Hidup Sehat dengan Positive Thinking

0
684

Semua orang mendambakan hidup sehat. Bagaimana tidak? Dengan sehat, dalam keadaan apapun diri kita terasa nyaman; ketika duduk, berdiri, berjalan, dan tidur. Melakukan berbagai aktifitas akan terlaksana dengan mudah, lancar, dan baik; ketika melakukan aktifitas yang ringan, seperti pekerjaan rumah, bahkan aktifitas yang berat pun akan gampang dilakukan.

Banyak orang mengatakan sehat itu mahal. Hal ini terbukti saat kita mulai merasa sakit, kita perlu mengeluarkan uang yang cukup. Bahkan ketika kita memiliki penyakit yang parah, kita harus menguras kocek lebih dalam, demi biaya pengobatan agar lekas sembuh. Tidak sedikit orang yang sakit tidak bisa membiayai pengobatannya, karena harus mengeluarkan uang yang sangat banyak. Ketika seperti inilah, kita merasakan bahwa sehat itu mahal. Kendati demikian, alangkah lebih baiknya jika kita menjaga kesehatan agar tidak sakit. Bukankah ada pepatah yang mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati? Dalam qaidah fiqhiyyah juga disebutkan

اَلْمَنْعُ أَسْهَلُ مِنَ الرَّفْعِ

“mencegah itu lebih mudah dari pada menghilangkan”

Oleh sebab itu, kita harus selalu aktif menjaga kesehatan. Mulai dari mangatur jadwal makan, menu makanan tidak sembarangan dan cukup, membersihkan tubuh kita, dan mengatur kerja kita agar tidak sampai melelahkan yang dapat membuat tubuh kita benar-benar lemas, bahkan kita harus mengatur kapan kita istirahat yang tepat dan cukup. Terlalu banyak kerja, kesehatan kita akan terancam. Terlalu banyak istirhat, kesehatan kita tidak stabil. Kita harus cerdas mengatur kadar aktifitas kita.

Dari sekian pola penjagaan kesehatan di atas, ada satu hal yang lebih berperan dalam pembentukan stabilitas kesehatan tubuh kita, yaitu positive thinking. Hanya segelintir manusia yang menyadari betapa pentingnya peran positive thinking bagi tubuh. Seringkali kita terbawa emosi ketika berhadapan dengan suatu masalah sehingga akal pikiran kita menjadi kacau dan terkalahkan. Padahal, jika kita selalu positive thinking atau berprasangka baik, banyak nilai positif  yang dapat diterima, terlebih oleh tubuh kita. Sebab dengan begitu, secara tidak langsung kita telah menggunakan terapi kejiwaan yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Positive thinking yang akan mempengaruhi kesehatan tubuh kita yang dimaksud disini adalah positive thinking atau prasangka baik dalam segala hal, baik suatu kejadian, masalah, seseorang, atau sesuatu yang buruk menurut akal. Banyak orang menafsiri bahwa positive thinking hanya tertuju pada seseorang. Padahal, tak selamanya harus ditafsiri demikian. Sebab, perintah yang datang pada kita tak hanya perintah untuk berprasangka baik pada setiap orang. Namun, kita juga diperintahkan untuk selalu berprasangka baik pula terhadap setiap sesuatu, baik yang telah, sedang, atau mungkin masih akan terjadi. Dengan begitu, berarti kita telah berprasangka baik kepada Allah yang Maha Kuasa, Penentu segala sesuatu. sebagaimana Hadits qudsi menyatakan,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku”

Substansinya, Allah akan mengabulkan setiap prasangka seseorang terhadap sesuatu. Sebab secara tidak langsung, ketika seseorang mulai berprasangka terhadap sesuatu yang terjadi atau akan terjadi merupakan suatu harapan baginya. Tak jarang kita berprasangka buruk terhadap suatu kejadian terlebih saat itu tengah berlangsung. Padahal, kita tak pernah tau bahwa sebenarnya Allah menyimpan kebaikan yang menurut kita itu adalah hal terburuk bagi kita. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam firmanNya dalam surah Al Baqarah ayat 216:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

