Pada tanggal 3-5 November 2015, saya HM Misbahus Salam dan Syarifuddin Muhammad diutus oleh Internasional Confetence Of Islamic Scholar (ICIS) untuk mengikuti acara World Islamic Economic Forum (WIEF) ke 11 di Kuala Lumpur Convention Centre Malaysia. Dalam acara itu dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an, dan sambutan dari Pengurus WIEF, Tun Musa Hitam.
Tun Musa Hitam menyampaikan acara WIEF ke 11 ini dihadiri oleh 23 pemimpin negara, personality atau Menteri. Ada sekitar 3.069 delegasi dari 98 negara Islam, dan 253 pelaku ekonomi dunia, baik industri, perbankan, dan komunity perdagangan.
Acara diresmikan oleh Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Najib Razak. Dalam sambutannya Najib Razak mengatakan bahwa WIEF ini bukan politik dan tidak terperangkap dalam gerakan Islam kritikal atau radikal. WIEF ini membicarakan kerjasama ekonomi dan sebagai alat atau pelantara mewujudkan kemajuan pembangunan ekonomi dan merapatkan jurang antara dunia Islam dan bukan Islam.
Kemudian acara 11 Th WIEF ini di lanjutkan dengan presentasi dari para pemimpin negara yang di moderatori langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Najib Razak. Para pemimpin negara yang tampil dalam pleno pertama antara lain ; Presiden Bosnia Herzegovina, Perdana Menteri Azarbaijan, Menteri Ekonomi Kamboja, Wakil Presiden IDB Arab Saudi, Presiden Republik Gabonese, Presiden Ruwanda dan Presiden Gana.
Ada pernyataan dari Presiden Bosnia Herzegovina, Dragan Covic bahwa perang yang melanda negara pada tahun 1992 – 1995 mengakibatkan perekonomian negaranya tersendat. Tidak hanya itu 28,6 persen tenaga ahli di negaranya bermigrasi ke negara lain. 85 persen pemegang master dan 75 persen doktor menghilang dari negara Bosnia.
Oleh karena itu Dragan mendukung upaya kerjasama multinasional dalam mensukseskan Sustainable Development Goals (tujuan – tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs yang disepakati oleh oleh193 anggota sidang PBB dengan 17 agenda yang ditargetkan tercapai 2030, diantaranya ; Pemerataan kesejahteraan, mengatasi kemiskinan, buta aksara dan pengangguran.
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Presiden Development Bank Ahmed Muhammed Aly, 60 persen konflik menjadi faktor penyebab negara negara Islam lambat mendorong kemajuan perekonomian mereka.
Sebagian besar negara negara timur tengah menghadapi masa sulit, seperti Irak, Suriah, Libya, Mesir, Yaman dan lainnya. Konflik menyebabkan jutaan umat Islam mengungsi. Sebanyak 90 persen dari 60 juta total pengungsi penduduk dunia saat ini adalah umat Islam. Mereka masih sulit keluar dari krisis.
IDB berupaya bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengatasi konflik dan menyelesaikan krisis kemanusiaan akibat perang berdarah tersebut. Dalam waktu dekat konferensi kemanusiaan internasional kembali akan digelar di Turki yang mengagendakan resolusi konflik dan pasca konflik.
Pertemuan pemimpin negara negara Islam di ajang WIEF ke 11 di Kuala Lumpur Malaysia ini menyimpulkan beberapa agenda penting diantaranya ; Penguatan lembaga finansial Islam, Mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah mikro (UMKM), dan pembiayaan syariah untuk industri – industri kecil menengah demi kemajuan ekonomi dunia.
Wallahu a’lam
Malaysia, 5 November 2015
Penulis HM. MISBAHUS SALAM
DELEGATE INTERNASIONAL CONFERENSI ISLAMIC SCHOLAR (ICIS).