Kenikmatan Sebuah Kemaksiatan

0
375

Ada saatnya orang yang sering melakukan maksiat akan kehilangan kenikmatan dalam kemaksiatan itu sendiri. Namun di saat yang sama ia merasa sulit keluar dari jerat-jerat kemaksiatan itu karena telah menjadi kebiasaannya.

Tiga Amalan yang Akan Menjadi Syafaat di Hari Kiamat

Semua itu disebabkan oleh kenikmatan fisik manusia di dunia ini yang memiliki batas maksimal. Apabila batas maksimal itu telah tercapai maka manusia akan mengalami titik jenuh. Pada titik jenuh itulah banyak orang dilanda kegelisahan yang amat dahsyat. Ia merasa kehilangan sesuatu yang amat berharga dalam hidupnya. Ada yang kemudian menyesal lalu kembali, namun tak jarang yang kemudian tersesat sampai mati. Wal ‘iyadzu billah.

Sebaliknya, orang-orang yang tenggelam dalam lautan ibadah telah mendapatkan surga sebelum surga yang hakiki. Jasad-jasad mereka tersiksa di dunia tapi hati-hati mereka terbang melayang menikmati alam yang penuh keindahan dan kenikmatan. Jiwa mereka tak sadarkan diri dengan segala beban dan siksaan yang mendera jasad. Salah seorang di antara mereka membocorkan rahasia itu, “Seandainya para raja merasakan apa yang kami rasakan, pasti mereka akan merebutnya meskipun harus dengan pertempuran.”

Sungguh indah nasehat ulama:

أخي الكريم: إن جنة المؤمن في الدنيا في صدره، وإن عاش فقيراً سجيناً، وفي الآخرة جنته في روحه وبدنه. وإن نار الكافر في الدنيا في قلبه، وإن عاش في نعيم المال والسلطان، وسائر متع الدنيا، وفي الآخرة ناره في روحه وبدنه. أخي الكريم: لذة الدنيا وشهواتها فانية، يسبقها تعب وجهد في تحصيلها، ويعقبها ألم وحسرة وضيق بعد المتعة بها.

“Wahai saudaraku yang mulia, sungguh surga seorang mukmin di dunia ini terletak di dalam dadanya, meskipun ia hidup miskin dalam penjara. Di akhirat nanti, surganya berada di dalam jiwa dan raganya.

Dan sungguh neraka orang kafir di dunia ini terletak di dalam hatinya, sekalipun ia hidup dalam kenikmatan harta dan tahta serta seluruh kenikmatan dunia. Di akhirat nanti, nerakanya berada di dalam jiwa dan raganya.

Wahai saudaraku yang mulia, kenikmatan dan kelezatan dunia ini hanyalah sebentar saja dan fana. Sulit dan melelahkan untuk meraihnya tapi sakit dan menyiksa di akhirnya.”

Tapi sayang seribu sayang, penyesalan selalu datang di akhir waktu. Di saat segalanya sudah tidak berlaku. Ia selalu hadir saat segalanya telah berakhir.

Amatlah bodoh orang yang tidak mengetahui hakikat ini. Lebih bodoh lagi orang yang tahu tapi tidak lantas bangkit, bergerak dan mengambil sikap yang tepat.

Semoga Allah membimbing kita untuk tetap di jalan-Nya sampai ajal menjemput kita. Aamiin.

Sumber : Santri.net

Tinggalkan Balasan