Menulis itu Tergantung Isi Pikiran Kita

0
1248

Kata-kataku akan terus tertata

Meski kata mereka kata-kataku tak enak dibaca

Kata-kataku akan tetap tercatat pada lembaran

Meski kata mereka kata-kataku tak pantas mendapat pujian

Kata-kataku akan semakin tersusun

Meski kata mereka kata-kataku culun

Kata-kataku akan senantiasa terungkap

Meski kata mereka kata-kataku tidak sesuai tata bahasa yang tepat

Kata-kataku pasti tercipta

Meski kata mereka kata-kataku sebatas kata

Kunci bisa menjadi penulis adalah menulis

Kunci menjadi penulis adalah menulis. Siapa saja yang menulis pasti bisa menjadi penulis. Yang pasti orang menulis ada kemauan untuk menulis. Orang yang mau menulis bisa mengalahkan orang yang memiliki bakat menulis. Banyak orang memiliki bakat menulis tapi dia tidak menjadi penulis. Hanya saja karena dia tidak memiliki kemauan.

Menulis itu tidak harus berupa tulisan yang gawat dan hebat (monumental). Yang penting, apa saja yang ada dalam pikiran kita, langsung kita tulis, meski secara aturan tata bahasa tulisan kita tidak tepat. Tidak perlu memikirkan apa kata orang; orang mau bilang tulisan kita jelek, orang mau bilang tulisan kita tak bisa dipahami, orang mau bilang tulisan kita tak ada artinya. Yaaa… kita tidak usah mendengarkan omongan mereka.

Orang menulis itu biasanya berawal dari hal-hal kecil yang ada dalam pikiran kita

Orang menulis itu biasanya berawal dari hal-hal kecil atau sederhana. Seperti menulis surat di kertas (zaman dulu). Sekrang bisa pesan sms, status dan komentar di facebook, twiter dll. Jika orang sadar, dengan menulis surat atau pesan, sebenarnya dia bisa menulis, dia akan mengembangkannya.

Menulis itu kan menuangkan apa yang ada dalam pikiran kita. Semisal: maaf, sayang. Aku gak balas smsmu, karena aku tadi keluar. Diajak orang tua kerja di sawah. Selain itu, aku disuruh membeli beras, bawang, garam, dan micin. Sekali lagi, maaf  ya, sayang! Mungkin sayang uda dari tadi pagi nungguin aku, sehingga buat sayang kesel, marah, dan ngambek ke aku. Meski aku lama gak balas sms sayang, bukan berarti aku gak inget ke kamu, sayang. Tadi waktu aku di sawah, hampir aja jatuh kesandung tanah liat. Itu karena… pikiran dan hatiku selalu inget kamu, sayang. Jangan ngambek ya, sayang! Aku kaaangen banget ma kamu, sayang.

Semua kata-kata itu kan awalnya ada dalam pikiran. Kemudian ditata dengan kata dan jadilah tulisan. Atau, kita juga sering membuat status facebook dan komentar. Semua status dan komentar itu merupakan isi pikiran kita. Pertanyaannya, apakah kita tidak bisa membuat tulisan selain itu? Artinya, tulisan yang panjang hingga berlembar-lembar, bisa berupa artikel, opini atau karya ilmiah lainnya, atau tulisan yang bisa dibukukan.

Jawabannya, pasti bisa. Itu tergantung pikiran kita. Jika pikiran kita diisi dengan ingat cewek atau cowok terus, maka yang kita bisa tulis, ya seperti tulisan di atas. Jika pikiran kita diisi dengan kegalauan, ya tulisan kita galau terus seperti status yang sering kali terpampang di facebook. Tapi, jika pikiran kita diisi dengan banyak membaca, maka kita akan bisa menulis apa saja. Jika kita lebih banyak membaca tentang novel, maka kita bisa menulis novel. Jika kita lebih banyak membaca buku pendidikan, kita akan bisa menulis tentang pendidikan. Jika kita lebih banyak membaca buku tentang hukum, maka kita akan bisa nulis tentang hukum, dan begitu seterusnya.

