Multaqo Sanawi kali ini terasa beda dari sebelumnya. Meskipun lokasinya berada di sebuah pesantren di ujung timur pulau Jawa, namun tidak mengurangi antuasiasme para Ulama, Kiai, Habaib, Ajengan, Tuan Guru dan Asatidz alumni Abuya Syaikh Al-Maliki yang tersebar di seantero negeri untuk berbondong-bondong menghadiri perhelatan tahunan ini.
Sejak memasuki tapal batas kota Situbondo, tepatnya di kawasan PLTU Paiton, di sepanjang jalan yang berdinding tebing pegunungan Argopuro dan berhampar lautan lepas, para tetamu disambut dengan tulisan gerbang kota yang menakjubkan.
SELAMAT DATANG DI SITUBONDO
KOTA SHALAWAT NARIYAH
Tulisan di gerbang perbatasan itu sangat berbeda dengan gerbang kota-kota lain. Kalimat penyambutan ini menegaskan identitas masyarakat Situbondo. Yaitu sebagai kota religius berkarakter Aswaja NU.
Shalawat Nariyah, menjadi atmosfir keberagamaan masyarakat Situbondo. Peran dan pengaruh para Kiai, Lora, Bindhereh, dan Guru Ngajih benar-benar sentral dikawasan ini. Sehingga tradisi Salawat Nariyah kemudian menjadi karakter, identitas, visi-misi, dan inspirasi bagi pembangunan kota Situbondo di segala dimensi.
Setelah hampir satu jam melintasi gerbang Shalawat Nariyah itu, para peserta lalu dikondisikan untuk berkumpul dan rehat sejenak di lokasi wisata Pasir Putih Situbondo. Di tempat pemberhentian ini, para tetamu tak hanya termanjakan dengan fasilitas cottage atau menu futhur saja, akan tetapi suguhan alam di pantai Pasir Putih di pagi hari benar-benar meng”rouhah”kan pikiran dan fisik setelah beliau-beliau dilelahkan oleh jauhnya perjalanan. Riak-riak kecil ombak laut. Sapaan cahaya sunrise yang hangat. Hamparan pasir putih yang luas. Keramahan panitia Multaqo yang penuh keakraban. Situasi ini membuat para tamu sangat betah di tempat ini.
Menjelang Duhur, para tamu harus rela meninggalkan tempat wisata ini untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi Multaqo Sanawi Internasional. Hampir seratus aneka jenis mobil, yang semuanya adalah para tetamu peserta Multaqo berarak dan merayap meninggalkan Pasir Putih. Arak-arakan yang panjangnya lebih dari satu kilometer ini ditandai dengan pengawalan tim Patwal kepolisian Situbondo dibarisan terdepan.
Di sepanjang 50 km, warga menyaksikan arak-arakan sembari melambai tangan. Mereka turut menyambut para tamu ini yang notabene “Tamuyyah Kiaeh”, dan sama halnya dengan menyambut kiainya sendiri.
Setelah para Ulama seantero Nusantara ini berparade di sepanjang 50 km, akhirnya tiba di kawasan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Sukorejo Situbondo. Suasana kian terasa semarak. Pasukan PELOPOR–barisan kelaskaran yang dirintis oleh KHR. As’ad–tampak siaga di beberapa titik. Keberadaan Barisan PELOPOR sangat membantu ketertiban dan pengkondisian lapangan, mendampingi aparat kepolisian setempat.
Berjarak satu kilometer sebelum masuk lokasi Multaqo, parade mobil harus memperlambat laju kendaraan. Pasalnya, ribuan santri dan warga berdiri berderet di kanan-kiri sepanjang jalan menuju pondok Sokorajjeh tempat perhelatan Multaqo berlangsung. Mereka berdiri menyambut para Ulama, Kiai, Habaib, Ajengan, Tuan Guru dan para peserta Multaqo sembari mengumandangkan Shalawat Badar. Bumi dan langit Sukorejo bergemuruh. Deru ratusan mobil lenyap ditelan gemuruh Shalawat Badar yang dikumandangkan ribuan santri dan warga. Guyuran hujan pun tak mengurangi himmah mereka untuk menyambut “Tamuyyah Kiaeh”. Mereka tak bergeming dan tetap berdiri dipinggir jalan sambil mengumandang Shalawat Badar. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.
