhi sedikit pergeseran yang sangat kecil, rata-rata sebesar 2 – 5 cm per 10 tahun. Hal ini lah yang disebut isostasi sehingga gunung-gunung yang terbentuk tersebut berfungsi layaknya pasak bumi untuk menjaga agar lempengan-lempengan yang terombang-ambing di atas lapisan magma menjadi stabil.

Gunung sebagai pasak bumi juga disebut di dalam Surat An Naba Ayat 6 dan 7 yang berbunyi:

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?”

Begitulah keindahan kandungan Al Quran yang memberikan kita pemicu untuk terus mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan agar kita dapat memaknainya dengan hati dan keimanan yang semakin meningkat.

Oleh: Dimas Yunianto Putro, Mahasiswa Jurusan Teknik Metalurgi dan    Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Daftar Pustaka

Tinggalkan Balasan