Jadi, kita bisa menulis itu tergantung isi pikiran kita. Kita mengisi pikiran kita bisa dengan merasakan tentang diri kita, tentang hati dan perasaan kita. Jika kita ingin tulisan kita bisa dikatakan baik dan hebat, ya kita isi pikiran kita dengan membaca. Membaca di sini bisa membaca buku, tulisan-tulisan di media, dan bisa juga membaca keadaan sekitar kita. Dengan membaca, kita akan gampang menulis, karena dalam pikiran kita banyak ide yang siap menjadi bahan tulisan kita. Jika pikiran kita tidak ada isinya, ya tidak bisa menulis.

Orang gampang dan lancar menulis harus memiliki ide dan inspirasi

Orang memiliki bakat menulis belum tentu menjadi penulis, jika dia tak memiliki ide dan inspirasi. Banyak orang memiliki bakat menulis, tapi dia tidak menjadi penulis. Kenapa? Karena mereka tidak memiliki ide dan inspirasi. Yang lebih membuat dia tidak bisa juga menjadi penulis, karena tidak ada kemauan. Jika memiliki kemauan, ide dan inspirasi pun akan muncul, dan bisa menjadi penulis.

Ada beberapa hal yang bisa memiliki ide dan inspirasi:

  1. Banyak membaca. Dengan banyak membaca, kita akan menemukan ide dan inpirasi dari apa yang kita baca.
  1. Peka pada keadaan sekitar. Peka pada keadaan biasanya memahami apa yang sudah dan sedang terjadi. Dipahami dari sebab dan akibatnya, lalu dikaji dan dianalisa.
  1. Memiliki seseorang yang bisa dijadikan motivasi dan inspirasi untuk menulis.Dalam hal ini biasanya oleh para remaja dipahami seseorang yang kita cintai. Padahal tidak sesempit itu. Maksud seseorang yang menjadi inpirasi untuk menulis, semisal idola pada tokoh yang dijadikan rujukan inspirasi. Bahkan, teman, guru, saudara dan orang tua bisa dijadikan inspirasi.
  1. Kemauan. Yang ini harus ada.
  2. Sungguh-sungguh. Ini yang sangat penting.

                      Mengapa engkau tak ingin menata kata

                      Sementara kata wujud dari pengetahuan

                      Mengapa engkau tak ingin menata kata

                     Sementara kata adalah sumber kekuatan

                     Mengapa engkau tak ingin menata kata

                     Sementara dengan kata Tuhan pun bisa digoda

Penulis akan dikenal, dikenang, dan memiliki manfaat meski sudah mati

Orang ingin dikenal, orang ingin diingat atau dikenang dan memiliki manfaat meski sudah mati. Jika ingin semua ini, harus memiliki karya tulisan. Artis memang terkenal, tapi setelah mati apa akan dikenang? Artinya apa? Jika ingin menjadi orang yang dikenal, dikenang, dan memiliki manfaat meski sudah mati, caranya harus memiliki tulisan.

Sperti para Ulama’, imam syafi’I, Imam malik, imam hambali, imam abu hanifah, dan ulama’ yang lain. Mereka semuanya terkenal, diingat, dan memiliki manfaat meski mereka sudah wafat. Hanya karena tulisan mereka. Yang pasti bukan karena sekedar tulisan saja, tapi tulisan yang bisa memberi manfaat. Kita pasti bisa melakukan itu sesuai kemauan, kesungguhan, dan niat mulia kita.

12 alasan mengapa kita harus menulis. Diambil dari “Write Where You Are : How to Use Writing to Make Sense of Your Life” karya Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D.
1. Menulis membantumu menemukan siapa dirimu.
2. Menulis dapat membantumu percaya diri dan meningkatkan kebanggaan .
3. Saat menulis, kamu mendengar pendapat unikmu sendiri.
4. Menulis menunjukkan hal yang dapat kamu berikan kepada dunia.
5. Dengan menulis, kamu mencari jawaban terhadap pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru untuk ditanyakan.
6. Menulis meningkatkan kreativitas.
7. Kamu dapat berbagi dengan orang lain melalui kegiatan menulis.
8. Menulis memberimu tempat untuk melampiaskan amarah atau ketakutan, kesedihan dan perasaan menyakitkan lainnya.
9. Kamu dapat membantu menyembuhkan diri dengan menulis.
10. Menulis memberimu kesenangan dan cara mengungkapkannya.
11. Menulis membuatmu lebih hidup.
12. Kamu dapat menemukan impianmu melalui menulis.

(img: O0HL8oaTOzc)

Tinggalkan Balasan