Sombong merupakan sifat yang dibenci Allah dan orang yang bersifat sombong akan dihindari oleh orang-orang. Ini terbukti bahwa orang yang sombong tidak akan masuk surga, dan sudah banyak cerita tentang orang yang sombong tidak memiliki teman yang banyak. Juga, banyak orang yang sudah merasakan bahwa kesombongan membuat dirinya rugi, setelah dia menyadari dari sekian ucap atau sikapnya yang menunjukkan kesombongan.
Namun, sebelum menvonis orang memiliki sifat sombong, sangat perlu diketahui ciri-ciri dari sifat sombong. Karena tidak semua orang yang dikatakan sombong oleh orang yang menilai dan mengatakan sombong, orang tersebut benar-benar sombong. Mungkin saja orang yang dikatakan sombong sesungguhnya tidak sombong. Artinya, untuk menilai atau mengatakan sombong perlu pertimbangan yang valid. Penilaian sifat kesombongan yang sering kali terjadi lebih kepada pertimbangan pribadi, tidak melihat yang sebenarnya bagaimana sifat orang yang dinilai.
Semisal pertimbangan pribadi yang selama ini terjadi, standart yang dijadikan penilaian orang lain sombong adalah penampilan. Tidak jarang ada orang mengatakan sombong ketika melihat orang lain berpenampilan mewah. Seolah penampilan merupakan standart utama untuk menilai orang lain sombong. Ketika melihat temannya berpakaian mewah lantas mengatakan, “Sombong banget dia, mentang-mentang bajunya bagus dan mahal”
Orang dikatakan sombong atau tidak, sebenarnya perbedaannya tipis sekali. Yang pasti, standartnya bukan semata penampilan. Ada orang berpakaian bagus, rapi, dan kelihatan mewah. Belum berarti dia bisa dikatakan sombong. Hal ini terbukti dengan pernyataan Nabi tentang pakaian. Ada Sahabat yang mengatakan, bernama Malik bin Murarah, ada yang bertanya kepada Nabi, “Bagaimana ya Rasulullah, ada orang senang mengenakan pakaian bagus, sandalnya juga bagus. Apa itu orang sombong, ya Nabi?” Dia kira sombong itu diukur dari penampilannya. Kemudian Nabi menjawab, “Allah itu indah dan menyukai keindahan”.
Tidak apa-apa mengenakan pakaian-pakaian yang bagus, asalkan tidak lebih. Misalnya, ada orang hanya bisa membeli pakaian standart sekian, tapi dia memaksakan diri sampai berhutang untuk membeli baju yang mahal. Ini bukan standartnya. Ukuran penghasilannya dia hanya mampu membeli baju seharga 75.000, tapi dia memaksakan diri membeli baju 350.000. ini yang berbahaya, yang memungkinkan dirinya menjadi sombong.
Memang, ada juga orang yang berpenampilan dengan pakaian yang mewah karena ingin menunjukkan dirinya orang yang mampu atau kaya. Bahkan ada yang memakai baju mahal yang sebenarnya jika diukur dengan kemampuan ekonominya dia tidak mampu, tapi karena ingin dikatakan penampilannya mewah atau malu jika berpenampilan sederhana. Inilah yang bisa mengakibatkan sombong.