Ada satu persoalan lagi dalam shalat tarawih yang perlu diluruskan di masyarakat, yaitu speed competition (kopetisi kecepatan) dalam melaksanakan tarawih. Sungguh ironis memang keadaan di masyarakat. Shalat tarawih yang hikmahnya adalah untuk menyuburkan keimanan dan ketaqwaan kita di bulan yang penuh rahmat, malah dibuat super cepat dalam pelaksanaannya. Padahal, siapapun pasti mengakui bahwa dalam shalat harus ada tuma’ninah; harus ada kekhusyu’an; harus ada keheningan. Tujuannya satu, agar kita dapat berkonsentrasi dengan tenang pada Allah swt. Permasalahannya, mungkinkah hal-hal tersebut dicapai dengan shalat Tarawih 20-25 menit. Tidak bisakah kita meluangkan waktu minimal satu jam saja untuk beitarawih?
Secara kajian kebahasaan, lafazh “tarawih” merupakan bentuk jama’ dari lafazh “tarwihah”, yang artinya menghilangkan capek dan penat (beristirahat). Nama tarawih memang belum populer pada masa Nabi saw. Pada waktu Nabi saw. shalat di malam Ramadhan masih dinamakan shalat qiyamu ramadhan. Nama tarawih muncul setelah masa Nabi. Kenapa dinamai shalat tardwih?
Penamaan ini jelas tidak terlepas dengan makna tarawih itu sendiri, yaitu istirahat. Pada masa para sahabat dan tabi’in, serta para ulama salaf senantiasa beristirahat setelah 4 rakaat. Mereka biasa mengisinya dengan diam, membaca dzikir dengan tasbih. Masa jeda istirahatnya adalah selama 2 raka’at. Oleh sebab itulah, dalam shalat tarawih seharusnya ketenangan harus terjaga, bukan malah terburu-buru kayak Bus Patas.
Al-Dimyati Al-Syafi’iy menyatakan, “Banyak orang-orang yang bodoh melakukan shalat tarawih terlalu cepat hingga mereka mengabaikan tumaninah dalam rukuk dan sujud, tidak membaca surat al-fatihah sesuai dengan ketentuannya. Ironisnya, mereka malah merasa sudahmelaksanakan shalat dan berhak atas pahala. Mereka merasa tidak meninggalkan shalat tarawih dan mengaku sudah meringkas. Ini semua adalah sifat membagakan diri yang merupakan jurus-jurus maut syetan untuk orang-orang yang beriman. Maka, hindarilah itu semua!… “. [I’anatu al-Thalibin, I: 306] Falyutadabbar!
[sumber]