Berbicara tentang Iman dan Amal saleh tentunya kita juga akan berbicara tentang Islam. Iman dan amal saleh merupakan bagian dari Islam itu sendiri. Islam itu adalah agama Allah SWT yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan islam itu adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (Amal).
Keimanan merupakan ‘akidah dan pokok, yang di atasnya berdiri syari’at islam. Dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya. Sedangkan perbuatan merupakan syari’at dan cabang-cabang yang dianggap sebagai buah atau hasil yang dari keimanan serta akidah itu.
Keimanan dan perbuatan, atau dengan kata lain ‘akidah dan syari’at. Keduanya tidak bisa di pisahkan karena merupakan satu-kesatuan. Pada dasarnya keimanan tanpa diiringi dengan perbuatan (amal saleh) tidak akan berguna. Rasulullah SAW bersabda : ”Iman dan amal adalah dua perkara yang seiring.”
Iman maupun amal apabila berdiri sendiri tidak akan menjamin kebahagiaan manusia. Iman ibarat akar pohon, dan perbuatan (amal saleh) adalah buahnya. Buah yang manis adalah bukti dan kesuburan pohon, dan pohon yang kuat menyebabkan terawatnya buah yang baik.Oleh karena itu, keimanan dan perbuatan sangat erat hubungannya. kata perbuatan selalu di sertai penyebutannya dengan keimanan dalam sebagaian besar ayat-ayat Al-Qur’an.
Artinya: Dan sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan: Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.(QS. Al-baqarah 25 )
Imam menurut bahasa adalah percaya, sedangkan menurut syara’ Iman adalah mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati (qalbu) dan mengamalkan dalam perbuatan (amal saleh). Allah SWT sangat menyukai orang-orang beriman, ini ada dalam Al-Qur’an.
Allah pelindung orang-orang yang beriman, Dia yang mengeluarkan mereka dari kegelaan (kekafiran) kepada cahaya (iman). QS. Al-Baqarah 257
Fungsi Iman itu adalah sebagai media untuk mengenal Allah dan para Rasul-Nya, untuk mendapat petunjuk dari Allah dan untuk mengerti penjelasan Al-Qur’an.
Perbuatan baik adalah salah satu konsep-konsep kunci di dalam Al-Qur’an. Dalam bahasa Arab, kata kebaikan terdiri dari arti baik dan dan bermanfaat. Dalam bahasa Indonesia, setiap hal yang dilakukan untuk kebaikan disebut perbuatan baik. Sedangkan dalam istilah Al-Qur’an, segala hal yang di niatkan untuk mencari keridhaan Allah adalah perbuatan baik.
Hidup seseorang akan selamat jika beriman dan berbuat baik. Tidak akan selamat kalau hanya bergantung kepada iman saja, bisa di ibaratkan Syahadat yang tidak disertai menjalankan perintah agama. Perbuatan baik itu sangat banyak. Didalam Al-Qur’an, Allah memberitahukan tentang bermacam perbuatan baik. Contoh, menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat, berjuang untuk membela islam, mengaji, menyelesaikan setiap persoalan umat islam, sholat, puasa,zakat dan haji. Satu hal yang harus kita ingat “Perkara yang membuat sebuah tindakan menjadi sebuah perbuatan baik adalah niat di belakangnya”. Jika niatnya baik, perbuatannya menjadi baik, walauun hasil yang diinginkan tidak dicapai.sebagai contoh, dengan niat mencari keridhaan Allah, seseorang beribadah dengan sepenuh hati namun usahanya kurang atau tidak mencapai tujuan, dia tetap mendapatkan pahala. Allah punya alasan untuk tidak selalu membiarkan seseorang mencapai tujuannya. Satu hal lagi “ jika manusia melakukan perbuatan baik, perbuatannya itu menambah keuntungan pribadinya”. Tindakan yang benar adalah cara yang menjanjikan untuk mencapai keselamatan yang abadi.
Ketika melakukan Perbuatan baik, segeralah mengingat Allah dengan cara berdo’a agar apa yang dilakukan di ridhoi oleh Allah. Dengan berdo’a ini akan dapat memperkuat iman seseorang kepada Allah dan memperoleh surga dan nikmat yang berlimpah. “Allah SWT telah mempertegas sebanyak 60 kali dalam Al-Qur’an bahwa iman dan aml saleh adalah seiring. tidak akan sempurna tanpa amal saleh”.
