Surabaya, Cyberdakwah — Sejumlah kru film “Penjuru 5 Santri” beberapa waktu lalu hadir di Tunjungan Plaza Cinema 21 Surabaya. Mereka sengaja hadir menemani masyarakat Jawa Timur yang antusias menonton film jenis drama ini.
Sebelum film diputar, tampak sejumlah calon penonton telah mengantri tiket film yang berdurasi ini. Pada saat menunggu masuk, mereka bisa mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan sejumlah artis yang memerankan film ini. “Kesempatan langka bisa beremu, berbincang dan bahkan foto bareng dengan para kru film ini,” kata Mohammad Rofi’i ketika itu.
Pria kelahiran Bangkalan Madura ini sengaja menonton film “Penjuru 5 Santri” di Tunjungan Plaza karena bisa bertemu langsung dengan para pemain dan pendukung film tersebut. “Kalau di bioskop lain kan tidak bisa bertemu para pemain film ini,” katanya beralasan.
Memang benar, ada sejumlah kru film ini yang terlihat ikut antri untuk menonton film tersebut. Ada D Zawawi Imron yang berperan sebagai Kiai Landung, Yatie Surachman, Rizkullah Daffa, dan artis kawakan lain. Bahkan sang sutradara, Wimbadi JP turut menemani sejumlah perbincangan dengan media dan penonton.
Hari Purnomo selaku ko produser menandaskan bahwa para kru sengaja hadir di Surabaya dalam rangka menyapa para penonton yang telah lama menunggu pemutaran film ini di bioskop. “Kami memilih datang ke Surabaya karena film ini sedang tayang di sejumlah bioskop di Surabaya,” katanya kepada Cyberdakwah, Kamis (5/2/2015). Apalagi keberadaan bioskop ini menjadi satu dengan pusat perbelanjaan terkenal di Surabaya yakni Tunjungan Plaza.
Bagi Mas Hari,panggilan akrabnya, menyapa penonton adalah di antara upaya yang dilakukan untuk kian memasyarakatkan film ini. “Sangat terlihat bahwa sosok pemain film ini dielukan masyarakat Surabaya dan sekitarnya,” ungkapnya. Waktu menunggu dibukanya pintu masuk dimanfaatkan untuk saling menyapa dan bercengkrama serta mengabadikan momen bertemu para kru dengan mengabadikan gambar.
Dalam pandangan Mas Hari, kelebihan film ini adalah tidak semata memberikan tontonan cerdas kepada masyarakat, juga bisa dijadikan sebagai tuntunan dalam menyikapi keadaan. “Jangan lagi ada diskriminasi kepada desa karena justru dari desa banyak hal positif yang bisa digali,” ungkapnya.
Demikian juga keberadaan pesantren yang mampu menerima kelompok masyarakat, bahkan mereka yang dianggap sampah oleh masyarakat. “Jadi sangat layak bila film ini ditonton berbagai kalangan,” katanya sembari berpromosi. Betapa di desa yang masih asri, ada lima sekawan yang rela menaklukkan medan berat hanya untuk sekolah dan mengaji, lanjutnya.
Tidak hanya berguna untuk anak sekolah, film ini juga member pesan mendalam kepada orang tua. “Bahwa ada orang tua gila yang ternyata masih memiliki perhatian kepada anak perempuannya,” katanya. Hal ini mungkin dapat menjadi peringatan kepada para orang tua yang tidak lagi memikirkan buah hati dengan berbagai alasan.
“Untuk kian mendekatkan dengan masyarakat, sejumlah kru film melakukan nonton bareng di beberapa kota besar yakni Jakarta, Jogjakarta serta Surabaya ,” tandas Mas Hari.
Film Penjuru 5 Santri bercerita tentang kondisi masyarakat desa di kawan Sleman Yogyakarta. Lima sekawan yang diperankan oleh Rizqullah Daffa, Noky Ezra, Audrick Ardian P, Nurul Shanty serta Bowie Putra Mukti adalah pribadi-pribnadi tangguh dan memiliki semangat dalam menimba ilmu di sekolah dan pesantren. (s@if)