Nesehat Syaikh Abdul Qadir Jailani pada Orang yang Syok

0
562

Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata: Jika engkau bertemu dengan seseorang maka engkau harus berpikir positif dengan menduga dia memiliki keuatamaan yang lebih tinggi darimu, seraya berkata, barang kali dia lebih baik dariku di sisi Allah.

Jika engkau betemu dengan anak kecil, maka engkau harus menduga bahwa anak itu belum pernah melakukan maksiat, sementara engkau sungguh telah melakukan maksiat. Jadi, dia pasti lebik baik dariku.

Jika bertemu dengan seserorang yang lebih tua darimu, maka engkau harus menduga bahwa dia lebih dulu melakukan ibadah kepada Allah dari pada aku.

Jika engkau bertemu dengan orang yang ‘alim (pintar ilmu agama), maka engkau menduga bahwa dia mengetahui tentang apa-apa yang tak engkau ketahui dan dia beramal dengan ilmunya.

Jika engkau bertemu dengan orang yang bodoh, maka engkau harus menduga bahwa dia melakukan maksiat dengan/karena kebodohannya sementara engkau melakaukan maksiat dengan pengetahuanmu.

Jika engaku bertemu non muslim, maka engkau harus menduga bahwa barang kali dia masuk islam di akhir hidupnya dan mati dengan membawa amal baik. Dan barang kali engkau kafir di akhir hayatmu dan mati dalam keadaan beramal buruk. (Nashaihu al-‘Ibad/Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawy)

Analisa

Sebelum membahas tentang Nasehat Syaikh Abdul Qadir Jailani di atas, dianggap perlu menjelaskan tentang kata syok terlebih dahulu. Dalam KBBI kata syok memiliki arti: 1 sangat menarik hati; indah sekali; 2 sangat tertarik hatinya; sangat suka (akan); 3 berlagak (kaya, tahu, dsb); berpura-pura. Dari tiga arti tersebut, mungkin yang pas dalam pembahasan ini adalah arti yang ketiga. Dan juga, karena kata syok pada lumrahnya dimaksudkan arti yang ketiga.

Memang sungguh sangat benar apa yang dinyatakan oleh syaikh Abdul Qadir Jailani tersebut, seseorang harus memiliki pikiran positif pada orang lain, terutama tentang keutamaan di sisi Allah. Mentang-mentang dirinya merasa sudah menjalani ajaran Allah dengan baik, lantas memandang orang lain jelek atau buruk.

Sebenarnya, orang yang merasa dirinya benar sendiri, dia adalah orang yang syok. Orang yang syok itu kondisinya masih berpura-pura. Artinya, meskipun dia sudah menjalani ajaran Allah tetapi dia masih memandang orang lain jelek atau buruk di sisi Allah, dia belum sampai pada hakikat ajaran Allah. Jika memang dia sudah sampai pada hakikat ajaran Allah, dia tidak akan memandang orang lain buruk atau jelek, sebagaimana Syaikh Abdul Qadir Jailani. Beliau adalah hamba Allah yang tidak hanya menjalani ajaran Allah dengan baik, bahkan beliau sudah sampai pada hakikat ajaran Allah. Oleh sebab itu, kepada orang lain, beliau sama sekali tidak memandang buruk atau jelek, karena setiap orang pasti memiliki keutamaan tersendiri dan itu hanya diketahui oleh Allah.

(img: google)

Tinggalkan Balasan