Perhelatan Multaqo Sanawi ini terasa sangat sakral. Tumpahan keberkahan berpadu melalui para kekasih Allah. Keberkahan dari Abuya Al Maliki. Keberkahan Kiai As’ad, Kiai Syamsul, dan para muassis pondok Sokorajjeh. Paduan keberkahan itu tercurahkan di tempat ini. Pada perhelatan Multaqo ini.
Selama dua hari, sejak Rabu sampai Kamis, 17-18 Desember 2014, para Ulama alumni Abuya Al Maliki yang tersebar di seantero Nusantara berMultaqo di Sukorejo Situbondo. Suasana seperti di Rushaifah Makkah Al Mukarramah, tempat para Ulama ini menimba ilmu kepada Syaikh Abuya Al Maliki. Lantunan kasidah, mauidzah, taushiyah, sajian menu, keakraban, dan rangkaian acara Multaqo sangat khas suasana Rushaifah Makkah. Para Ulama yang hadir merasa betah di perhelatan ini.
Multaqo Situbondo tidak hanya dihadiri para Ulama yang merupakan alumni Abuya Syaikh Al Maliki. Beberapa ulama lintas komunitas juga turut hadir mengharap keberkahan dari momentum Multaqo Samawi kali ini. Pejabat negara juga tampak hadir. Bupati Situbondo turut menyambut dengan kalimat Tarhibiyahnya. Selain itu, perwakilan dari Pangdam, Kapolda, serta Bapak Artidjo Alkostar, Hakim Agung MA juga duduk berbaur dengan para Ulama se Nusantara. Utusan Ulama dari Malaysia didaulat memberikan sepatah dua patah kata sebagai representasi Ulama Negeri Jiran.
Kesuksesan acara Multaqo Hai’ah Ash Shofwah di Pondok Sukorejo Situbondo kali mengulang sejarah kesuksesan acara Muktamar NU tahun 1983 di tempat yang sama. Saat itu, Kiai As’ad mengukir sejarah perjalanan Aswaja di Nusantara dengan jadi tuan rumah Muktamar NU. Dan kali ini, Kiai Azaim, cucu Kiai As’ad, yang saat ini jadi pengasuh keempat juga menancapkan pondasi sejarah kebangkitan Aswaja di bumi Nusantara dengan menjadi tuan rumah Multaqo Sanawi. Hal ini juga tercermin dari pesan “Urun Rembuk Hai’ah Ash Shofwah Untuk Bangsa” yang beliau bacakan lalu dititipkan ke Pemimpin Negeri melalui Hakim Agung, Bapak Artidjo Alkostar.
Sementara itu, Romo KH. IHYA’ ULUMIDDIN sebagai Aminul Aam Hai’ah Ash Shofwah dalam kalimat Taujih yang beliau sampaikan, menegaskan pentingnya keteladanan dalam dakwah dan tarbiyah. Manhaj keteladanan ideal yang ditampilkan oleh Rasulullah, lalu terwariskan kepada para Salafussholih, sampai kepada Maha Guru Ar Robbani Prof. DR. Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani.
Perhelatan akbar Multaqo kali ini disiarkan oleh beberapa media. Mulai dari Live Streaming, Radio Bhasa FM, Live TV9, dan beberapa media lainnya.
رب فانفعنا ببركاتهم # واهدنا الحسنى بحرمتهم
وأمتنا في طريقتهم # ومعافة من الفتن
Situbondo, 18 Desember 2014.
(Rama Rameo; aktif sebagai pengkhidmat di Pengurus Pusat Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah)