Belakangan ini, warga Indonesia diramaikan dengan penyebaran virus corona yang dimulai dari Wuhan, Cina. Warga dunia pun ikut mengantisipasi penyebaran virus tersebut. Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai darurat international.
Pemerintah Wuhan, Cina mulai mengambil langkah khusus terkait dengan penyembuhan virus corona. Salah satu langkah tersebut adalah dengan membangun rumah sakit corona yang diberi nama Huoshenshan atau ‘Fire God Mountain’ dan Leishenshan atau ‘Thunder God Montain’.
Pembangunan rumah sakit tersebut sangat cepat dan kabarnya tersebar di berbagai media dunia. Pasalnya, dua rumah sakit yang dibangun khusus untuk pasien terjangkit virus corona tersebut dibangun secara kilat. Bahkan, Huoshenshan yang mulai dibangun pada (23/1/2020) telah rampung dibangun pada Minggu, (2/2/2020) dan mulai menerima pasien pada (3/1/2020).
Bisa disimpulkan, rumah sakit yang memiliki luas 25 ribu meter persegi tersebut bisa dioperasikan setelah melalui proses pembangunan super kilat yaitu hanya 10 hari saja. Padahal, otoritas setempat mengatakan bangunan serupa pada umumnya membutuhkan waktu pembangunan hingga 2 tahun lamanya.
Tak hanya itu, para insinyur dan ahli konstruksi lainnya bekerja keras hanya dengan rentang waktu yang sangat terbatas. Hal ini sebagaimana dikutip dari mothership.sg, mereka membuat rencana pembangunan hanya dalam waktu lima jam, dan konsep perancangan selama 24 jam.
Pembangunan dilaksanakan oleh 7.500 orang pekerja dengan menggunakan sebanyak 800 peralatan operasi secara bersamaan. Uniknya proses pembangunan rumah sakit tersebut dapat disaksikan oleh warga secara online. Meskipun sempat mengalami kendala seperti sulitnya mengatur akomodasi dan fasilitas para pekerja, namun pembangunan rumah sakit masih tetap berlangsung.
Usut punya usut, ternyata arsitek pembangunan rumah sakit corona tersebut pernah bersekolah di Jember, Jawa Timur, Indonesia. Sosok tersebut adalah Profesor Huang Xiqiu. Hal ini sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman Tribunnews bahwa, Huang Xiqiu adalah satu dari tim arsitek yang mendesain pembangunan rumah sakit khusus pasien Virus Corona di Wuhan, China.
Huang Xiqiu diketahui lahir di Jember pada 1941, dan tinggal bersama keluarganya di daerah Pecinan Jember, di kawasan Tempen, seputaran Pasar Tanjung, Jember.
“Orang tuanya sudah meninggal. Adiknya, yang saya tahu ada dua orang juga menyusul dan tinggal di Tiongkok. Prof Huang Xiqiu itu memang pernah tinggal di Jember, sekolah sampai SMP di Jember,” terang Iwan Natawidjaja, tokoh warga Tionghoa di Jember.
“Bahkan kelahiran Jember, kalau dia lahir tahun 1941. Saya memang tidak pernah ketemu dia, tapi saya mengajar dua orang adiknya waktu di Chung Hua,” lanjut Iwan.
Menurut Iwan, jika dirinya pernah menjadi guru di sekolah Chung Hua Xue Xiao. Dalam bahasa Mandarin, Xue Xiao berarti sekolah sedangkan Chung Hua berarti Tionghoa. Sehingga jika digabungkan, Chung Hua Xue Xiao berarti sekolah untuk warga Tionghoa di Jember.
Sekolah tersebut juga dikatakan menjadi tempat Huang Xiqui belajar ketika masih tinggal di Jember. Sekolah yang sudah menjadi kompleks Pertokoan Mutiara di Jl Diponegoro, Jember tersebut telah tutup sejak 1966. “Saya mengajar di situ sejak tahun 1959 sampai ditutup tahun 1966,” terang Iwan.
Lebih dari itu, Iwan Natawidjaja menunjukkan artikel yang memuat profil Prof Huang Xiqiu, arsitek yang mendesain pembangunan RS khusus pasien virus corona di Wuhan, Tiongkok. Iwan kemudian menunjukkan tim surya.co.id koran berbahasa Mandarin yang terbit 5 Februari 2020.
Dalam koran tersebut dirinya menyuguhkan profil Prof Huang Xiqiu yang disebut sebagai arsitek yang mendesain pembangunan RS khusus pasien Virus Corona di Wuhan. Tak hanya menunjukkan foto Huang Xique, Iwan juga mengalihbahasakan artikel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Dengan bukti koran tersebut, Iwan membenarkan jika arsitek yang turut membangun RS khusus Virus Corona di Kota Wuhan, Tiongkok, adalah Prof Huang Xiqiu yang lahir di Jember, dan bersekolah di Chung Hua Jember.(Laduni)