Berikut adalah cerita salah seorang sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam yaitu Abdullah bin Amr bin Ash “Tekun beribadah rajin bertaubat”
Abdullah bin Amr bin Ash adalah seorang hamba yang saleh, rajin beribadah dan gemar bertaubat. Bapaknya menjadi guru dalam kecerdasan, kelihaian dan banyak tiu muslihat, sebaliknya Abdullah bin Amr bin Ash, menjadi teladan yang mempunyai kedudukan tinggi diantara ahli-ahli ibadah yang bersifat zuhud dan terbuka. Seluruh hidupnya, ia habiskan untuk beribadah. Ia juga berhasil mengecap manisnya iman, hingga waktu siang dan malam itu tidak cukup luas untuk menampung kebaktian serta amal ibadahnya.
Abdullah bin Amr bin Ash lebih dulu masuk islam daripada ayahnya.Ia telah ditakdirkan Allah menjadi seorang suci dan rajin beribadah, tidak satupun kekuatan didunia ini yang mampu menghalangi terbentuknya bakat yang suci ini dan tertanamnya nur ilahi yang telah ditakdirkan bagi dirinya itu.
Jika terjadi perperangan menghadapi orang-orang musyrik, Abdullah bin Amr bin Ash berada di barisan terdepan, menciptakan syahid dengan hati yang rindu dan jiwa yang bersih. Jika perperangan telah selesai, Abdullah bin Amr bin Ash kalau tidak di masjid atau di mushalla rumahnya, puasa diwaktu siang dan mendirikan sholat di waktu malam. Dan ia tak henti-hentinya berdzikir kepada Allah tasbih memuji-Nya, Istighfar terhadap dosanya atau membaca kitab suci-Nya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengetahui rahasia jalan dan corak kehidupan Abdullah bin Amr bin Ash hanya satu dan tidak berubah!!! Jika tidak pergi berperang untuk memperjuangkan Agama Allah, maka hari-harinya, dari fajar hingga fajar berikutnya terpusat pada ibadah yang sambung menyambung, berupa puasa, sholat, dan membaca Al-Qur’an.
Hingga usianya meningkat ketujuh puluh dua tahun, ia sedang berada di mushallanya, ia mendekatkan diri memohon dan bermunajat kepada Allah, bertasbih dan bertahmid. Tiba-tiba ada suara memanggil untuk melakukan perjalanan jauh, yaitu perjalanan abadi yang takkan kembali.
Ia menyambut panggilan itu dengan hati yang telah lama rindu, dan terbang melayanglah ruhnya menyusul teman-temanya yang telah mendahuluinya mendapat Kebahagiaan, sementara suara hiburan menghimbaunya dari Rafiqul A’la.
Dari cerita tersebut dapat kita ambil pelajaran yang dapat ditarik dari kehidupan Abdullah bin Amr bin Ash, menyingkap kemampuan luar biasa yang tersimpan dalam jiwa manusia untuk mencapai tingkat tertinggi dalam beribadah dan meninggalkan kesenangan yang bersifat duniawi, selain itu perlindungan agama agar orang bersikap sederhana dan tidak berlebih-lebihan dalam mencapai segala ketinggian dan kesempurnaan itu, hingga jiwa seseorang itu tetap mempunyai gairah hidup dan semangat bermasyarakat. Di samping itu agar jasmaninya tetap dalam kondisi siap melaksanakan tugas!!! Ketika ia di panggil untuk menghadap sang khaliq, ia menyambutnya dengan senang hati. Subhanallah!!! Tidak mudah menghadai sebuah kematian, kebanyakan orang takut menghadapi kematian. Tetapi, Abdullah bin Amr bin Ash menyambutnya dengan senag hati dan ia juag rindu akan itu. Itulah sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang “Tekun beribadah rajin bertaubat”.
Sebagai generasi muda harapan bangsa. Telah seharusnya kita, menanamkan iman dan berbuat amal saleh.Tentunya dari cerita sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Subhanallah!!! Sekian semoga bermanfaat untuk khalayak banyak. Alangkah bangganya kita jika generasi muda yang akan memimpin bangsa, ini mempunyai iman dan amal saleh yang baik. Jika kita ingin merubah suatu bangsa kearah yang lebih baik tentunya kita harus mulai dari diri sendiri,khususnya generasi muda bangsa ini. Terima kasih….
Oleh : Nasrianto, Rokan Hulu Riau