Pada tanggal 4 Desember 2014 ini Almarhum KHR. Ach. Fawaid As’ad genap 1000 hari meninggalkan kita di dunia fana ini. Banyak cerita dan kenangan penulis bersama beliau, bila teringat tidak terasa air mata menetes bahkan seringkali luapan tangispun sulit dibendung. Mungkin karena cukup lama saya di didik dan dibimbing beliau baik saat di Pondok Pesantren maupun saat sudah pulang ke masyarakat.
Kyai Fawaid sosok murabbi, guru yang tidak hanya mendidik dan membimbing jasmani dan rohani santrinya secara muwajahah (berhadapan), tapi beliau kerapkali hadir pada santri-santrinya di alam lain baik melalui mimpi maupun isyarah-isyarah samawi.
Sekedar mereview, ada santri yang pernah disangsi oleh Kyai Fawaid menghadap matahari dari jam 7 pagi hingga waktu dhuhur karena tidak musyawarah pada malam jum’at, ternyata dalam perjalanan hidupnya dia selalu bersentuhan dengan rapat, diskusi dan pertemuan – pertemuan yang membutuhkan ketajaman berfikir logis. Ada teman saya namanya Lalu makmur, pernah dihukum beliau baca istighfar tiga hari tiga malam dalam kondisi kaki satu diangkat (soko nonggel), ternyata hidupnya dikerumuni ribuan ummat untuk memperoleh bimbingan rohani dan luapan barokah do’anya. Ada juga santri yang dipecut dan berbagai sanngsi lainnya. Itu semua karena Kyai Fawaid sangat menyayangi santri dan amat ingin santrinya jadi hamba Allah yang bermanfaat.
Kyai Fawaid betul betul menjadi pelayan ummat, hampir seluruh waktunya beliau gunakan untuk pengabdian dan perjuangan, mulai dari mengajar di Pondok pesantren, menghadiri pengajian di daerah perkotaan, pelosok desa dan kepulauan terpencil yang harus ditempuh dengan berlayar naik perahu kecil pun beliau datangi. Dan juga melalui gerakan politik kebangsaan dan kenegaraan, baik di NU maupun partai politik.
Perjuangan Kyai Fawaid kerapkali selalu dikoordikanasikan dengan para Alumni pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Dawuh beliau saya selaku pengasuh punya tanggung jawab pada santri tidak hanya saat di Pondok, ketika santri pulang ke masyarakat pun saya punya tanggung jawab. Abah (KHR. As’ad Syamsul Arifin), sangat menginginkan santrinya kelak berkumpul dengan beliau tidak hanya di dunia tapi diakhirat pun juga berkumpul dengan beliau. Oleh karena itu saat acara MUBES IKSASS di Jember, Kyai Fawaid dalam tausyiyakhnya menyampaikan “saya tidak akan jadi pengasuh Pondok (Kyai) kalau tidak tahu kelakuan santri saya’’, mungkin karena beliau diberi kelebihan itu oleh Allah, Kyai fawaid seperti tidak kenal lelah selalu membina dan membimbing para alumni untuk diajak ke jalan kebenaran. KHR. Achmad Fawaid As’ad sungguh merupakan seorang Murabbi, pendidik yang memiliki tanggung jawab dalam pembentukan pribadi murid dan mewarisi nilai-niliai keilmuan yang disertai dengan kontrol dan evaluasi serta tanggung jawab dihadapan Allah SWT.
