Ajaran Syi’ah dan Wahabi yang semakin hari semakin masuk ke wilayah kaum NU, membuat kaum NU sangat merasa terganngu. Karena khawatir ajaran Syi’ah dan Wahabi berhasil merubah, merusak dan menghancurkan akidah kaumnya sendiri. Kekhawatiran ini dirasa bagi orang yang akidahnya masih lemah.
Nah, beberapa hari yang lalu, Teuku Wisnu yang ditengarai sebagai pengikut wahabi, pasalnya karena telah berfatwa bacaan fatihah untuk mayit dianggap tidak sampai dan itu bid’ah.
Dari kasus tersebut, kini kaum NU merasa sakit hati. karena fatwa tersebut telah mencederai akidah NU. Dengan demikian, kaum NU menanggapi dengan cara beranika ragam. Untuk sementara ini, kaum NU menanggapi dengan pendapat, argument, serta dalil-dalinya. Demikian tanggapan bagi yang memiliki ilmu dan mengerti Islam. Tapi, bagi mereka yang tak memiliki ilmu dan tak mengeri Islam ditambah lagi sakit hati, mereka menanggapi dengan kata-kata yang sama sekali tidak pernah diajarkan Nabi. Mereka malah mencaci dan memaki. Padahal Nabi tidak pernah menanggapi orang yang tidak sepaham dengan beliau dengan kata-kata yang bejat.
Kaum NU yang menanggapi mereka dengan kata-kata olokan, cacian, ejekan dan lain sebagainya, diharap tidak perlu lagi menggunakan cara yang bejat. Cukup mereka yang hanya mengaku dirinya sebgai pengikut sunah Nabi. Sementara kaum NU sebagai orang yang tidak hanya mengaku, bahkan sebagai orang yang mengamalkan sunah Nabi.
Tapi sebenarnya, jika kaum NU menanggapi kehadiran Wahabi dan Syi’ah denganpositif; logika yang peka dan hati yang terbuka, kaum NU akan bersyukur. Sebab, dengan kehadiran Syi’ah dan Wahabi, kaum NU akan mengoreksi, mempelajari, dan lebih serius menjalani ajarannya sendiri. Dengan begitu, akidahnya akan lebih kokoh; tidak gampang diganggu bahkan mustahil dihancurkan oleh kelompok lain.
Artinya, orang-orang awam yang masih belum betul-betul mengetahui tentang akidahnya sendiri, mereka akan belajar karena khawatir akidahnya digoyahkan oleh kelompok lain. santri dan alumni pesantren akan lebih giat mempelajari kita-kitabnya karena kahwatir ada kelompok lain yang akan mempertanyakan tentang akidahnya sendiri. Dan, para tokoh masyarakat akan lebih fokus melayani masyarakat agar tidak gampang diganggu oleh kelompok lain.