Jaga diri, jaga hati
Witing tresno jalaran seko kulino. Itulah pepatah jawa yang sudah familiar ditelinga kita. Rasa cinta muncul karena terbiasa. Namun, keadaan saat ini sudah terlalu jauh menjurus pada kemasiatan. Kebiasaan yang dulunya dianggap tabu, sekarang malah tak ada rasa malu. Dimana kita sering jumpai, diberbagi tempat banyak orang saling memadu kasih. Tak lagi ada risik, bahkan itu ditempat umum sekalipun.
Keadaan yang sungguh memprihatinkan. Iman yang kuat jika terus dalam kondisi seperti ini lambat laun akan mudah terbawa arus. Maka, penting bagi umat muslim agar selalu bertahan dengan keadaannya untuk menjomblo. Minta pada Allah agar dikuatkan iman ini, karena fitnah bagi sang jomblo sangatlah kejam.
Inilah kekejaman dunia akhir jaman yang dulunya sangt dihindari sekarang menjadi hal biasa untuk dijalani. Bahkan jangan heran jika anak muda yang tak memiliki pacar malah dianggap ga normal dan aneh. Ekstrimnya malah dibilng ada jelainan jenis, mungkin dibilabg gay, lesby atau semacamnya.
Kekuatan iman emang harus dibangun untuk melawan keadaan yang serba bebas. Tanpa batas dan bebas untuk beasas, beralasan sesukanya. Akal sudah menjadi segalanya, syari’at Allah yang lagi digubris, atau bahkan menjadi pedoman. Kemaksiatan semakin menjadi jadi, dari pemerintah Allah sudah jadi sampah masa lalu. Dunia telah berubah semenjak manusia tak menggunakan akal untuk menggunakan syari’at sebagai pedoman.
Dikala kemaksiatan sudah meraja lela, maka jangan heran jika kelak Allah mengirimkan kasih sayangny lewat benca dan musbah. Karena kemaksiatan yang sudah dianggap biasa, membuadaya dilingkuangan umat muslim. Maka, selemah-lemahnya iman seorang muslim ia akan benci dengan keadaan seperti ini.
“Jika pezinaan sudah menjadi hal biasa disuatu negri, maka sama artinya penduduk negri tersebut mengahalalkan azab Allah atas dirinya.”
Hidup dengan keadaan dijaman ini tidah mudah. Dengan fitnah yang kian meraja rela. Taat syari’at aja dianggap sesat, ga pacaran aja dianggap ga normal, sungguh terlalu. Iman dihati kini yang menjadi satu-satunya harapn untuk kekuatan seorang muslim, dengan berbagai macam iming-iming kesenangan akan hubungan dalam pacaran.
Kuatkan iman dan hati, jaga diri hingga nanti. Ketika jodoh yang dinanti sudah siap untuk datangi wali. Ijin menikahi adalah segalanya untuk menepati cinta sejati, cinta antar suami istri dan Allah sang pemilik hati.
Tanpa iman, layaknya kita seperti buh dilautan, bagai sampah yang diterbangkan angin.hanya mengikuti arus dan kondi masyarakat yang ada, yang serba mengutamakan kesenangan dunia.
Sahabat, kekuatan iman dan taqwa adalah satu-satu nya kekuatan untuk dapat menjalani ini semua. Tanpa itu kita akan mudah terjun bebas dalam lembah kemaksiatan. Ya, kemaksiatan yang saat ini sudah mendarah daging pada tubuh ummat muslim.
Maka, selain iman dan dan taqwa kita juga butuh benteng yang lain berupa ilmu. Karena ilmu sangat penting untuk membentengi diri dari tawaran-tawan kemaksiatan yang silih berganti mendatangi. Kuatkan kuatkan ilmu agama, pelajari islam lebih dalam. Mengajilah dari orang yang berimu, orang yang layak untuk kita berguru padanya.
Tak cukup hanya mencari limu, maka amalkanlah ilmu itu. Sampaikan meski hanya satu ayat, meski itu yang baru dipahami. Karena ilmu tanpa amal bagai pohon tanpa buah, percuma.
Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi yang lain, saing menasihati dalam kebaikan. Bersabar dalam ketaqwaan, karena akan banyak yang kita peroleh dari buah kesabaran, yang paling utama adalah ridha dari Allah.
Berdakwahlah, sampaikan kebenaran yang kamu pahami. Jangan hanya diri sendiri yang paham, ajaklah orang yang disekeliling kalian untuk dapat menerima indah nya bersyari’at, muslim yang taan, tentunya mengingikan yang lain bisa merasakan apa yang dirasa, berupa kemuliaan jika menjalakan aturan yang telah Allah turunkan.
Sumber : Gaul Fresh