AGAR RAMADHAN SEMAKIN MENAMBAH SEMANGAT DAKWAH
Tahu sendiri kan adek-adek bagaimana keadaan masjid kita bulan Ramadhan? Antara malam ke 1 hingga malam ke 7 Ramadhan luar biasa ramainya. Tapi setelah itu? Keramain berbalik, bukan lagi di masjid tapi dipasar-pasar untuk belanja kebutuhan lebaran. Lebih disayangkan lagi tak jarang walau di pasar sebagian anak muda makan dan minum bebas tanpa rasa bersalah.
Seolah sebagian kaum muslim tak ada bedanya berada dalam bulan Ramadhan dengan bulan lainnya. Entah itu dalam masalah ibadahnya, masalah pergaulan dan masalah hukum. Lihatlah, pergaulan dan pakaian selama Ramdahan tidak ada bedanya sebelum dan sesudah. Aurat wanita tetap diperlihatkan di tempat umum. Tanpa merasa rugi anak muda pacaran di bulan berkah. Bahkan sampai boncengan sambil pelukan erat-erat di atas motor. Hmmm..jika ditempat umum saja sudah begini, apalagi ditempat khusus. Sudah…!!! Tidak perlu dibayangin, saya cuma ingin mengatakan bahwa ini adalah MASALAH.
Di bulan Ramadhan ini juga para penegak hukum tak sadar-sadar. Seolah tindak kriminal seperti ladang bisnis yang bisa mendatangkan uang sebanyak-banyaknya bagi para oknum penegak hukum. Televisi di bulan Ramdhan berusaha tampil “agak Islami” sayangnya terjebak dengan pemikiran sekularisme, bahwa seolah Islami Ccuma Ramadhan setelah itu jangan bawa-bawa agama akhirnya tayangan kembali seperti biasanya. Tayangan maksiat menghiasi layar kaca masyarakat Indonesia.
Lalu bagaimana harusnya sebagai pemuda muslim? Tidak cukup rasanya hanya mengucapkan “istighfar” menyaksikan realitas buruk di depan mata. Bayangin adek-adek, jika kamu sebagai muslim diam saja, maka bagaimana sikap kamu suatu saat nanti berdiri di hadapan Allah SWT mempertanggungjawabkan diamnya kamu ditengah banyaknya maskiat? Padahal Allah Swt sudah mengingatkan :
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apapun yang ada pada suatu kaum hingga kaum itu merubah sendiri apa yang ada di dalam diri mereka.”
Allah SWT dalam surat Ar Ra’du ayat 11 sangat jelas memerintahkan kamu sebagai muslim merubah keadaan buruk yang da dihadapan mata agar sesuai dengan Islam. Artinya Allah SWT tidak meridhai sikap diam terhadap kondisi yang penuh kemungkaran. Maka jadilah muslim yang bertanggung jawab, pada penciptanya dengan tidak diam ditengah maskiat saat ini. Dengan berupaya bersama bedakwah ditengah-tengah tengah masyarakat.
Berdakwah dengan mengajak dan menghimbau teman-teman kembali di jalan Islam hingga mereka keluar dari kegelapan penuh maksiat menuju cahaya Islam. Dakwah disini bukan berarti hanya ceramah agama atau berbicara secara langsung pada sahabat-sahabat adek-adek agar menjauhi maksiat.
Tapi dakwah juga dengan perbuatan. Sebab dakwah bisa berupa “lisanul hal” (bahasa perbuatan) dan “lisanul maqol” (bahasa perkataan). Dengan berusaha memberikan contoh pada sahabatmu, memulai dengan menutup aurat sejak sekarang, menjaga pergaulan, juga rajin ke masjid. Jika ini kamu sudah melakukannya sungguh sudah bagian dari dakwah.
Allah SWT berfirman:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang sholih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. 41:33)
Nah mumpung ini bulan Ramadhan, mari tingkatkan kualitas diri dengan mengamalkan ilmu Allah dan juga belajar Islam. Juga menyampaikan ilmu yang kita dapatkan pada orang lain agar, kita tidak termasuk orang diam ditengah kemungkaran, sehingga Islam kembali tegak di muka bumi ini.
Sumber : Gaul Fresh