Gagasan gelar pahlawan nasional terhadap KHR. As’ad Syamsul Arifin di apresiasi oleh tokoh NU dan mantan Ketua Umum GP Anshor KH. Khalid Mawardi. Hal itu diuangkapkan saat HM. Misbahus Salam, HM. Ikram Hasan dan Gus faisholi Harun bersilaturrahim di rumahnya JL. Masjid Al- Ittihad Kelapa dua Kebun Jeruk Jakarta Barat.
Kyai As’ad ini kata KH. Khalid Mawardi termasuk tokoh yang unik dan spektakuler. Saat kampanya NU tahun 1955 dulu Kyai As’ad pernah menyuruh pelopor membakar kayu, saat api menyala kaki Kyai As’ad dimasukkan ke api yang sedang berkobar dan kaki Kyai As’ad tidak terbakar. Lalu dihadapan ribuan orang yang berkumpul itu Kyai As’ad bilang ; mau ikut saya apa tidak ? spontanitas hadirin bilang ikuuut, ikuuut, ikuuuut. Kalau mau ikut saya ikut NU ya. Enggi.. engggi.. engggi, dengan bahasa Madura. Tutur KH. Khalid Mawardi saat menyaksikan kejadian itu bersama KH. Hizbullah Huda.
Khalid Mawardi juga menyaksikan keunikan Kyai As’ad saat di Surabaya. Saat masa kampanya NU tahun 1955 . Kyai As’ad pernah turun jalan hanya dengan beberapa pengurus NU. Waktu awal turun jalan Kyai As’ad hanya ditemani oleh beberapa orang, tapi tidak lama kemudian masyarakat Surabaya tahu kalau yang turun jalan di depan KHR. As’ad spontanitas masyarakat juga ikut turun jalan berbondong-bondong mengikuti hingga ribuan orang. Kejadian itu membuat saya heran karena tanpa perencanaan yang matang dan itu kejadian yang spontan, Kyai As’ad mampu mengumpulkan massa untuk kampanya NU, tutur Kyai Khalid Mawardi.
Dan yang sangat mengagumkan lagi peran KHR. As’ad saat Munas dan Muktamar NU 1983-1984. Kyai As’ad ditunjuk sebagai formatur tunggal dalam menyelesaikan kemelut NU. Muktamar NU di Situbondo telah membawa Khitthah NU sesuai dengan harapan para pendirinya. Karena NU ini dari dulu pasti reaktif terhadap situasi dan kondisi keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan. (HMS)
Jakarta, 14 April 2014.