Pemerintah Mesti Belajar dari Tragedi di Tolikara
Insiden pembakaran masjid di Tolikara saat umat Islam sedang menjalankan shalat idul fitri menjadi pembelajaran yang sangat berarti bagi semua pihak, terutama pemerintah. Badan Intelejen Negara (BIN) sudah harus bergerak melakukan deteksi dini sebelum kasus serupa terjadi.
“Ini menjadi pembelajaran bagi kepala BIN yang baru Sutiyoso, agar lebih melakukan deteksi dini sebelum kasus itu terjadi,” kata KH Zaim Ahmad Ma’soem, pengasuh Pondok Pesantren Kauman, Desa Karang Turi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kiai yang akrab dipanggil Gus Zaim ini berpendapat, jika setiap pokok permasalahan disikapi sejak dini, kasus seperti Tolikara tidak perlu sampai terjadi. Selain BIN, pejabat setempat bersama lapisan masyarakat juga harus bisa membaca situasi. Peranan para pemuka agama juga dinilai amat penting diperhatikan.
“Generasi sekarang harusnya tinggal melanjutkan warisan kerukunan secara turun temurun. Kita harus bisa menyikapi setiap isu yang berkembang di masyarakat, bersama dengan pejabat pemerintah dan aparatur negara dengan berdampingan bersama dengan para pemuka atau tokoh agama,” ujarnya.
Gus Zaim juga mengajak kepada segenap lapisan masyarakat agar tidak mudah terpancing terhadap setiap isu yang mengatasnamakan agama. Bisa jadi kerusuhan dipicu masalah kesejahteraan ekonomi masyarakat yang masih rendah.
Dalam hal ini tentu menjadi PR bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan perhatian kepada warga di daerah terpencil, seperti di Papua. Kalau angka kemiskinan bisa ditekan, Gus Zaim menilai akan lebih mudah mencegah potensi konflik.
(NU Online)