Apa yang kita lihat dan kita rasakan dalam kehidupan saat ini adalah fakta. Munculnya fenomena-fenomena yang kini banyak terjadi tidak hanya terjadi pada alam. Namun juga terjadi pada dunia politik di Indonesia. Kenyataan yang kini terjadi harus dihadapi apapun resikonya. Tanpa kita sadari, apa yang terjadi saat ini adalah imbas dari apa yang telah kita lakukan dimasa lalu. Sama halnya dengan tanaman. Ketika kita menanamkan bibit-bibit tumbuhan, pada saatnya nanti kita akan menuainya pula. Sekecil apapun bibit yang kita tanam, selama bibit itu diberi kesempatan untuk tumbuh, bibitpun akan menjadi buah.
Begitu juga, tidak berbeda jauh dengan perilaku. Setiap perilaku yang pernah kita lakukan beberapa waktu lalu telah menorehkan hasil yang saat ini kita rasakan. Apa yang terjadi pada kita saat ini tak dapat kita hindari. Berkaitan dengan apa yang terjadi dimasa lalu dan sekarang, politik di Indonesia saat ini semakin keruh. Keruh oleh perilaku orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan hanya memanfaatkan kesempatan keberadaan diri mereka dalam kancah politik yang kotor.
Fakta, politik yang semakin kotor ini terjadi karena adanya kesempatan bagi para pelaku menggerogoti negeri sendiri. Seperti halnya penyakit kanker ganas. Jika dibiarkan menjalar dalam tubuh tanpa adanya pencegahan akan semakin menyebar dan menjadi penyakit yang sangat mematikan. Begitu juga dengan politik, jika dibiarkan terkontaminasi perilaku-perilaku buruk akan menjadi politik yang semakin kotor.
Berbagai kasus korupsi yang terjadi di Indonesia tidak bisa lepas dari dunia politik. Kiprah para koruptor diawali dan didominasi oleh mereka yang terjun ke dunia politik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa politik identik dengan perilaku menghalalkan segala cara. Ditambah lagi dengan fakta-fakta terjeratnya para pejabat dalam pemerintahan yang terkait dengan kasus korupsi. Hal ini semakin membuktikan bahwa dunia politik benar-benar menghalalkan segala cara dalam bertindak.
Politik kotor yang kini terjadi di Indonesia laksana jamur. Semakin dibiarkan berkembang akan semakin menjamur. Sebagai salah satu negara berkembang, negara kita akan selalu menjadi negara yang terpuruk jika perilaku dalam politik semakin kotor. Negara Indonesia tidak akan bisa menjadi negara yang dapat memajukan dan memakmurkan rakyatnya selama para koruptor masih berkeliaran disetiap celah roda pemerintahan. Dampak dari perilaku korupsi ini akan mempengaruhi perkembangan bangsa dan negara Indonesia saat ini dan akan datang.
Politik berkaitan dengan perilaku individu atau masyarakat. Dasar seseorang memiliki perilaku baik atau buruk tergantung dari sifat dasar dan mental masing-masing pribadi. Tidak hanya itu, pendidikan yang baik dan benar juga mempengaruhi perilaku seseorang. Jika sejak dini pribadi yang baik sudah tertanam dalam jiwa-jiwa yang masih muda, akan membawa pribadi tersebut menjadi pribadi yang berperilaku baik pula. Begitu juga dengan pendidikan. Jika sejak dini pendidikan yang baik sudah tertanam dalam diri seseorang, kita tidak perlu khawatir apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Apa yang terjadi pada negara kita saat ini sangatlah ironis. Korupsi yang terjadi dimana-mana seolah sudah menjadi tradisi yang sulit untuk dihilangkan. Hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Banyak yang perlu diperbaiki berkaitan dengan perilaku, terutama mereka yang berada dalam lingkungan pemerintahan. Tugas dan tanggung jawab yang diemban pribadi-pribadi yang ada dalam pemerintahan tidaklah ringan.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam memperbaiki perilaku yang buruk adalah kesadaran individu. Kesadaran untuk melakukan hal yang benar dan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing individu sangatlah penting. Hal ini menjadi dasar utama dalam memperbaiki perilaku seseorang. Terkadang, Ā kesadaran tidak bisa timbul dengan sendirinya. Tidak setiap orang bisa menyadari perilaku dirinya sendiri. Mereka merasa apa yang telah dilakukannya adalah benar.
Kesadaran bisa timbul ketika seseorang diingatkan oleh orang lain. Dalam hal ini, pemerintah memiliki peranan penting. Undang-undang yang telah dibuat dan diberlakukan dalam pemerintahan hendaknya betul-betul diterapkan tanpa pandang bulu. Ketika seseorang atau siapapun yang duduk dalam pemerintahan atau yang ada di masyarakatĀ melakukan pelanggaran yang merugikan pihak lain terutama merugikan negara, hendaknya diberikan sanksi atau hukuman yang setimpal.
Hukuman yang diberikan pun adalah hukuman yang cukup memberi rasa jera bagi para pelaku itu sendiri dan cukup memberi rasa takut bagi para calon-calon atau bibit-bibit pelaku yang lain. Tindakan ini akan mencegah terulangnya kejadian yang sama oleh pelaku yang berbeda.
