Petani Harus Memahami Perubahan Cuaca

0
387

Jombang, Cyberdakwah — Tugas berat diemban Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama atau LP2NU. Karena seiring perkembangan zaman, cuaca semakin kurang bersahabat dan sulit diprediksi. Karena para pengurus di daerah harus semakin intensif mendampingi petani dengan pengetahuan cuaca.

Hal ini disampaikan Ketua PW LP2NU, Wazir Wicaksono saat bertemu sejumlah kelompok tani dan perikanan, serta pegiat UMKM di Jombang Jawa Timur, Rabu (25/3/2015). Kenyataan ini harus menjadi acuan bagi pengurus untuk kerap menyapa masyarakat, khususnya petani.

Seiring dengan perkembangan zaman, ada banyak tugas berat yang diemban oleh LP2NU. “Yang kita urusi disamping pertanian, juga perkebunan dan peternakan,” ungkap Pak Wazir. Demikian juga kelautan dan perikanan, hutan dan tata ruang, energi hayati, pembangunan desa hingga lingkungan hidup, lanjutnya.
“Praktis, dengan tugas yang kian besar itu mengharuskan kami untuk bisa menjadi tempat berdiskusi dan dimintai pertimbangan terkait peraturan yang akan digulirkan,” terangnya.

Kendati demikian, tugas utama dari kepengurusan LP2NU di sejumlah tingkatan adalah melakukan pendidikan kepada petani. “Karena zaman telah berubah maka para petani harus selalu diberikan informasi terkait perkembangan pertanian terbaru,” ungkapnya.

Yang terbaru adalah akan diberlakukannya peringatan dini terkait perubahan cuaca di beberapa daerah. “Ini sangat penting agar petani bisa melakukan persiapan bagi komoditas yang akan ditanam,” terangnya. Karena musin yang ada selama ini kurang bersahabat dan kadang diluar prediksi, lanjutnya.

Dengan pantauan satelit yang bisa diakses di sejumlah desa tersebut, maka para petani dapat dengan tepat menanam tanaman yang sesuai dengan musimnya. “Karena ilmu yang selama ini digunakan untuk memprediksi musim ternyata tidak sesuai dalam kenyataan,” katanya. Hal ini terbukti, ada yang menanam komoditas tertentu lantaran diperkirakan memasuki musim kemarau, namun ternyata masih terjadi hujan. Akibatnya, tanaman gagal panen dan sejenisnya.
“Tugas berat inilah yang diemban pengurus LP2NU di daerah agar keberadaannya semakin dirasakan masyarakat, khususnya petani,” katanya.

Terkait keberadaan LP2NU yang jarang diketahui masyarakat, hal ini adalah tantangan tersendiri. “Padahal kalau kita membuka sejarah, peran NU dalam membina dan mendampingi petani telah teruji,” katanya. Saat peristiwa Gerakan Sepuluh Sepuluh Nopember atau Gestapu tahun 1965, NU telah mendampingi petani dengan Pertanu atau Persatuan Tani Nahdlatul Ulama, lanjutnya.

Dengan kiprah dan rentang sejarah yang demikian panjang ini semestinya warga NU sudah bisa memahami kiprah NU dalam mendamping petani. “Namun kalau kemudian sekarang banyak yang mempertanyakan, mungkin hal tersebut terkait intensitas para pengurus LP2NU dalam mendampingi petani,” pungkas Pak Wazir. (s@if)

Tinggalkan Balasan