KETELADANAN KHR. ACHMAD FAWAID AS’AD
- Ahlul Qur’an
Dari banyak kesaksian yang disampaikan, Kyai Fawaid merupakan seorang yang istiqamah dalam membaca Al-Qur’an. Setiap hari dalam berbagai kesempatan belaiu tidak pernah meninggalkan membaca Al-Qur’an. Bahkan ketika melakukan perjalanan, beliau selalu membaca Al-Qur’an. Tidak heran jika dalam satu minggu beliau selalu menghatamkan Al-Qur’an minimal satu kali. - Istiqamah Shalat Jama’ah
Shalat jamaah menjadi rutinitas Kyai Fawaid dalam melaksanakan Shalat, selain karena pengamalan agama, shalat jama’ah sebagai media untuk berinteraksi sosial dengan sesamanya. - Tidak Pernah mengeluh
Setiap orang pasti pernah mengaalami penderitaan dan kesulitan hidup. Namun bagi orang yang berfikiran dewasa dan lapang dada, penderitaan itu tidak ingin diketahui oleh orang lain agar tidak menebar derita bagi sesama. Begitulah yang terjadi pada Kyai Fawaid, beliau tidak pernah mengeluh di tengah berbagai badai ujian dan kesulitan yang dihadapi. Ini menandakan bahwa beliau adalah orang yang mempunyai gudang kebaikan yang berisi keimanan dan tawakkal kepada Allah SWT secara mendalam. - Salamatu Shadri (Bersih Hati)
Hati seseorang adalah sebuah misteri yang sulit diketahui oleh orang lain. Namun kerahasian itu, dapat terungkap dari apa yang ditampakkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kyai Fawaid termasuk pada golongan ini. Memiliki hati bersih, sejuk dan tidak pendendam. Tidak pernah mempergunjingkan orang lain, tidak suka mengeluarkan kata-kata kotor apalagi mencaci maki. - Memiliki Kepedulian Sosial
Kyai Fawaid merupakan sosok yang memiliki kepedulian sosial tinggi. Terbukti Kyai Fawaid banyak berbuat amal soleh pada lingkungan sosial sekitar. Diantaranya beliau meninggalkan Masjid megah yang tidak hanya untuk santrinya tapi juga untuk masyarakat sekitar. Peduli kepada anak yatim dan fakir miskin dengan mendirikan panti asuhan, dan beliau mengizinkan para santri untuk membeli kebutuhan sehari-hari kapada tetangga sekitar pondok pesantren dengan maksud untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sehingga dapat mengangkat taraf hidup mereka. - Dicintai Masyarakat.
Salah satu tanda Kyai Fawaid dicintai masyarakat dapat dilihat dari puluhan ribu orang yang betakziah untuk memberikan penghormatan terakhir saat pemakaman berlangsung. Walaupun hujan mengguyur bumi Sukorejo namun puluhan ribu pelayat tak bergeming dari tempatnya. Bahkan pelayat dari berbagai daerah dalam dan luar negeri datang hingga selama 40 hari. Cinta masyarakat karena Allah Swt itu sebab mereka merasakan betul perjuangan beliau demi agama dan ummat.
Kecintaan masyarakat ini tentu bukan sesuatu yang diperoleh dengan instan. Tidak sembarang orang mampu meraihnya. Hanya hamba-hamba pilihan yang memiliki kedekatan kepada Allah SWT dengan modal iman yang kokoh dan amal yang saleh yang mendapatkannya. - Pemimpin Panutan
Tidak bisa dipungkiri selama memimpin Pondok pesantren Sukorejo, Kyai Fawaid telah banyak memberikan inovasi untuk kemajuan pesantren. Terbukti telah banyak terobosan yang dilakukan dan banyak kemajuan yang dihasilkan. Mendirikan Madrasah Al-Qur’an yang mencetak penghafal Al-Qur’an, mendirikan akademi perikanan, Akademi Manajemen Informatika, Akademi kebidanan, disamping menambah program S2 dilingkungan IAII, dan membangun cabang pesantren Sukorejo diberbagai daerah.
Kyai fawaid termasuk sosok manajer ulung. Hal ini ditunjukkan dalam kepemimpinan beliau di pesantren Sukorejo. Kyai Fawaid telah membangun sistem yang tangguh sehingga ketika ditinggal beliau Pesantren Sukorejo tetap berjalan baik.
- Wajah Bersinar
Dalam buku keteladanan Kyai Fawaid, KH. Muhyiddin Abdusshamad menulis, salah satu hal yang menunjukkan bahwa beliau hamba yang mulia adalah jasad beliau yang cukup istimewa. Selama pengalaman memandikan jenazah Kyai Muhyiddin belum pernah memandikan orang yang seperti Kyai Fawaid. Kyai Fawaid tersenyum dengan wajah yang cerah, matanya tertutup dengan sempurna dan tampak lebih tampan dari ketika masih hidup. Pertanda bahwa beliau bahagia memenuhi panggilan Sang pencipta.
Semoga kita semua yang telah ditinggal Kyai Fawaid selama 1000 hari di alam fana ini dapat meneladani amaliah beliau dan dapat melanjutkan perjungannya. Selamat jalan Guru, selamat datang matahari baru.
Penulis: HM. Misbahus Salam
Pengurus Pusat IKSASS Dan penulis Buku ‘’NU dan Transformasi Masyarakat Madani’’.