Dalam selebaran yang beredar tercantum nama Pengasuh Pesantren Sukorejo, KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy. Benarkah itu?
Berikut bantahan salah satu pengurus pesantren Sukorejo:
Sampai sekarang (27/5), saya yang sehari-hari berada di lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, tidak mendengar anjuran Pengasuh Pesantren K.H.R. Ach. Azaim Ibrahimy untuk mendukung/memilih salah satu pasangan capres/cawapres.
Dalam sebuah acara tadi sore (27/5), beliau sempat memberi pencerahan pemikiran kepada masyarakat, bahwa jika semua calon tidak ada yang baik, maka pilihlah yang kadar buruknya lebih sedikit, “Pilihlah yang buruk di antara yang paling buruk”, ungkap beliau.
Bahkan beliau menggambarkan contoh ketidakidealan para calon. Satu calon men-jahr-kan (mengeraskan) bacaan fatihah pada shalat zuhur saat dirinya diminta menjadi imam, sementara calon lainnya saat silaturahmi ke rumah Yeni, Yeni meminta dirinya menjadi imam shalat, akan tetapi dia tidak berkenan dan meminta Yeni yang menjadi imam shalat dengan alasan Yeni putri Gusdur (Kiai Abdurrahman Wahid). Tentu ini menyedihkan.
Beliau menambahkan, “Lebih baik ada pemimpin walaupun buruk daripada negara vakum dari kepemimpinan walau satu jam”. [Fb Bapak Zainul Walid]
Kemudian yang sangat konyol lagi, ada nama Ny. Hj. Zainiyah As’ad. Padahalal beliau sudah wafat beberapa tahun yang lalu.
Berikut bantahan dari salah satu pengurus pesantren Sukorejo:
Hati-hati dg klaim beberapa pihak utk mendukung calon trtentu. Umpamanya, selebaran atau status ttg kiai yg berdiri di blkg Prabowo. Di sana (no 69) tertulis Ny. Hj. Zainiyyah As’ad Syamsul Arifin (Pondok Assalafiyah Situbondo). Cukup menggelikan bukan? Bukankah beliau sdh wafat, tgl 19 Agust 2005? Jdi hrs hati-hati… [Fb Bapak Syamsul A Hasan]
Tentang selebaran ini, ada dua kemungkinan.
- Selebaran ini dibuat -memang- untuk menguatkan dukungan Prabowo, atau
- Selebaran ini dibuat -memang- sengaja untuk menfitnah Prabowo
Wallahu a’lam
Inilah selebaran yang telah beredar