KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy: Awam Agama Rawan Dirasuki Doktrin Radikal

0
741

Maraknya gerakan radikalisme yang berwujud pada kekerasan mengatasnamakan agama menimbulkan kekhawatiran bagi kalangan pesantren. Mulai tertangkapnya 12 warga negara Indonesia di Malaysia yang diduga anggota jaringanIslam State of Iraq and Syam (ISIS) pada Kamis lalu, hingga aksi teror seorang pria bernama Haron Monis di Lindt Chocolat Cafe, Syidney Australia Senin kemarin.

Keprihatinan itu salah satunya datang dari Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syaf’iyah Sukorejo Situbondo KH. R. Azaim Ibrahimy. Menurut beliau, gerakan radikal hampir ada di setiap keyakinan atau agama. Ketika berubah menjadi radikalisme, maka gerakan tersebut membentuk kelompok untuk melancarkan doktrin-doktrin demi kepentingan mereka.

“Sedangkan radikalisme dalam Islam, tema-tema yang diangkat adalah peperangan, konsep kedaulatan berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Akan tetapi sikap mereka tidak menunjukan ajaran Islam. Misal, seperti melakukan kekerasan yang melampaui batas dengan dalih atas nama kebenaran,” tutur Kiai Zaim Madrasah Aliyah Keagaamaan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Selain itu, tambah Kiai Zaim, kelompok ini mudah mengkafirkan orang lain, menyatakan sikap paling benar sendiri, dan doktrin pendidikannya isinya adalah gerakan-gerakan radikal. “Kelompok ini seringkali menjadi korban atau oknum gerakan radikal,” lanjut Kiai Zaim.

“Sementara yang lebih kepada penekanan ibadah, spiritual, sosial, pendidikan, ekonomi keummatan maupun kepada proses kebangsaan yang terus ditata. Saya melihat justru merekalah yang menyelamatkan bangsa, menjadi perekat NKRI, anti kekerasan, dan moderat.”

Untuk itu, menurut Kiai Zaim, mempersiapkan kader bangsa dengan keilmuan yang luas, berwawasan, dan tanamkan nilai-nilai Islam moderat, tawasut (tengah-tengah), tawazun (seimbang), dan a’dala (adil) perlu segera dilakukan. (sumber)

Tinggalkan Balasan