Disamping kesadaran diatas, usaha dalam memperbaiki perilaku seseorang dalam berpolitik adalah pendidikan. Pendidikan yang baik wajib diberikan sejak dini. Pendidikan sebagai wadah dalam memberikan pengetahuan. Pengetahuan yang baik dan benar sebagai tambahan dasar seseorang dalam membentuk perilaku yang baik. Sebagai contoh, ketika seseorang belajar tentang matematika. Dalam belajar matematika, seseorang diberi materi dan cara bagaimana berhitung yang benar untuk mendapatkan hasil yang benar. Jika seseorang telah menguasai cara berhitung yang benar, tentunya akan mendapatkan hasil yang benar pula.
Hal tersebut juga berlaku terhadap pengetahuan-pengetahuan yang lain. Jika pengetahuan yang benar telah diberikan dan dikuasai, dengan sendirinya mereka akan terbentuk menjadi manusia yang berpengetahuan baik dan memiliki kualitas hidup yang baik pula. Berbeda dengan mereka yang hidup tanpa pengetahuan yang baik, pola hidup mereka juga tidak terarah, dan pada akhirnya akan membawa mereka ke jalan yang menyimpang yang menurut mereka dianggap benar.
Perilaku yang baik juga terbentuk dari keluarga yang baik. Seseorang lahir dan tumbuh dari sebuah keluarga. Keluarga juga memiliki peranan yang cukup penting akan terbentuknya perilaku seseorang. AdaĀ pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah ini terkadang menjadikan seseorang berpikir bahwa apa yang terjadi dan apa yang dialami oleh seseorang adalah bawaan atau warisan dari leluhur mereka.
Pemikiran seperti di atas memang tidak sepenuhnya bisa dipersalahkan. Dampak positif dari pemikiran tersebut dapat timbul ketika seseorang berasal dari keluarga yang baik dan menghasilkan generasi yang baik pula. Berbeda halnya ketika seseorang menjadi generasi yang buruk. Mereka akan berpikir bahwa apa yang terjadi pada mereka sekarang adalah warisan yang juga terjadi pada generasi sebelumnya. Jika setiap orang dapat berpikir positif terhadap apa yang terjadi pada mereka saat ini, pendapat buah jatuh tak jauh dari pohonnya akan terpatahkan. Dalam hal ini peran keluarga sangat membantu dalam terbentuknya pribadi-pribadi yang baik. Dukungan yang baik dari keluarga akan menjadi energi positif tersendiri bagi setiap pribadi.
Sebagai dasar pembentukan pribadi yang baik, peran pengetahuan agama juga penting. Dalam agama manapun, selalu mengajarkan penganutnya melakukan perbuatan yang tidak melanggar kaidah dan agama. Salah satunnya, dalam agama Islam, seseorang dikenalkan pada keimanan dan ketaqwaan. Ketika seseorang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat akan membentuk mental yang kuat pula. Jiwa yang memiliki iman yang kuat tidak akan mudah goyah dan tidak akan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang dilarang dalam agama. Karena dalam agama mengajarkan seseorang bagaimana bertaqwa, yaitu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi apa yang di larang oleh Allah SWT. Agama tidak hanya sebagai tameng dan pelengkap dalam KTP (kartu tanda penduduk) saja. Namun sebagai pegangan dalam menjalankan hidup kita sehari-hari. Oleh karena itu, dalam kondisi dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, jika seseorang benar-benar memegang kuat ajaran dalam agama, orang itu tidak akan terjatuh ke jurang kenistaan.
Disadari atau tidak, sesuatu yang terjadi dan yang menimpa seseorang dalam menjalani kehidupan ini berpangkal dari diri masing-masing. Oleh karena itu, benar adanya pendapat yang menyatakan bahwa lebih baik mencegah dari pada mengobati. Dan pencegahan hal-hal negatif dalam berpolitik yang pada akhirnya akan membawa seseorang untuk melakukan korupsi adalah memperbaiki perilaku masing-masing individu. Karena perbaikan perilaku ini akan mencegah siapapun untuk melakukan perilaku kotor terutama korupsi. Jika korupsi bisa dihapuskan dibumi pertiwi ini, negara kita akan kembali menjadi negeri yang merdeka untuk kali kedua karena terbebas dari penjajah. Dan penjajah yang kini bersarang dinegari ini adalah para koruptor. Mari kita sama-sama membersihkan korupsi sedikit demi sedikit. Kita tidak perlu mencari siapa yang memulai, karena jika setiap kasus korupsi hanya terus menerus diusut karena alasan untuk mencari pelaku utama dan siapa dalangnya tidak akan selesai-selesai. Ujung-ujungnya kasus tersebut hilang tanpa bekas. Oleh karenanya, sejak dini tanamkan sesuatu yang baik untuk mendapatkan Ā hasil yang baik pula. Walllhualambisshawaff..
Oleh: Harrys Pratama Teguh, Syariāah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri āSMHā Banten, Img:Ā kidsklik