Selepas shalat maghrib, sebanyak lima ribuan santri putra berkumpul di Masjid Jami’ Ibrahimy Sukorejo untuk mendengarkan petuah-petuah pengasuh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy sebelum pulang kampung (imtihanan). Para santri akan menikmati libur panjang mulai dari 20 Sya’ban sampai 10 syawwal mendatang. Dalam rentang waktu yang lama tersebut beliau menghimbau untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Jangan sampai dihabiskan untuk nonton TV atau bermain-main.
Beliau juga menyatakan, wajah santri berbeda dengan lainnya. Santri memiliki cahaya di wajahnya. Setiap hari, wajahnya dibasuh dengan air wudlu, matanya melihat dan membaca al-Qur’an, sembahyang, berdzikir dan lainnya. “Jangan sampai kalian redupkan cahaya wajah yang telah kalian peroleh di pondok selama beberapa bulan, hanya dengan liburan imtahan yang hanya sebulan setengah dengan melakukan bermacam-macam maksiat, tolong kalian jaga itu.” Kiai Azaim mengingatkan kepada santri-santrinya.
Imam as-Syafi’i adalah salah satu teladan tokoh ilmu yang paling diakui. Beliau pernah kehilangan setengah hafalannya hanya sekedar melihat kaki wanita yang terbuka di suatu jalan. Terus bagaimana cara meneguhkan hati agar tidak terjerumus dalam maksiat? “bacalah ya muqollibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik. (Wahai zat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini untuk terus bisa menjalankan ajaran agama-Mu).” Nasihat Kiai Azaim
Amalan-amalan yang telah pernah dilakukan di pondok jangan sampai dihentikan saat di rumah. Setiap habis Ashar, biasakan rotibul haddad. Syukur-syukur bisa ditularkan kepada lainnya untuk dibaca. Begitu juga nazam Ya Arhamarrohimin yang dibaca setelah sholat.
Beliau juga memberikan amanat bagi santri untuk menjadi agen perubahan. “kurang lebih lima ribu santriku ini, cobalah membuat orang berubah menjadi baik. Bukan maksudku merubah dari orang yang jelek atau preman menjadi orang baik dan sholeh. Namun sekedar berubah menuju kepada arah kebaikan. Jika tiap-tiap santri sukorejo bisa melakukan hal yang demikian, berapa banyak orang yang akan berubah. Itu baru satu. Bayangkan jika tiap-tiap santri merubah empat orang saja. Mungkin sudah 20 ribu orang akan berubah menjadi baik berkat santri Sukorejo. Jika hal ini serius dilakukan, maka pondok sukorejo lah yang akan mengawal perubahan bangsa indonesia menjadi lebih baik.” Terang kiai.
Karena Pilpres akan dihelat dalam waktu dekat, jangan sampai santri Sukorejo ikut-ikutan black campaign (kampanye hitam). Setiap orang pasti memiliki kekurangan. “Karena itulah jangan sampai ikut arus orang-orang yang menghina satu calon kepada calon lain. Pilihlah sesuai dengan pilihan hati nurani kalian.” Anjuran kiai
Namun bagaimana sikap politik pondok sukorejo menghadapi Pilpres mendatang? Siapakah yang dipilih? Politik pondok Sukorejo, khususnya Kiai Azaim tidak memihak salah satu calon. Ini terbukti dari pernyataan beliau pada saat pembekalan imtihan santri. “jika kalian ditanya siapakah calon presiden yang didukung pesantren Sukorejo, bilang saja. ‘siapapun presidennya nanti, semoga ia bisa melaksanakan amanat berat bangsa Indonesia. Dan yang kalah semoga digantikan dengan tugas dan amanat yang lebih baik.’” Begitulah politik pesantren Sukorejo ke depan.
Setelah hampir setengah tahun lamanya kegiatan satu abad pesantren Sukorejo dihelat, beliau mengajak santri para santri untuk bersyukur karena acara yang diagendakan dapat berjalan dengan lancar. Setelah itu, kiai Azaim mengajak semua santri untuk melaksanakan sujud syukur bersama-sama. Setelah itu, semua santri bersalaman dengan pengasuh. Butuh satu jam semua santri bisa bersalaman dengan kiai.
[sumber]