Mencari Kesadaran Diri Untuk Menuju Kehadirat-Nya

0
945

Judul buku          : Tarbiyah Dzatiyah

Pengarang           : Hasyim Ali A.

Penerbit              : Robbani Press

Cetakan               : pertama

Tahun terbit     : 2008

Tebal halaman : 226 halaman

Oleh                      : Atinah Hasanah Sarjono

Tarbiyah Dzatiyah adalah buku yang ditulis oleh Hasyim Ali A. Tarbiah Dzatiyah atau disebut juga self education adalah proses seseorang membina dirinya sendiri, serta memberikan pengarahan yang baik bagi dirinya sesuai dengan tujuan Allah menciptakannya di atas bumi ini dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi.

Kesadaran diri dalah hal ini menjadi kunci dari Tarbiyah Dzatiyah. Di saat banyaknya organisasi atau perg

 

erakan memberikan layanan dan suguhan untuk memberi pelajaran dan hikmah dari materi-materi keIslaman yang disampaikan, kesadaran diri setiap orang lebih penting untuk dipelihara sehubungan dengan penempaan diri sendiri. Kesadaran setiap individu dalam berusaha untuk menjadi pribadi yang baik sangat membantu dan memudahkan proses pendidikan untuk mempersiapkan manusia yang saleh. Itulah alasan megapa penulis menulis buku ini.

Buku ini terdiri dari banyak bagian. Ada 3 pasal, yang masing-masing pasalnya berisi beberapa bagian dan beberapa bagiannya memiliki sub bagian lagi. Pembahasan mengenai Tarbiyah Dzatiyah dimulai dengan mengungkapkan deskripsi-deskripsi tentang manusia pada bagian Kedudukan Manusia dalam Persepsi Islam, lalu dasar-dasar dan prinsip-prinsip Tarbiyah Dzatiyah dalam Bagian Dasar-dasar Tarbiyah Dzatiyah Dalam Al Qur’an Dan Sunnah, dan yang terakhir membahas metode dan cara untuk mentarbiyah diri sendiri dalam bagian Metode Tarbiyah dalam Al Qur’an dan Sunnah.

Bagian awal buku ini berkisah tentang manusia, tentang hakikatnya, tujuan hidupnya dan bagaimana ia kembali kepada Rabbnya. Manusia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah, makhluk yang mudah lupa dengan segala kewajibannya kepada Allah tapi cenderung menuntut haknya kepada Allah. Tarbiyah Dzatiyah sangat dibutuhkan untuk membangun kesadaran dan menjadi sarana pengingat bagi manusia untuk senantiasa beramal.

tarbiyah-dzatiyah

Ada satu bahasan yang menarik, walaupun makna Tarbiyah Dzatiyah adalah membina diri sendiri, tapi kehidupan social juga dibahas karena hal ini berkaitan dengan Tarbiyah Dzatiyah. Penulis mengatakan dalam buku ini bahwa : “sesungguhnya individu yang hidup sendiri dan tidak menaruh perhatian kepada orang lain itu hidup sebagai orang kecil, mati sebagai orang kecil, dan banyak menyesal. Individu yang sempurna tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus berbaur dengan orang disekitarnya.”

Dalam buku ini, Hasyim Ali A. sesalu mengajarkan hikmah di setiap bahasannya tanpa terkesan menggurui. Dalam bagian metode-metode Tarbiyah Dzatiyah, beliau menuliskan beberapa metode berdasarkan ijtihad beliau sendiri, yaitu : peribadatan Islam (ritual-ritual ta’abuddiyah, muhasabah, takwa kepada Allah), mu’amalah (menyandang akhlak Islam, mengambil teladan, pertanyaan dan dialog, ‘uzlah dan bergaul), dan penggunaan waktu (kebiasaan, mengisi kekosongan, trial and error).

Keseimbangan adalah hal yang tercermin dari metode-metode Tarbiyah Dzatiyah seperti di atas. Individu-individu selain menempa dirinya secara sendiri seperti muhasabah, ‘uzlah, dan mengambil teladan, setiap individu ini juga harus menyeimbangkannya dengan pergaulan bersama orang lain seperti berdialog, tanya jawab dan bermua’malah.

Bagian akhir buku ini membahas tentang trial and error, yang dimaksud dengan trial and error seperti dikutip dari buku adalah : mengulang-ulang suatu pekerjaan untuk merealisasikan keberhasilan sejauh mungkin. Jadi, Tarbiyah Dzatiyah tidak bisa dilakukan hanya sekali tahap, tapi setiap individu harus melakukannya berulang kali agar terhindar dari kesalahan dan mendapat keberhasilan dalam menempa dirinya sendiri.

Kelemahan dari buku ini terdapat pada kalimat-kalimatnya yang terlalu kaku dan serius. Dari susunan daftar isi, terlihat bahwa buku ini haris dibaca berurutan agar mendapat maksud dan pengertian yang diharapkan, sehingga pembaca tidak bisa membaca secara berantakan. Banyaknya pasal, bagian, sub bagian dalam buku ini membuat bingung pembaca.

Sedangkan kelebihannya adalah buku ini membahas sesuatu yang menarik dan sangat dibutuhkan oleh setiap individu yang berharap dirinya berada dalam kesalihan. Bahasannya runtut sehingga pembaca mengetahui pola dan tujuannya. Setiap pembahasan juga disertai contoh dan cara yang dapat memperjelas.

Buku ini dapat menambah kesadaran setiap individu untuk menempa dirinya sendiri tanpa berlaku egois dan introvert dalam menjalankan setiap ibadahnya.

Tinggalkan Balasan