Siapapun yang mau berprasangka baik, sejatinya ia telah terjamin tidak akan merasakan rugi sedikitpun sekalipun nantinya ia akan salah. Bahkan, ia akan menerima sejuta reaksi positif yang nyata. Diantara reaksi positif yang dapat dibuktikan adalah mudah untuk berfikir jernih, ketenangan jiwa serta rentan terserang penyakit terutama penyakit jantung dan hati. Para pakar kesehatan Amerika mengatakan bahwa terapi kejiwaan dapat mengobati penyakit kanker saat ini.

Penyakit yang menimpa tubuh kita terbagi menjadi dua. Pertama, adakalanya disebabkan oleh aspek kejiwaan sehingga perlu terapi kejiwaan semisal kegilaan. Gila merupakan suatu penyakit yang berasal dari kejiwaaan. Sehingga, untuk memulihkannya dibutuhkan pengobatan melalui terapi kejiwaaan. Kedua, adapula yang berasal dari luar aspek kejiwaan. Namun, untuk pengobatannnya juga diperlukan pengobatan melalui terapi kejiwaan. Contohnya penyakit jantung, hati, dan kanker. Beberapa penyakit ini merupakan bagian dari ragam penyakit yang berasal dari luar aspek kejiwaan. Sehingga pengobatan medis belum dianggap cukup untuk menanganinya tanpa diadakan pengobatan melalui terapi kejiwaan.

Banyak pasien yang pergi ke dokter dalam keadaan mampu untuk berjalan. Namun, sepulangnya dari tempat praktek malah tak berdaya sehingga ia harus ‘digotong’ karena divonis terserang penyakit ganas dan sedikit peluang untuk sembuh. Jika dikaji ulang, sebenarnya pasien tersebut menjadi tak berdaya karena pikirannya telah terpengaruh dengan kata-kata negative, Anda telah terserang penyakit ganas dan sedikit kemungkinan bagi anda untuk sembuh. sehingga ia akan terus berfikir bahwa ia akan sulit untuk disembuhkan. Namun, setelah menjalani pemeriksaan yang kedua kalinya kepada dokter yang berbeda, dan mendengar bahwa hasil pemeriksaan pertama salah, seketika ia bergembira dan membaik. Tak sedikitpun ia merasakan sakit seperti yang dikatakan dokter pertama. Dari sini disimpulkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan atau sesuatu yang tengah menimpa kita merupakan efek dari apa yang sedang kita pikirkan.

Sebenarnya, negative thinking berasal dari rasa cemas yang tak kunjung usai. Selalu khawatir akan sesuatu yang sebenarnya tak terlalu penting untuk dikhawatirkan. Dan hal ini tanpa disadari justru akan mempengaruhi langkah-langkah hidup kita dikemudian hari. Setiap langkah kita berdasarkan kapasitas kita dan sementara kapasitas kita bergantung pada kapasitas berpikir  kita. Baik buruk hidup kita semua tergantung pada bagaimana cara kita untuk berpikir. Seorang yang besar menjadi besar karena baiknya cara berpikir mereka. Namun, bukan berarti hal ini menutup peluang bagi seorang yang terlihat ‘biasa saja’ untuk menjadi seorang yang besar. Sebab, tak sedikit orang yang dianggap biasa saja disekitar kita menjadi besar karena siapa sangka mereka juga memiliki think atau ide-ide yang briliant.

Oleh sebab itu, baiknya kita meluruskan gaya berfikir kita sejak detik ini untuk mengubah kapasitas hidup agar mejadi lebih baik dan sehat bebas penyakit. Ok?! Good luck… (Author:Bintu Ahmad,Img: bubblews)

Tinggalkan Balasan