Kaya Tanpa Harta, Terhormat Tanpa Pangkat
Orang yang bisa kaya tanpa harta telah menemukan kekayaan yang sesunguh nya. Apa yang di tawarkan dari sikap qona’ah adalah kesederhanaan bersikap tentang harta. Bukan buaian muluk muluk bahwa manusia harus punya segalanya. Tapi kesederhanaan bahwa menikmati yang “cukup” bisa sangat bahagia. Sedangkan “kelebihan” adalah nikmat yang harus di bagikan.
Apakah yang bisa “kaya tanpa harta” adalah orang yang miskin semua? Tidak. Bisa jadi dia punya mobil. Tapi saat jalan kaki ke pasar pun dia bisa bahagia. Karena “kekayaan” dan kebahagian adanya di hati. Bukan menempel di mobil ataupun kepemilikan lain yang sifatnya materi.
Sedang yang miskin bagaimana? Ya sama. Manusia di catat sebagai hamba yang bersyukur bukan karena “harta” tapi keindahan menerima dan bersyukur saat rizki itu di bagi. Jadi bukan sedikit banyaknya, tapi sikapnya.
Orang yang bisa terhormat tanpa pangkat telah menemukan kehormatan yang sesungguhya. Jaman sekarang banyak orang yang seringkali hormat itu bukan karena “orang”nya bukan karena “akhlak” nya. Tapi bisa jadi karena “duit” nya. Mereka tidak senyum ke orang tapi senyum ke uang.
Orang yang harus menggunakan “pangkat”nya untuk berteman sebenarnya dia tidak pernah punya teman. “Ini loh gue, bapak gue jendral”. Helloooow… hari gini???
Anak muda harus belajar melihat dengan ketulusan. Bukan harta. Bukan derajat. Apalagi dia anaknya siapa. Tapi “kebaikan” yang ada di pribadi tersebut. Persaudaraan dalam islam selalu menawarkan ketulusan. Kita saudara bagaikan tubuh. Hanya di islam persaudaraan itu terjaga tidak hanya di dunia. Tapi sampai surga.
Sumber : Muslim Stay Handsome