Ditengah menurunnya prosentase jumlah umat Islam di Indonesia, namun dibelahan bumi yang lain yaitu di Negara Jepang justru Agama Islam mulai berkembang pesat. Meskipun kesulitan yang dihadapi oleh kaum Muslim di Jepang, termasuk citra negatif atas Islam dan Muslim terutama setelah 9/11, ditambah dengan sulitnya menemukan makanan halal, jumlah masjid yang masih sedikit, namun jumlah umat Islam di negeri matahari terbit itu meningkat dari hari ke hari.
Pertumbuhan tercepat jumlah Muslim di Jepang terjadi dekade 1980-an. Peningkatan jumlah kaum Muslim di Jepang kala itu ditunjang dengan banyaknya imigran yang datang dari Pakistan dan Indonesia, yang rata-rata datang untuk mencari kerja. Beberapa di antara mereka menikahi penduduk lokal dan lama-kelamaan menjadi penduduk tetap.
Menurut penelitian yang dilakukan Hirofumi Tanada, profesor ilmu kemanusiaan di Universitas Waseda Tokyo mengatakan, ada 58 masjid di Jepang pada April 2009. Tahun demi tahun Islam semakin mengakar dalam masyarakat Jepang. Dan saat ini jumlah Muslim di Jepang diperkirakan sudah lebih dari 120.000 jiwa. Dan sudah berdiri lebih dari 60 masjid di sana. Selain masjid, menurutnya, terdapat lebih dari 100 mushola atau tempat-tempat sholat sementara yang tersebar di seluruh negeri.
“Saya percaya perhatian masyarakat akan Islam terus meningkat,” kata Tanada.
Tanada yang telah melakukan penelitian terhadap banyak komunitas Muslim di Jepang, menambahkan, ada beberapa faktor membantu peningkatan jumlah populasi Muslim di Jepang, termasuk pertukaran mahasiswa di Jepang dengan universitas lain di beberapa negeri Muslim, disamping migrasi para pemilik usaha dan pekerja Muslim yang telah menyebarkan Islam.
“Ada banyak orang Islam yang telah menikah dan menetap dengan keluarga mereka di Jepang, dan mereka ingin memperdalam pertukaran dengan komunitas mereka. Dan mereka ingin lebih banyak lagi orang memahami agamanya,” tandas Tanada.
Lambat laun dunia akan menyaksikan Islam benar-benar akan menyinari seluruh pelosok negeri, insya Allah di bawah naungan Khilafah. Paling tidak hal ini juga diamini oleh salah seorang intelektual Muslim Jepang yang sudah tak asing lagi di Indonesia, yakni Hasan Ko Nakata. (sumber)